Pada tanggal 31 Juli, stablecoin GHO besutan platform DeFi Aave sempat mengalami depeg atau kehilangan pasak dari nilai US$1. Namun untungnya, mereka berhasil merebut kembali nilai pasak tersebut setelah sekitar 2 jam. Sejak itu, nilai token ini melesat naik menjadi US$0,98. Kini, para analis tengah menyelidiki hal apa yang mungkin menjadi penyebab dari terjadinya depeg tersebut.
Stablecoin GHO milik raksasa DeFi Aave mengalami depeg pada tanggal 31 Juli, namun berhasil mendapatkan kembali pasaknya setelah sekitar 2 jam kemudian. Depeg tersebut diduga disebabkan oleh serangan reentrancy yang menimpa Curve Finance. Saat ini, token tersebut memiliki valuasi sekitar US$0,98.
Stablecoin GHO Kehilangan Pasak
Pada tanggal 31 Juli, stablecoin GHO milik Aave terlepas dari pasaknya, sehingga nilainya tergelincir menjadi US$0,96 dan kehilangan nilai pasak US$1 selama sekitar dua jam. Namun, untungnya, token ini berhasil mendapatkan kembali pasaknya pada jam-jam awal tanggal 31 Juli. Dan saat ini, nilai token ini sudah bertengger di level US$0,98.
Segenap anggota komunitas kripto telah mencatat dampak dan penyebab dari insiden hilangnya pasak ini. Sam MacPherson selaku co-founder Phoenix Labs, menegaskan bahwa pasak FRAX, crvUSD, dan GHO “mengalami tekanan untuk menyelamatkan posisi Aave V2.”
Sehubungan dengan ini, pada tanggal 30 Juli, beberapa pool Curve Finance mengalami eksploitasi karena kerentanannya pada versi lama bahasa smart contract Vyper. Akibat serangan reentrancy ini, platform tersebut menderita kerugian lebih dari US$47 juta.
USDT Dominasi Pasar Stablecoin
Stablecoin terbukti masih menjadi bagian penting dalam pasar kripto dan DeFi. Namun, terdapat beberapa perubahan menonjol dalam hal pangsa pasar berbagai stablecoin, dengan Tether (USDT) yang terus mendominasi.
Pangsa pasar USDT sukses melonjak dari sekitar 49% menjadi 68% secara year-to-date (YTD). Sementara itu, pangsa pasar USDC justru terperosok dari sekitar 33% menjadi 22%. Tak berhenti sampai di situ, BUSD dan DAI juga mengalami nasib serupa. Di sisi lain, True USD (TUSD) justru mengalami peningkatan. Hal yang lebih mengejutkan, dominasi Tether bahkan sudah mencapai angka 70% pada akhir Juli 2023.
- Baca Juga: Sejumlah Trader Manfaatkan Peluang saat Stablecoin Tether USD (USDT) Depeg
Insiden Depeg Stablecoin Masih Terus Terjadi
Tahun 2023 menjadi saksi dari beberapa kejadian ketidakstabilan di pasar stablecoin, dan depeg stablecoin GHO ini bukanlah yang paling signifikan di antara peristiwa-peristiwa tersebut.
Raksasa stablecoin USDC mengalami depeg dalam jumlah yang cukup signifikan pada Maret 2023, namun berhasil pulih setelah berjanji untuk menutupi setiap kekurangan dalam cadangannya. Depeg tersebut terjadi akibat krisis Silicon Valley Bank (SVB).
Lalu, siapa sangka, USDT pun sempat mengalami depeg, meskipun CTO Paolo Ardoino mengatakan bahwa depeg tersebut terjadi akibat serangan terencana yang dialamatkan pada stablecoin tersebut. Untungnya, depeg tersebut bersifat marjinal dan merupakan hasil dari ketidakseimbangan di dalam 3pool Curve.
Salah satu penurunan yang mencolok adalah stablecoin USP milik Platypus, yang kehilangan 50% dari nilainya. Meskipun merupakan stablecoin yang cenderung lebih kecil, peristiwa ini tetap memicu diskusi dan perhatian luas. Terkait insiden itu, timnya mengungkapkan bahwa stablecoin USP menjadi korban dari serangan flash loan senilai US$8,5 juta.
Bagaimana pendapat Anda tentang peristiwa depeg yang sempat menimpa stablecoin GHO Aave? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.