Dalam analisis on-chain kali ini, BeInCrypto menyajikan daftar 5 metrik TOP yang mengindikasikan akhir dari bear market Bitcoin (BTC). Meskipun ada banyak indikator on-chain yang sudah menunjukkan titik bottom pada pertengahan tahun 2022, tapi banyak juga indikator lainnya yang masih cenderung netral.
Menjelang berakhirnya tahun 2022, semakin banyak indikator utama yang tampaknya telah menunjukkan tanda-tanda titik bottom Bitcoin. Daftar 5 indikator on-chain kami yang memberikan pertanda bahwa tren penurunan ini akan segera usai, di antaranya:
- Price Drawdown from ATH BTC
- Percent Supply in Profit
- Net Realized Profit/Loss
- Realized Profits-to-Value
- MVRV Z-score
Indikator On-Chain #1: Price Drawdown dari ATH BTC
Pertama, ada Price Drawdown from ATH, yaitu indikator on-chain yang menunjukkan bahwa Bitcoin telah mencapai akhir dari periode bear market kali ini. Indikator ini mengukur persentase penurunan harga BTC dari titik tertingginya sepanjang masa (ATH) secara berturut-turut.
Pada grafik jangka panjang dari indikator ini dan harga Bitcoin, kami melihat terdapat 4 periode di mana indikator ini bertahan di area yang sangat rendah. Normalnya, mereka memiliki korelasi dengan akhir bear market historis dan titik bottom makro dari harga BTC. Terkait hal ini, titik bottom dari penurunan sebelumnya tercatat sebesar -93% (2011), -85% (2015) dan -83,5% (2018).
Sedangkan, untuk saat ini, titik bottom penurunan harga BTC dari ATH tercatat sebesar -77% pada 21 November 2022. Meskipun angka ini tidak serendah titik bottom bear market sebelumnya, kami melihat adanya kedalaman penurunan yang melemah di siklus berikutnya.
Selain itu, kami juga melihat bahwa extreme low deviation dari ATH terpantau sudah bertahan setidaknya selama beberapa bulan di masa lalu. Oleh karena itu, jika BTC bahkan telah mencapai titik bottom makro sekalipun, kita masih belum bisa berharap terlalu tinggi bahwa uptrend bisa dimulai kembali dalam waktu singkat.
Indikator On-chain #2: Percent Supply in Profit
Lalu, indikator lainnya yang menunjukkan pertanda kuat bahwa bear market telah usai adalah Percent Supply in Profit. Indikator ini menunjukkan persentase koin yang harganya pada saat pergerakan terakhir lebih rendah dari harganya saat ini.
Pada grafik jangka panjang dari moving average 14 hari dari indikator ini, kami melihat bahwa garis demarcation untuk posisi terendah ekstrem adalah level 50% supply in profit (area hijau). Sejauh ini, Bitcoin tercatat berada di bawah garis ini hanya sebanyak 5 kali. Dalam hal ini, Bitcoin sempat dua kali menyentuh area 48%, yakni pada tahun 2011 silam dan juga sekarang. Kemudian, Bitcoin menyentuh level 50% selama krisis COVID-19 pada Maret 2020 (lingkaran biru).
Namun, indeks tersebut nyatanya dalam dua kali kesempatan telah anjlok lebih dalam lagi dan mengukir titik bottom di 42%. Hal ini terjadi pada titik bottom 2015 dan 2019 (area merah). Oleh karena itu, tergantung pada skenario mana yang kali ini akan menjadi kenyataan, indikator tersebut kemungkinan telah mencapai titik bottom-nya di level 48%, atau justru mengalami penurunan harga BTC lanjutan dan mencapai level 42%.
Sedangkan, cara lain untuk mengilustrasikan hal yang sama adalah dengan menggambar market extremes pada grafiknya. Lagi-lagi, kita bisa melihat bahwa situasi saat ini lebih mirip dengan penurunan pada tahun 2011 dan kehancuran tahun 2020, daripada 2 bear market sebelumnya.
Indikator On-Chain #3: Net Realized Profit/Loss Bitcoin
Indikator ketiga dalam daftar kami adalah Net Realized Profit/Loss. Definisi dari indikator ini adalah keuntungan atau kerugian bersih dari semua koin yang dipindahkan yang dinyatakan dalam dolar (USD). Dengan kata lain, ini adalah perbedaan sederhana antara realized profit dan realized loss.
Valuasi dolar Bitcoin di pasar saat ini sangat tinggi, sampai-sampai rasio net realized profit/loss berada pada level terendah yang pernah tercapai. Indikator ini mencetak titik terendahnya sepanjang masa (ATL) sebesar -US$4,30 miliar pada 18 November 2022. Sementara itu, rekor sebelumnya tercatatkan pada 13 Juni 2022 (-US$4,23 miliar) dan 25 Juni 2021 (-US$3,46 miliar).
Jika kita membandingkan sejarah rekor-rekor ini dengan bear market sebelumnya atau bahkan crash akibat COVID-19 lalu, kita bisa mengamati bahwa realized net profit/loss-nya jauh lebih ringan. Pada 12 Maret 2020 lalu saja, rasionya mencapai titik bottom – US$1,39 miliar. Sebaliknya, titik bottom bear market sebelumnya pada 5 Desember 2018 hanya -US$948 juta.
Namun, jika seseorang menormalkan realized net profit/loss dengan kapitalisasi pasar, kita akan melihat bahwa level terendahnya sudah tercapai selama tren turun pada bulan Juni lalu. Saat itu, rasionya mencapai ATL sebesar -6,22%. Sebagai perbandingan, di bear market historis turun menjadi -6,00% pada Januari 2015 dan -5,39% pada Desember 2018.
- Baca juga: Analisis Bitcoin (BTC): Bakal Sentuh Titik Bottom di Q4 2022 dan Siap Bull Run di Q1 2023
Indikator On-Chain #4: Realized Profits-to-Value
Di sisi lain, indikator menarik lainnya yaitu rasio Realized Profits-to-Value (RPV). Sebagai informasi, indikator ini adalah rasio realized profit terhadap realized market capitalization. Metrik ini membandingkan profit realization dengan basis dollar-for-dollar secara keseluruhan.
Menurut data dari Glassnode, area hijau antara level 0,00005 dan 0,00017 menandakan peluang yang bagus untuk membeli Bitcoin. Namun, dalam situasi tertentu, indikatornya bisa saja ambruk lebih dalam di bawah area ini dan tentunya menandakan peluang pembelian yang sangat baik.
Sejauh ini, situasi seperti ini hanya terjadi sebanyak tiga kali dalam sejarah – pada tahun 2015, 2019, dan saat ini (area biru). Terlebih lagi, pada dua kesempatan sebelumnya, titik extreme low ini terjadi setelah harga BTC mencapai titik bottom. Jika skenario ini sekarang terjadi lagi, maka ada kemungkinan bahwa Bitcoin telah mencapai bagian terbawah atau titik bottom dari bear market saat ini.
- Baca juga: 55 Pakar Fintech Prediksi Harga Bitcoin (BTC) Cetak ATH Baru di Level US$79.193 saat 2025
Indikator On-chain #5: MVRV Z-score Bitcoin
Indikator on-chain terakhir yang memberikan isyarat bahwa titik bottom pada harga BTC disebut dengan MVRV Z-score yang populer. Singkatnya, indikator ini digunakan untuk menilai kapan Bitcoin overvalued ataupun undervalued dibandingkan dengan apa yang disebut “fair value.” Hal tersebut dihitung sebagai rasio perbedaan antara market value dan realized value, serta standard deviation dari semua data market value historis.
Pada grafik jangka panjangnya, kita bisa menyaksikan bahwa setiap kali MVRV Z-score berada di area hijau, itu adalah sinyal yang sangat bagus dari titik bottom harga Bitcoin. Dalam hal ini, kapitulasi indikatornya selalu berkorelasi dengan kapitulasi harga BTC.
Selain itu, kita juga bisa mengamati bahwa setiap kali bear market menghantam, MVRV Z-score bergerak ke titik ekstrem yang sedikit lebih kecil. Hal ini memungkinkan kita untuk menarik garis support naik (biru), yaitu posisi di mana indikator berada saat ini. Jika ternyata berhasil bertahan, maka besar kemungkinan bahwa Bitcoin telah mencapai titik bottom bear market saat ini.
Untuk lebih memahami mengenai relevansi MVRV Z-score dengan kondisi pasar kripto, Anda bisa melakukan overlay pada warna yang mewakilinya pada grafik Bitcoin di bawah ini. Hal tersebut akan memberikan indikasi pasar overvalued (merah, overheated) atau undervalued (hijau, overcooled). Menurut metrik ini, harga Bitcoin saat ini berada dalam kisaran harga US$16-20 ribu yang artinya tampak sangat undervalued.
Bagaimana pendapat Anda tentang 5 indikator on-chain ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.