Lihat lebih banyak

Akibat Inflasi AS yang Memanas, Aksi Jual Aset Kripto Semakin Gila-gilaan

3 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Aksi jual kripto dan saham semakin parah menyusul laporan CPI yang menunjukkan adanya kenaikan inflasi sebanyak 0,1% di bulan Agustus.
  • Kenaikan inflasi itu terjadi setelah aset kripto dan saham mengalami reli yang cukup kuat selama dua pekan.
  • Seorang trader memperingatkan bahwa momen 'kapitulasi sudah dekat.'
  • promo

Setelah laporan Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Agustus menunjukkan angka inflasi yang semakin tinggi, pasar kripto pun menukik tajam pada hari Selasa (13/9).

Harga Bitcoin (BTC) telah anjlok sekitar 6% pada pukul 12:30 UTC. Tidak ketinggalan, Ether (ETH) juga amblas hampir 8% dalam timeframe yang sama. Di sisi lain, ada Cardano (ADA) yang telah turun hampir 9% selama 24 jam terakhir, disusul oleh Solana (SOL) yang mengalami penurunan 6,76%. Kemudian, di waktu yang sama, kapitalisasi pasar kripto ikut anjlok sebesar 5,9% dalam 24 jam terakhir.

Menurut influencer kripto “BIBI,” hanya satu menit setelah pengumuman lonjakan angka inflasi tersebut, harga Bitcoin langsung kehilangan sebanyak US$1.000.

Alhasil, penurunan tersebut telah menghapus keuntungan yang BTC dan ETH dapatkan selama dua minggu terakhir. Keuntungan itu didorong oleh sentimen bullish yang meliputi The Merge Ethereum mendatang. Selain itu, peluncuran produk opsi ETH terbaru dari CME Group juga turut berperan dalam tren naik tersebut.

Sumber: Coin360

Sedangkan, sebelum pengumuman CPI, bitcoin sudah menyentuh titik month-long high, yaitu pada level US$22.764,49.

Pasar Saham Alami Nasib Serupa

Usai laporan angka inflasi dari CPI tersebut rilis, pasar saham juga mengalami nasib yang sama buruknya. Faktanya, beberapa saham paling terkenal; termasuk Microsoft (MSFT), Google (GOOG), dan Apple (AAPL), semuanya mengalami penurunan harga lebih dari 4%. Kemudian, menanggapi kondisi tersebut, muncul seorang trader yang menyebut lautan saham yang berwarna merah sebagai “pasar stock picker lagi.”

Winklevoss Tekankan Kita Masih Berada di Tahap Awal

Tyler Winklevoss, seorang Bitcoin bull dan pengusaha internet menggarisbawahi bahwa penurunan ini menunjukkan seberapa awal kita dalam proses pematangan Bitcoin sebagai sebuah aset.

Miliarder tersebut menuliskan dalam sebuah cuitan, “Bitcoin turun karena berita bahwa inflasi Agustus [ternyata] lebih tinggi dari perkiraan (8,3%, bukan 8,1%). Bitcoin harusnya naik hari ini. Karakteristiknya memaksa [adanya] korelasi terbalik dengan inflasi. Fakta bahwa [harganya] turun menunjukkan betapa dininya [aset] ini.”

Sementara itu, laporan indeks harga konsumen AS bulan Agustus bertentangan dengan ekspektasi para ekonom yang percaya bahwa inflasi akan turun sebesar 0,1%. Namun, fakta yang terjadi mengatakan hal berkebalikan. Karena, angka inflasi malah naik 0,1% di bulan Agustus 2022, dan tercatat telah naik 0,6% sejak bulan Juli. Meskipun harga gas lebih rendah, kondisi tersebut meningkatkan kemungkinan The Fed untuk melakukan pengetatan lanjutan pada pertemuan selanjutnya yang berlangsung minggu depan.

Di samping itu, Matt Peron dari investor Janus Henderson juga ikut mengutarakan pendapatnya, “Laporan CPI benar-benar negatif untuk pasar ekuitas. Laporan yang lebih panas (atau lebih tinggi) dari perkiraan menunjukkan [bahwa] kita akan mendapat tekanan berkelanjutan dari kebijakan The Fed melalui kenaikan suku bunga.” Kemudian, ia melanjutkan, “…kita belum keluar dari masalah [ini] dan akan [tetap] mempertahankan sikap defensif [sehubungan] dengan alokasi saham dan sektor.”

Peringatan Tidak Menyenangkan dari Seorang Trader

Menyusul rilisnya pengumuman angka CPI, aset kripto akhirnya juga ambrol, mengikuti jejak pasar saham. Sementara itu, Bitcoin terbukti memang memiliki korelasi yang erat dengan saham. Sehingga, fenomena tersebut cukup menjelaskan mengapa harganya anjlok pada saat yang bersamaan dengan Dow Jones Industrial Average dan perusahaan induk Facebook, Meta. Namun, penurunan pasar kripto yang lebih luas kemungkinan besar bersumber dari aksi jual (dump) gila-gilaan di pasar, sebagai upaya para investor untuk menghindari aset berisiko. Kabarnya, langkah itu mereka lakukan demi mengantisipasi kemungkinan terjadinya resesi yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga.

Terkait hal ini, seorang trader dengan nama akun “ARTSY” memberikan peringatan di Twitter, “Jangan bilang saya tidak memperingatkan Anda. Mari kita uji [zona] 17rb lagi. Kapitulasi sudah dekat.”

Bagaimana pendapat Anda tentang dampak inflasi terhadap pasar kripto? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori