Menurut sebuah laporan dari DappRadar dan Alsomine, industri aset digital perlu lebih gencar menyerukan tentang utility NFT atau non-fungible token berutilitas.
Ledakan non-fungible token yang terjadi pada akhir tahun 2020 hingga awal 2021 ditandai dengan lonjakan penjualannya yang memikat perhatian publik, meski utilitasnya tidak seberapa. Tapi, sejak itu juga, akhirnya industri non-fungible token mulai mencoba untuk mengutamakan aspek utilitas pada produknya.
Utility NFT atau NFT berutilitas sendiri adalah konsep non-fungible token yang lebih berguna dari sekadar untuk trading, sebagai koleksi, atau menghasilkan keuntungan. Terlebih lagi, “utility NFT” ini juga digadang-gadang sebagai masa depan aset digital.
Namun, menurut sebuah laporan terbaru yang DappRadar dan Alsomine terbitkan pada hari Rabu (15/2), pesan tersebut masih belum menjangkau cukup banyak orang. Temuan dari penilitian mereka menunjukkan bahwa 60% konsumen NFT bahkan belum pernah mendengar tentang utility NFT. Sedangkan, sebanyak 13% hanya pernah mendengar “sesuatu tentang [istilah] itu.”
Dari laporan tersebut, terungkap bahwa hanya sebanyak 6% konsumen telah membeli satu atau lebih utility NFT. Lalu, hanya ada 10% yang sudah membeli utility NFT dan sekaligus menggunakannya untuk benefit lain di luar trading.
‘Keuntungan & Tabungan’ Masih Jadi Benefit yang Paling Penting dalam Pembelian NFT
Area lain dari survei tersebut menjelaskan tentang alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Menurut penelitian itu, benefit terpenting dari memiliki non-fungible token adalah menghasilkan profit atau meningkatkan jumlah tabungan mereka (31%). Sedangkan, kepemilikan aset berada di posisi terpenting kedua dengan persentase 22%.
Di sisi lain, hanya ada 13% responden yang memandang bahwa manfaat terpenting non-fungible token adalah ticketing. Di samping itu, alasan ini juga menjadi opsi dengan representasi pengguna baru tertinggi. Alhasil, hal ini mencerminkan bahwa use case NFT berupa ticketing telah berkontribusi besar dalam mendorong aset digital ini menjangkau masyarakat arus utama.
Sementara itu, aksesibilitas ke pasar non-fungible token sendiri bisa menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan industri ini. Pasalnya, bagi orang yang ingin membeli aset digital ini, opsi untuk menggunakan kartu kredit menempati urutan kedua sebagai faktor terpenting. Padahal, dalam riset DappRadar dan Alsomine, 30% responden menilai hal ini sebagai prioritas utama mereka.
Terkait hal ini, Wes Levitt, Head of Strategy di Theta Labs, mengatakan, “Sejalan [dengan] industri NFT yang terus tumbuh dan berkembang, sangat penting bagi konsumen untuk memahami potensi penuh dari aset digital unik ini. Industri ini dapat membangun kredibilitas dan kepercayaan dengan audiens yang lebih luas dengan mengedukasi konsumen tentang use case yang lebih komprehensif ini dan menunjukkan bagaimana NFT dapat memperkaya hidup mereka.”
Selain itu, John Burris, Presiden di MetaJuice, juga mengungkapkan bahwa kunci untuk membantu konsumen memahami manfaat NFT, yaitu dengan cara menunjukkan utilitas atau kegunaannya bahkan sebelum memakai istilah tersebut. Menurutnya, “Proyek-proyek baru yang diluncurkan di sektor ini harus terlebih dulu bertanya pada diri sendiri, ‘Apa yang bisa pemilik lakukan dengan proyek ini?”
Anda bisa membaca laporan lengkapnya di situs web DappRadar di sini.
Apakah Anda sendiri sudah paham tentang konsep utility NFT? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.