Di tengah situasi krisis Ukraina dan Rusia yang makin memanas, Wakil Menteri Energi Rusia, Evgeny Grabchak, tengah mempertimbangkan secara serius tentang potensi Rusia yang memiliki kekayaan energi untuk menjadi hub penambangan kripto. Dengan demikian, mereka bisa memerangi sanksi ekonomi yang terus meningkat. Grabchak bahkan ingin memperkenalkan sebuah kerangka kerja legal untuk tambang kripto.
Grabchak mengumumkan dalam sebuah laporan TASS pada tanggal 26 Maret 2022 bahwa kondisi penambangan kripto yang kurang jelas di mata hukum (legal vacuum) perlu diluruskan. Ia juga menyinggung tentang potensi wilayah untuk lokasi penambangan kripto dengan menggunakan jaringan listrik yang tidak terbebani.
“Kondisi hukum yang kurang jelas membuat regulasi dan penetapan aturan yang jelas terhadap area ini menjadi sulit. Kondisi seperti ini perlu disingkirkan sesegera mungkin. Jika kita ingin terlibat dalam aktivitas ini, maka kita tidak punya pilihan lain dalam situasi sekarang, kita harus mengenalkan regulasi hukum, menambahkan konsep penambangan [kripto] ke dalam kerangka kerja regulasi,” ujarnya.
RUU Baru Buka Potensi untuk Penambangan Kripto Rusia
Di bulan Februari 2022, Kementerian Keuangan Rusia membuat konsep RUU terkait regulasi kripto. Konsep RUU ini “membukakan pintu” bagi kemunculan proyek percontohan di industri tambang kripto, terlepas dari adanya seruan bank sentral Rusia untuk melarang aset kripto.
Dalam rumusan konsep RUU tersebut, mereka mendefinisikan penambangan kripto sebagai “ditetapkan sebagai sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan aset kripto.” Meski pada kenyataannya, proses penambangan kripto sendiri adalah cara node di jaringan Bitcoin berkompetisi satu sama lain demi mendapatkan kesempatan untuk memvalidasi blok transaksi dan menghasilkan bitcoin baru.
Putin Sebut Rusia Memiliki Keunggulan Kompetitif
Di bulan lalu, Presiden Vladimir Putin mengakui risiko penambangan kripto seperti yang diutarakan oleh Kementerian Keuangan Rusia. Tetapi, kemudian menarik perhatian pada energi yang melimpah dan tenaga kerja terampil di negaranya sebagai keunggulan kompetitif yang melebihi permintaan energi yang tinggi.
Sementara itu, negara tetangga Rusia di bagian barat, Belarusia, mengatakan di bulan Januari 2022 lalu bahwa mereka akan tetap mempertahankan aturannya saat ini.
Per Januari 2022, Rusia menempati peringkat ketiga dunia dalam hal kekuatan komputasi penambangan kripto secara kolektif atau yang kita kenal sebagai hashrate.
Minggu lalu, Ketua Komite Energi Rusia, Pavel Zavalny, mengusulkan untuk memperkenalkan Bitcoin sebagai metode pembayaran dalam kegiatan ekspor energi ke negara-negara pro Rusia. Usulan Zavalny tersebut muncul setelah adanya penolakan Uni Eropa atas proposalnya untuk para pengimpor energi Rusia menggunakan emas dan mata uang fiat Rusia, rubel, sebagai metode pembayaran.
Usai munculnya larangan terhadap aset kripto di Rusia, bank sentral Rusia memberikan izin kepada bank terbesar setempat, Sberbank, untuk memperjualbelikan aset kripto.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.