Lihat lebih banyak

2 Bank Terbesar di Thailand Berinvestasi pada Platform DeFi Derivatif Forward

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • VC dari beberapa bank terbesar di Thailand dikabarkan berinvestasi senilai US$5 juta pada platform perdagangan derivatif terdesentralisasi bernama Forward.
  • Chanon Charatsuttikul, selaku CEO Forward, percaya bahwa ada harapan bagi Thailand untuk menjadi pusat inovasi dan teknologi.
  • Saat ditanya perihal investasinya di Forward, para perwakilan dari VC yang terlibat mengaku yakin dengan proyek DeFi derivatif ini.
  • promo

Venture capital (VC) dari beberapa bank terbesar di Thailand pada hari Minggu (11/9) dikabarkan mendukung platform perdagangan derivatif terdesentralisasi Forward dalam putaran pendanaan awal senilai US$5 juta atau setara Rp74,15 miliar.

Perusahan VC yang terkait dengan Kasikornbank dan bank of Ayudhya, bersama dengan Ratanakorn Technology Group, GBV Capital, dan Varys Capital, ambil bagian dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh Primestreet Capital. Forward mengklaim sebagai proyek decentralized finance (DeFi) pertama yang menerima investasi dari sejumlah global funds dan 2 bank besar Thailand.

Chanon Charatsuttikul, selaku CEO Forward, percaya bahwa ada harapan bagi Thailand untuk menjadi pusat inovasi dan teknologi.

“Kami memilih investor yang siap mendukung talenta-talenta baru. Penutupan pendanaan ini, bagi saya, merupakan awal dari tantangan besar bagi kami untuk memaksimalkan potensi dan mengembangkan organisasi, serta membantu menjadikan Thailand menonjol sebagai negara inovasi, sama seperti negara-negara barat,” ungkapnya.

Kabar ini datang di tengah ketidakpastian industri kripto thailand, setelah bank tertua di Thailand Siam Commercial Bank, pada 25 Agustus lalu membatalkan kesepakatan sekitar US$500 juta atau setara 51% saham untuk mengakuisisi crypto exchange Bitkub.

Bangun Protokol Perdagangan Derivatif Terdesentralisasi

Forward merupakan platform DeFi yang mengembangkan protokol untuk perdagangan derivatif terdesentralisasi yang cocok dengan posisi long dan short. Perusahaan ini mengatakan bahwa ini berarti tidak harus membatasi order book dan bergantung pada market maker.

“Volume perdagangan produk derivatif kira-kira 3 lebih besar dari volume perdagangan spot dan masih terus berkembang,” jelas co-founder & CEO Forward, Chanon Charatsuttikul.

Oleh karena itu, Forward berfokus pada pengembangan platform derivatif terdesentralisasi, yang non-kustodian dengan sistem yang melarang transaksi dari negara dan alamat yang terkena sanksi.

Dia melanjutkan, mayoritas volume perdagangan terjadi di Binance, yang notabene adalah crypto exchange terbesar di dunia, terutama berasal dari produk derivatif.

“Kami memiliki tim kuat untuk mengambangkan protokol yang baru ditemukan, disebut automated position hedger (APH) yang tidak seperti yang terlihat sebelumnya. Selain itu, kami selalu menganggap sangat serius dalam hal masalah hukum, standar akuntansi, dan keamanan aset investor,” tegas CEO Forward. Sebagai informasi, APH mencocokan posisi short dan long satu sama lain. Forward DDEX bertindak sebagai rekanan untuk secara instan mencocokan perpetual futures order dari pengguna.

Kemudian, co-founder & Advisor Forward, Prof. Dr. Udomsak Rakwongwan, menambahkan bahwa pihaknya bertujuan untuk mengembangkan Forward menjadi protokol layanan satu pintu, yang memecahkan batasan dan persoalan dalam ekonomi DeFi. Dia mengklaim Forward akan menjadi protokol yang aman dan mudah diakses ketika pengguna dapat memperoleh return investasi yang berkelanjutan.

“Ini berarti, return yang dihasilkan untuk investor adalah hasil dari model bisnis yang solid dan berkelanjutan, yang dirancang dengan cermat untuk operasi jangka panjang. Antarmuka kami yang ramah pengguna akan mengurangi hambatan bagi pengguna baru untuk masuk ke platform blockchain yang baru,” jelas Advisor Forward.

Selain itu, dia juga mengklaim bahwa protokol mereka juga diaudit setidaknya oleh 2 auditor terpercaya.

Investor Yakin dengan Proyek Forward

Berdasarkan latar belakang keuangan yang dimiliki, Supavat Nam Cholvanich, selaku co-founder & partner PrimeStreet Capital, mengatakan bahwa pihaknya memiliki minat yang baik dalam teknologi blockchain terkait keuangan.

“Aset digital adalah lanskap volatilitas tinggi, dan kami sangat menekankan pentingnya keselamatan dan keberlanjutan protokol. Tim kami sangat fokus pada ketatnya semua logika operasi, dan pada saat yang sama, mencari platform dengan fitur yang disempurnakan yang berpotensi menonjol dan meningkatkan ekosistem DeFi,” kata partner PrimeStreet Capital itu.

Berbicara mengenai investasinya, Cholvanich menuturkan, “Kami sangat percaya Forward telah disiapkan dengan baik dan platform DeFi mereka akan dengan mudah menavigasi melalui volatilitas market serta tumbuh secara berkelanjutan di dunia aset digital.”

Bagaimana pendapat Anda tentang investasi bank-bank terbesar Thailand terhadap Forward? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori