Trusted

Alami Krisis Kepercayaan, Silvergate Laporkan Kerugian US$1 Miliar

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dalam laporan keuangan yang berakhir pada Q4/2022 terungkap bahwa Silvergate Capital mengalami rugi sebesar US$1 miliar atau lebih dari Rp15 triliun.
  • CEO Silvergate Capital mengungkapkan hal itu terjadi karena adanya pengaruh berlebihan di dalam industri yang pada akhirnya menyebabkan kebangkrutan dengan profil tinggi.
  • Sebelumnya, Morgan Stanley sudah menurunkan peringkat saham Silvergate Capital menjadi underweight.
  • promo

Di tengah pusaran krisis kepercayaan yang melanda bank ramah kripto, Silvergate Capital, perusahaan masih harus menerima kenyataan bahwa kinerja keuangannya “terbakar”. Dalam laporan keuangan yang berakhir pada kuartal IV/2022 kemarin, terungkap bahwa Silvergate rugi sebesar US$1 miliar atau lebih dari Rp15 triliun.

Dalam waktu 3 bulan, posisi keuangan perusahaan berubah drastis. Sebelumnya, Silvergate mencatatkan keuntungan sebesar US$40,64 juta di September 2022, namun menjadi rugi dalam jumlah jumbo di kuartal berikutnya.

Perusahaan mengaku bahwa selama kuartal terakhir di tahun lalu, industri aset digital mengalami perubahan secara transformasional. Chief Executive Officer (CEO) Silvergate Capital, Alan Lane, mengungkapkan hal itu terjadi karena adanya pengaruh berlebihan di dalam industri yang pada akhirnya menyebabkan kebangkrutan dengan profil tinggi.

Seperti diketahui, menjelang akhir tahun 2022 lalu, kasus kegagalan bursa kripto FTX menyeret banyak perusahaan kripto ke lembah kebangkrutan. Karena hal itu juga, terjadi krisis kepercayaan di seluruh ekosistem yang pada akhirnya membuat pelaku usaha memasang posisi “bertahan” untuk menghindari risiko.

“Kami mengambil tindakan tegas untuk menavigasi lingkungan. Misi perusahaan tetap tidak berubah dan perusahaan percaya pada industri aset digital sembari fokus menyediakan layanan yang memiliki nilai tambah bagi pelanggan,” jelas Lane dalam keterangan resmi.

Dana Menguap US$8 Miliar

Akibat adanya krisis kepercayaan jugalah, dana simpanan perusahaan menguap dengan cepat. Sampai dengan 31 Desember 2022 jumlah simpanan yang ada di Silvergate hanya tersisa US$3,83 miliar. Padahal, per 31 September, jumlah dana simpanan pelanggan di perusahaan masih berada di kisaran US$11,86 miliar.

Artinya, dalam kurun waktu 3 bulan, pelanggan menarik dananya secara besar-besaran hingga mencapai US$8 miliar. Jika dibandingkan dengan posisi simpanan per 31 Desember 2021, penyusutannya lebih terasa. Pasalnya, pada masa itu, simpanan pelanggan Silvergate masih berada di kisaran US$14,11 miliar.

Simpanan pelanggan dari bursa aset digital tercatat menyusut menjadi US$2,88 miliar dari posisi September yang masih mencapai US$7,57 miliar. Sementara itu, simpanan yang berasal dari investor insitusi juga menguap menjadi US$539 juta dari posisi September yang sempat bertengger di kisaran US$3,04 miliar.

Menariknya, jumlah pelanggan perusahaan secara total tidak begitu menurun. Sampai dengan akhir tahun lalu, total pelanggan Silvergate mencapai 1.620, sedangkan di periode yang berakhir September jumlah pelanggan perusahaan berada di angka 1.677.

Silvergate Dituduh Tersangkut FTX

Sengkarut yang terjadi pada FTX turut menyeret nama Silvergate. Beberapa pihak menuduh bahwa perusahaan terlibat dalam kegagalan FTX. Dugaan itu muncul karena perseroan dinilai sengaja mengarahkan dan membiarkan dana simpanan pelanggan ke Alameda Research.

Selain itu, Silvergate juga dinilai gagal memenuhi aturan know-your-customer (KYC) dan anti pencucian uang (AML). Demi menenangkan pasar, Alan Lane mengungkapkan bahwa Silvergate Capital terus memantau berbagai aktivitas transaksi untuk setiap akun dan langsung melakukan identifikasi, jika terdapat aktivitas di luar penggunaan yang tidak semestinya.

“Perusahaan juga melakukan uji tuntas dan pemantauan pelanggan secara efektif. Selain itu, Silvergate juga melakukan uji tuntas yang signifikan terhadap FTX dan entitas terkaitnya, termasuk Alameda Research,” jelasnya.

Sebagai catatan, salah satu lembaga pemeringkat efek, yakni Morgan Stanley, turut menurunkan peringkat saham Silvergate menjadi underweight. Beberapa analis menjelaskan bahwa perusahaan menghadapi kondisi ketidakpastian yang signifikan terkait aliran dana simpanan.

Diproyeksikan bahwa jumlah dana simpanan yang ada di Silvergate pada kuartal terakhir berpotensi turun 60% dibanding kuartal tiga.

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi Silvergate yang mengalami rugi besar di kuartal IV/2022? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori