Lihat lebih banyak

CEO FTX yang Baru Akan Beri Tahu Parlemen AS: Alameda Gunakan Dana Pelanggan FTX.com

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEO FTX yang baru, John J. Ray III, akan bersaksi di hadapan parlemen Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa (13/12) terkait kehancuran FTX.
  • Dia menyoroti crypto exchange yang didirikan oleh SBF memiliki praktik manajemen bermasalah, termasuk kurangnya kontrol internal.
  • Aset dana pelanggan di FTX disebut bercampur dengan milik Alameda Research, dan bahkan digunakan untuk terlibat dalam perdagangan margin.
  • promo

CEO FTX yang baru, John J. Ray III, akan memberi tahu para anggota parlemen Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa (13/12) waktu setempat bahwa crypto exchange yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried (SBF) memiliki praktik manajemen yang tidak dapat diterima, termasuk mencampurkan aset pelanggan dan kurangnya kontrol internal.

Menurut pernyataan John Ray yang telah disiapkan dan diterbitkan oleh Komite Jasa Keuangan DPR AS, dia mengatakan bahwa kehancuran FTX tampaknya berasal dari konsentrasi kendali di tangan sekelompok kecil individu yang sangat tidak berpengalaman dan tidak canggih, yang gagal menerapkan hampir semua sistem atau kontrol yang diperlukan bagi perusahaan yang dipercayakan untuk ‘menjaga atau mengelola’ uang atau aset yang dimiliki orang lain.

“Tidak pernah dalam karir saya, saya melihat kegagalan total kontrol perusahaan di setiap tingkat organisasi, dari kurangnya laporan keuangan, hingga kegagalan total kontrol internal atau tata kelola apa pun itu,” jelas CEO FTX yang baru tersebut.

John Ray mengaku bahwa dia telah mempekerjakan kepala keuangan baru, kepala sumber daya manusia dan administrasi, serta kepala teknologi informasi untuk FTX. Dia pun menunjuk dewan direksi yang diketuai oleh mantan jaksa AS, Joseph Farnan.

Sidang dengar pendapat pada hari Selasa (13/12) waktu setempat akan menjadi pertama kalinya bagi John Ray tampil di hadapan publik, khususnya di hadapan anggota parlemen AS.

SBF yang diklaim pada akhirnya dapat hadir dalam agenda ini, dalam perkembangannya justri menjadi semakin tidak pasti apakah dia bisa ikut berpartisipasi, setelah dia ditangkap oleh otoritas Bahama pada hari Senin (12/11).

Alameda Gunakan Dana Pelanggan FTX.com

Sejak mengambil alih posisi CEO FTX, John Ray menetapkan bahwa aset pelanggan di FTX bercampur dengan milik Alameda Research. Perusahaan perdagangan kripto kuantitatif yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh SBF ini dinilai mempertahankan hubungan dekat dengan FTX.

Adapun Alameda menggunakan dana klien FTX untuk terlibat dalam perdagangan margin, yang membuat pelanggan mengalami kerugian besar. Bahkan, Alameda disebut meminjam dana pelanggan FTX tanpa batas.

“Kemampuan Alameda untuk ‘meminjam dana’ yang disimpan di FTX.com, untuk digunakan dalam perdagangan atau investasinya sendiri ‘tanpa batasan’ efektif apa pun,” jelas CEO FTX yang baru.

Model bisnis Alameda sebagai market maker mengharuskan mereka menyebarkan dana ke berbagai crypto exchange pihak ketiga yang pada dasarnya tidak aman, dan semakin diperparah oleh perlindungan terbatas yang ditawarkan di sejumlah yurisdiksi asing tertentu.

‘Pesta Belanja’ FTX Group Habiskan US$5 Miliar

John Ray pun menyoroti tentang FTX Group melakukan ‘pesta belanja’ pada akhir tahun 2021 hingga tahun 2022. Sekitar US$5 miliar dihabiskan untuk membeli segudang bisnis dan investasi. Dia menilai bahwa banyak di antara segudang bisnis dan investasi itu ‘hanya bernilai sebagian kecil’ dari uang yang dikeluarkan oleh FTX Group.

Kemudian, pinjaman dan pembayaran lain juga dibuat untuk sejumlah orang dalam FTX Group dengan nilai lebih dari US$1 miliar.

Selain itu, FTX disebut secara tidak tepat menyimpan private key tertentu yang bisa mengakses ratusan juta dolar AS (USD) dalam aset kripto tanpa kontrol keamanan atau enkripsi yang efektif. Konon, tidak ada catatan laporan keuangan atau dokumentasi transaksi yang tepat di FTX Group.

FTX US Tidak Dioperasikan Secara Independen dari FTX.com

CEO baru FTX turut membahas mengapa FTX US dimasukkan dalam pengajuan kebangkrutan FTX Group.

Mengenai FTX US, sebelumnya SBF berkali-kali dalam sejumlah wawancara dengan media menyatakan bahwa entitas itu sehat secara finansial. Namun, John Ray menegaskan bahwa FTX US tidak dioperasikan secara independen dari FTX.com.

Perlindungan kebangkrutan diperlukan untuk menghindarkan FTX US dari bank run dan memungkinkan kepemimpinan baru FTX untuk mengidentifikasi dan melindungi asetnya.

“Sejak saat pengajuan, saya semakin yakin ini adalah keputusan yang tepat, karena masalah pembukuan dan catatan di FTX US serta banyak hubungan antara FTX US dan sejumlah perusahaan di FTX Group lainnya menjadi lebih jelas,” ungkap John Ray.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori