Trusted

XRP Terus Tertekan, Analis Bongkar 5 Faktor yang Bisa Jadi Penyebabnya

3 menit
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Spekulasi kian santer soal dugaan tekanan terhadap harga XRP, dengan sorotan tertuju pada kepemilikan besar Ripple dan aksi jual bulanan mereka.
  • Tuduhan manipulasi pasar mencuat, meski belum ditemukan bukti pasti.
  • Pengacara Bill Morgan membantah tudingan tersebut dan menyatakan pengaruh Ripple tak sebesar yang diasumsikan.
  • promo

Sebuah unggahan terbaru dari akun anonim kembali menyulut perdebatan di tengah komunitas XRP. Topiknya: apakah harga aset kripto ini secara sengaja ditekan, meski gugatan SEC AS terhadap Ripple telah berakhir.

Unggahan tersebut mengupas dugaan adanya manipulasi yang dilakukan secara terkoordinasi. Ripple disebut-sebut memegang cadangan XRP dalam jumlah masif, ditambah lagi dengan aksi jual bulanan serta keterlibatan institusi besar sebagai faktor-faktor yang berpotensi membebani harga.

Apa yang Buat Harga XRP Tetap Rendah: Manipulasi atau Kekuatan Pasar?

Pada Desember 2020, SEC AS melayangkan gugatan kepada Ripple. Inti dari perkara tersebut adalah tudingan bahwa Ripple telah melakukan penawaran sekuritas tanpa izin lewat penjualan XRP. Pertarungan hukum yang berlangsung lama ini telah berdampak besar pada harga XRP.

“Itu bukan sekadar memperlambat XRP — namun juga merampas bertahun-tahun pertumbuhannya. Saat pasar melonjak, XRP justru terpaku di pinggir lapangan,” tulis seorang pengguna anonim dalam postingan sebelumnya.

Namun, setelah Ripple meraih kemenangan, spekulasi pun mencuat bahwa ada faktor lain di balik performa XRP yang melempem.

“Pertanyaan Besar. Gugatan SEC jelas berdampak pada harga XRP. Akan tetapi, bagaimana jika bukan itu satu-satunya kekuatan yang menekannya?” lanjut pengguna tersebut.

Sang pengguna mengulas 5 faktor utama, dimulai dari kepemilikan XRP Ripple yang sangat besar. Ia mengungkap bahwa saat ini perusahaan menyimpan lebih dari 43 miliar XRP dalam escrow dan merilis sebagian tiap bulannya — sebuah mekanisme yang diperkenalkan pada 2017 guna mengatur pasokan.

Beberapa pihak menilai bahwa penjualan ini sengaja dirancang untuk membatasi pertumbuhan harga XRP, membuatnya tetap rendah secara artifisial. Meski begitu, sang pengguna menekankan bahwa CTO Ripple telah menyatakan bahwa transaksi On-Demand Liquidity (ODL) perusahaan tidak memengaruhi harga di pasar.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti keberadaan sejumlah wallet kecil yang justru menyimpan XRP dalam jumlah fantastis. Transaksi besar dari wallet-wallet ini kerap memicu koreksi harga, yang memantik kekhawatiran akan potensi manipulasi.

Meski demikian, sekalipun terdapat korelasi antara pergerakan tersebut dengan penurunan harga, belum ada bukti pasti tentang adanya kendali ataupun campur tangan yang disengaja.

Menambah lapisan kompleksitas, ia merujuk pada sebuah studi ilmiah. Studi tersebut menemukan korelasi negatif antara struktur transaksi dan harga, dengan koefisien -0,73. Meski ini tidak membuktikan adanya penekanan harga, temuan ini menyoroti potensi peran dinamika jaringan kompleks dalam memengaruhi harga XRP.

