Lihat lebih banyak

Anchorage Digital Jadi Lembaga Kustodian Kripto bagi Perusahaan TradFi Apollo Global

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Apollo Global gandeng Anchorage Digital jadi lembaga kustodian aset digital atau kripto untuk perusahaan manajemen investasi itu.
  • Hal ini mengisyaratkan bahwa Apollo mungkin saja telah memiliki aset kripto dalam portofolio investasinya.
  • Kabar tersebut menambah panjang deretan perusahaan investasi tradisional yang masuk & merambah kripto, selain BlackRock dan Fidelity.
  • promo

Apollo Global Management menggandeng Anchorage Digital sebagai lembaga kustodian aset digital atau kripto untuk perusahaan manajemen investasi itu. Hal ini mengisyaratkan bahwa Apollo sudah memiliki aset kripto dalam portofolio investasinya.

Fakta ini menambah panjang deretan perusahaan investasi tradisional yang masuk dan merambah kripto. Setelah BlackRock dan Fidelity Investment dengan gamblang mengungkapkan akan memberikan eksposur kripto kepada para klien institusional, banyak perusahaan manajemen investasi lain yang turut tertarik masuk dan memberikan layanan kripto.

Dipilihnya Anchorage Digital sebagai layanan keuangan aset alternatif Apollo bukanlah tanpa alasan. Rekam jejak Anchorage Digital dikenal sebagai bank aset digital pertama di Amerika Serikat (AS). Terkait hal ini, co-founder & Presiden Anchorage Digital, Diogo Monica, mengatakan penggunaan platform oleh Apollo sekaligus memvalidasi layanan kustodian mereka.

“Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat menetapkan standar pekerjaan tentang bagaimana institusi bisa bekerja dengan bank aset digital,” ungkap Diogo Monica.

Langkah strategis Apollo datang di tengah pasar kripto yang sedang dalam masa kelam. Market cap atau kapitalisasi pasar kripto masih tertekan 55,12% secara year-to-date (YTD) pada tahun ini menjadi US$1,07 miliar. Namun, sepertinya Apollo memiliki pandangan lain terkait perkembangan kripto.

Diogo Monica meyakini proses dan teknologi yang ada dalam industri kripto bersifat jangka panjang. Bagi nasabah institusional, volatilitas yang terjadi dalam jangka pendek tidak akan menjadi masalah.

Chief Operating Officer (COO) Apollo Digital, Adam Eling, menambahkan bahwa saat ini mereka telah melakukan eksplorasi di seluruh lini bisnis perusahaan untuk bisa menerapkan teknologi blockchain dengan cara kreatif.

“Kami tertarik untuk bekerja sama dengan Anchorage karena komitmen mereka beroperasi di bawah pengawasan peraturan yang ketat dan kemudahan penggunaannya bagi manajer aset untuk memegang token digital,” tutur Adam Eling.

Rekrut Eksekutif JP Morgan untuk Pimpin Strategi Aset Digital

Niatan Apollo untuk memperkuat bisnis aset digital sepertinya sudah dimulai sejak lama. Pasalnya, perusahaan manajemen investasi itu juga ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan Seri D Anchorage Digital yang rampung pada Desember tahun lalu.

Setelah itu, Apollo pada April lalu kembali menunjukkan sikap antusias terhadap aset digital dengan merekrut mantan eksekutif JP Morgan Chase, Christine Moy, untuk memimpin dan menentukan strategi aset digital perusahaan di seluruh bisnis Apollo.

Dengan begitu, proses pengambilan keputusan untuk berinvestasi di dunia kripto, blockchain, atau internet yang terdesentralisasi sekalipun akan berada di tangan Christine Moy. Namun, Apollo tidak menjelaskan lebih detail terkait portofolio aset digital yang mereka miliki.

Ikut Berinvestasi di UpsideDAO

Pada 24 Oktober kemarin, Apollo melalui Apollo Capital Management ikut membenamkan dana investasi senilai US$5 juta di platform komunitas berbasis blockchain bernama UpsideDAO. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan proyek web3.

Proyek itu akan berfokus pada pasar Australia. Dalam tahap awal, suntikan dana segar akan digunakan UpsideDAO untuk membangun reservoir atau platform pengembangan non-fungible token (NFT) yang memungkinkan proyek-proyek generasi berikutnya dapat meluncur ke pasar.

Selain itu, ada pula ‘Pra-IPO’ (initial public offering) yang dimaksudkan untuk memfasilitasi bursa aset terdesentralisasi (DEDX), yang memungkinkan siapa saja bisa mendapatkan eksposur ke perusahaan saat pra-IPO atau proyek kripto pra-token.

Tidak berhenti sampai di sana, ada pengembangan metaverse dengan menggunakan Google Maps. Terkait hal ini, Chief Investment Officer (CIO) Apollo Capital, Henrik Andersson, mengatakan kondisi pasar yang bearish merupakan waktu yang tepat untuk meluncurkan investasi di decentralized autonomous organization (DAO).

“Pasalnya, saat bearish, modal mengering dan tim memerlukan modal institusional untuk mendanai ambisinya,” tegas Henrik Andersson.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori