Menurut analis Raoul Pal, Bitcoin (BTC) berpotensi mencatat rekor harga tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH) dalam waktu dekat. Pal menyebutkan 3 katalis yang memberikan dorongan, menandai awal dari “Musim Panas Makro”.
Pada hari Senin, Bitcoin berhasil kembali memijakkan kaki di US$70.000, sebuah uji singkat pada level yang terakhir kali terlihat sekitar pertengahan Juni lalu.
Bitcoin Siap Torehkan ATH Baru
Analis papan atas ini mengantisipasi breakout pada harga Bitcoin ke ATH baru di tengah semakin membaiknya kondisi ekonomi makro. Pal merujuk pada pola “cup and handle raksasa”, yang apabila berhasil BTC terobos dapat mengantarkan harga BTC ke “Banana Zone“—periode pergerakan harga naik yang signifikan.
“Musim Panas Makro mulai berlaku dan setidaknya akan berlangsung hingga sisa tahun 2024 dan hingga 2025… Bitcoin siap untuk segera memecahkan cup and handle raksasa dan bergerak menuju ke Banana Zone,” tulis Pal.
Pal mengamati adanya peluang “koreksi sehat” di Nasdaq (NDX). Beberapa investor beralih ke aset alternatif seperti Bitcoin selama koreksi di pasar tradisional seperti Nasdaq. Ini adalah strategi umum untuk mendiversifikasi kepemilikan mereka, menyebarkan risiko, dan berpotensi mengimbangi kerugian di pasar saham.
Bitcoin menampilkan dirinya sebagai aset safe haven yang mirip dengan emas. Persepsi ini pada hakikatnya akan membantu menggenjot permintaan untuk BTC dan aset kripto lainnya di tengah ketidakpastian pasar. Pada gilirannya, ini bakal mengarah pada kenaikan harga selama koreksi Nasdaq.
Selanjutnya, pemilu AS adalah katalis lain yang dapat menyeret harga Bitcoin naik ke ATH baru. “Ini adalah waktu yang tepat selama tahun pemilu,” tutur Pal, mengacu pada kinerja harga berdasarkan riwayatnya.
Biasanya, pemerintah memperkenalkan langkah-langkah stimulus ekonomi dalam rangka memacu ekonomi serta mengoptimalkan sentimen menjelang masa pemilu. Adapun suntikan arus modal ini dapat menguntungkan baik bagi aset tradisional maupun alternatif.
Kendati demikian, perlu dicatat bahwa setiap tahun dan siklus pemilu memiliki dinamika yang unik, sehingga dapat memengaruhi kinerja pasar secara berbeda pula.
Pendiri & CEO Global Macro Investor ini juga menyoroti potensi pelemahan dolar AS, yang “dapat melonggarkan kondisi keuangan lebih lanjut”. Bitcoin (BTC) sendiri kerap dinilai sebagai lindung nilai terhadap inflasi alias inflation hedge. Dengan demikian, melemahnya dolar AS dapat meningkatkan kekhawatiran soal inflasi yang semakin parah. Investor mungkin akan beralih ke aset alternatif seperti Bitcoin guna melindungi kekayaan mereka dari potensi kehilangan daya beli akibat inflasi.
Dengan dukungan dari ketiga faktor ini, Pal memprediksi Bitcoin dan emas akan mencapai puncak baru hingga tahun 2024 dan memasuki tahun 2025.
“Perpaduan peristiwa-peristiwa ini mungkin butuh waktu untuk terwujud atau bisa saja terjadi seiring dengan keputusan FOMC. Siapa yang tahu… Namun, masa depan cerah menanti. Nikmati Musim Panas Makro,” pungkasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang 3 katalis yang siap antarkan harga Bitcoin ke rekor ATH ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.