“Spekulasi berkembang luas — ada yang percaya bahwa bank-bank besar diam-diam memborong XRP saat harganya rendah sambil menyebarkan keraguan. Salah satu teorinya? Institusi ingin XRP tetap murah sebelum adopsi utilitas besar-besaran terjadi. Terdengar konspiratif — namun, entah mengapa teori ini selalu muncul kembali,” tulis unggahan tersebut.

Terakhir, si pengguna menjelaskan bahwa pada 2017 silam, ketika XRP mengalami reli harga besar-besaran, aktivitas jaringan melonjak. Namun, beberapa kluster komunitas justru menyusut sesaat sebelum harga anjlok, dan sejumlah node mendominasi jaringan. Hal ini pun kembali memicu kekhawatiran akan distorsi pasar.

“Menurut saya, sebagian besar hal ini hanyalah rumor, spekulasi, dan pencarian pola yang belum tentu akurat. Tidak ada bukti kuat bahwa harga XRP ditekan selain kasus SEC. Tetapi, kecurigaan komunitas juga bukan tanpa dasar — hanya saja belum didukung oleh bukti yang benar-benar meyakinkan… untuk saat ini,” simpul si pengguna.

Di samping itu, sebagian analis juga meyakini bahwa harga rendah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Ripple. Perusahaan sengaja menjaga harga tetap rendah agar tak menarik sorotan berlebih, sembari membangun infrastruktur secara diam-diam.

Pengacara Bantah Klaim Penekanan Harga XRP

Terlepas dari spekulasi yang terus beredar, pengacara Bill Morgan membantah klaim tersebut. Ia menegaskan Ripple tidak menguasai 43% dari total pasokan XRP seperti yang diyakini sebagian pihak.

“Pertama, Ripple tidak memiliki 43% dari pasokan. Bahkan CoinMarketCap mencatat pasokan yang beredar (tidak termasuk yang dimiliki Ripple di luar escrow) adalah sebesar 58,5%,” terang Morgan.

Artinya, dominasi Ripple terhadap pasar tidak sebesar yang dispekulasikan. Morgan juga menambahkan bahwa aksi jual bulanan Ripple dari escrow hanya mencakup kurang dari 1% dari volume perdagangan bulanan token tersebut.

Angka ini terlalu kecil untuk bisa memberikan tekanan jual signifikan pada harga. Ia turut menekankan bahwa dampak dari pelepasan escrow Ripple semakin berkurang dari waktu ke waktu.

Tak berhenti sampai di situ, Morgan menyinggung gugatan SEC terhadap Ripple. Ia menegaskan bahwa sebelum gugatan diajukan, lembaga regulator itu telah melakukan investigasi selama 18 bulan tanpa menemukan bukti manipulasi harga oleh Ripple.

“Tidak ada bukti adanya penekanan harga selain dari efek mengintimidasi yang ditimbulkan oleh gugatan SEC. Ripple bahkan mengajukan bukti ahli dalam persidangan bahwa pergerakan harga XRP umumnya mengikuti pasar kripto, terutama pergerakan harga Bitcoin atau Ethereum,” tutur Morgan.

Kini, apakah penjelasan dari Morgan mampu meredakan kekhawatiran masih menjadi tanda tanya. Untuk saat ini, perdebatan soal harga XRP pun terus bergulir.

Bagaimana pendapat Anda tentang 5 faktor kunci yang diduga tekan harga Ripple (XRP)? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

kamina.bashir.png
Kamina Bashir
Kamina adalah jurnalis di BeInCrypto. Dia menggabungkan dasar jurnalistik yang kuat dengan keahlian keuangan tingkat lanjut, setelah meraih medali emas dalam MBA International Business. Dengan pengalaman dua tahun menjelajahi dunia aset kripto yang kompleks sebagai Penulis Senior di AMBCrypto, Kamina mengasah kemampuannya untuk menyederhanakan konsep rumit menjadi konten yang mudah dipahami dan menarik. Dia juga berkontribusi dalam pengawasan editorial, memastikan artikel ditulis dengan...
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori