Lihat lebih banyak

4 Indikator On-Chain yang Bocorkan Letak Bottom Harga Bitcoin (BTC)

4 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Analis sorot 4 indikator on-chain untuk menentukan titik bottom harga Bitcoin.
  • Indikatornya meliputi pertumbuhan permintaan, profitabilitas trader, likuiditas stablecoin, dan level support.
  • Analisis sentimen sosial pancarkan kepercayaan terkait potensi bottom harga Bitcoin.
  • promo

Di ekosistem kripto, menentukan waktu yang tepat tentang kapan harga Bitcoin (BTC) menyentuh titik terendah alias bottom ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Beruntung, data terbaru mampu menyajikan beberapa wawasan tentang apakah harga Bitcoin sudah menyentuh bottom ataukah belum.

Ketika aset digital ini menyentuh level terendah satu bulan di US$58.500, para analis CryptoQuant dan Glassnode membeberkan empat indikator on-chain penting untuk dipantau. Indikator ini dapat berguna untuk menganalisis perilaku pasar di dekat titik terendah serta memahami syarat yang diperlukan agar harga bisa rebound dan menanjak lagi.

1. Melacak Pertumbuhan Permintaan Bitcoin

Kuartal pertama tahun 2024 menyaksikan lonjakan luar biasa dalam hal permintaan Bitcoin, mencapai rekor tertingginya. Ini terjadi bertepatan dengan peluncuran ETF spot AS. Namun, setelah Mei, permintaan ini turun tajam.

Selain itu, penting untuk mengamati permintaan dari holder permanen guna menangkap apakah Bitcoin sudah menyentuh bottom. Holder permanen saat ini membeli dengan laju 72.000 Bitcoin per bulan.

Sayangnya, laju permintaan secara signifikan lebih rendah ketimbang di awal tahun 2024. Karenanya, bangkitnya laju permintaan kembali ke level ini amat penting untuk mewujudkan reli harga yang berkelanjutan.

Bitcoin Demand From Permanent Holders
Permintaan Bitcoin dari Holder Permanen | Sumber: CryptoQuant

Selain sisi permintaan, analisis Glassnode menguak wawasan penting seputar perilaku holder jangka panjang (LTH). LTH juga berperan penting dalam sisi penawaran. LTH umumnya mendistribusikan koin dan mencairkan profit selama bull market, membantu menancapkan pucuk siklus pasar.

Adapun saat ini, pasar tengah menyaksikan rezim di mana divestasi LTH terkendali. Kondisi ini bermakna pergerakan menuju keseimbangan alih-alih euforia semata. Tepatnya, ini menjadi fase di mana profit yang belum terealisasi dari LTH lebih dari 250%. Profit yang tinggi seperti ini akhirnya mampu memotivasi LTH untuk menjual BTC secara agresif, sekaligus menetapkan puncak/pucuk pasar.

Adapun fase keseimbangan/ekuilibrium terkini mengatakan, walaupun LTH belum siap untuk menjual kepemilikan mereka secara masif, mereka juga tidak mengakumulasi dengan laju cepat. Alhasil, kondisi ini memberikan dinamika penawaran yang seimbang di pasar.

2. Menilai Profitabilitas Trader

Indikator lain yakni profitabilitas trader. Saat ini, margin yang belum terealisasi secara on-chain untuk trader bertengger di posisi negatif. Artinya, terjadi tekanan jual yang menyusut namun secara bersamaan juga belum mutlak siap untuk mengawali rebound harga.

Untuk sinyal bullish, margin-margin ini perlu berubah menjadi positif dan naik ke atas simple moving average (SMA) 30 hari mereka.

“Sejak pertengahan Juni, harga spot telah terjun ke bawah basis biaya holder 1 minggu hingga 1 bulan (US$68.500) dan holder 1 bulan hingga 3 bulan (US$66.400). Jika struktur ini bertahan, secara historis ini mengakibatkan turunnya kepercayaan investor serta risiko koreksi ini menjadi lebih dalam dan butuh waktu lebih lama untuk pulih,” beber Glassnode.

Bitcoin On-Chain Trader Realized Price and Profit/Loss Margin
Harga Terealisasi Trader On-Chain Bitcoin dan Margin Untung/Rugi | Sumber: CryptoQuant

3. Mengevaluasi Likuiditas Stablecoin

Lonjakan kapitalisasi pasar (market cap) Tether (USDT) sering dilihat sebagai cerminan dari keseluruhan likuiditas di pasar kripto. Usai mencapai puncaknya di US$12,6 miliar pada akhir April, pertumbuhan selama 60 hari terakhir telah melambat secara dramatis menjadi hanya US$2,5 miliar. Ini sekaligus menandai laju paling lambat sejak November 2023 silam.

Adapun percepatan likuiditas stablecoin sendiri sangat penting bagi harga Bitcoin untuk melancarkan reli. Sebab, ini mampu menyediakan arus modal yang pasar butuhkan untuk mendukung level harga yang lebih tinggi.

USDT Market Cap Change and Bitcoin Price
Perubahan Kapitalisasi Pasar USDT dan Harga Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

4. Memantau Level Support Penentu Harga Bitcoin

Indikator final yang perlu trader pantau yakni level support Bitcoin. Zona support ini sekarang ada di US$56.000, mengacu pada Price Valuation Band Metcalfe.

“Valuasi ini didasarkan pada hukum Metcalfe yang menyatakan bahwa nilai jaringan sebanding dengan jumlah pengguna di jaringan,” terang CryptoQuant.

Level ini secara historis bertindak sebagai resistance dan support dalam siklus sebelumnya. Tak hanya itu, level ini juga menyediakan support bagi Bitcoin tatkala harganya sempat amblas ke kisaran US$56.500 pada Mei 2024 lalu. Di samping itu, turunnya harga BTC ke bawah support kritis ini dapat menandakan koreksi pasar yang parah. Sementara, kemampuan untuk bertahan di atas level ini berarti pasar telah mencapai titik bottom.

Bitcoin Metcalfe Price Valuation Bands
Metcalfe Price Valuation Band Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Terlepas dari serangkaian indikator teknikal ini, sentimen sosial nyatanya tak kalah penting. Sentimen ini sekarang menampilkan sejumlah pertanda bahwa pasar mungkin yakin titik bottom sudah tersentuh. Analisis dari Santiment menyoroti lonjakan volume sosial dan juga dominasi untuk istilah “bottom“. Maknanya, ada kepercayaan yang tumbuh di kalangan investor dan trader bahwa harga Bitcoin mungkin tidak akan turun lebih dalam lagi.

Akan tetapi, pasar seringkali cenderung bertentangan dengan sentimen ritel. Maka dari itu, trader dan investor perlu menimbang nuansa yang tersaji dengan hati-hati serta melakukan riset mandiri sebelum menancapkan posisi baru di pasar.

Bagaimana pendapat Anda tentang 4 indikator on-chain kunci untuk menakar titik bottom harga Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori