Lihat lebih banyak

Aave Resmi Luncurkan Stablecoin GHO di Mainnet Ethereum

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Aave resmi mengaktifkan stablecoin GHO di mainnet Ethereum pada hari Sabtu (15/7) sebagai hasil dari pelaksanaan pemungutan suara tata kelola.
  • GHO akan tersedia untuk pengguna di Aave Versi 3 (V3) di jaringan Ethereum.
  • Perkembangan ini sejalan dengan tren industri ketika sejumlah platform DeFi meluncurkan stablecoin mereka sendiri.
  • promo

Aave, protokol crypto lending terdesentralisasi, resmi mengaktifkan stablecoin GHO di mainnet Ethereum. Langkah yang dieksekusi pada hari Sabtu (15/7) ini adalah hasil dari pelaksanaan pemungutan suara tata kelola.

GHO, yang awalnya dirilis di testnet Goerli Ethereum pada Februari lalu, akan tersedia untuk pengguna di Aave Versi 3 (V3) di jaringan Ethereum.

Stablecoin GHO akan didukung oleh aset kripto seperti Ether (ETH). Aave akan menerbitkan GHO sebagai pinjaman. Metode ini mengharuskan peminjam menyetorkan aset kripto jaminan yang melebihi nilai jumlah yang ingin mereka pinjam.

GHO bergantung pada sistem smart contract yang disebut Ethereum Facilitator. Sistem ini memungkinkan pengguna menyetor jaminan aset kripto mereka dan meminjam GHO. Adapun semua jaminan disimpan di pool pada mainnet Ethereum.

Setelah diluncurkan, fasilitator, entitas yang direstui oleh Aave DAO, akan diberi wewenang untuk mengeluarkan GHO. Platform Aave V3 Ethereum telah dikonfirmasi sebagai fasilitator pertama yang diizinkan untuk menerbitkan GHO.

Salah satu fitur penting dari GHO adalah akan mengalihkan semua bunga yang diperoleh dari pinjaman langsung ke perbendaharaan Aave DAO. Kemudian, DAO tersebut akan memilih dan mengatur keputusan seperti aset jaminan yang dapat diterima untuk GHO serta mengukur parameter risikonya.

Alasan Aave Luncurkan GHO

Dalam pernyataan publiknya, Aave menyebut GHO adalah manifestasi dari etos bagi orang-orang yang percaya pada kekuatan transformatif desentralisasi dan demokratisasi keuangan.

“Ini tentang membangun masa depan ketika setiap orang dapat berpartisipasi dengan akses yang sama. GHO membuka jalan untuk masa depan keuangan yang lebih transparan, terdesentralisasi, dan efisien,” kata pihak GHO.

Mereka mengaku bahwa keindahan GHO terletak pada desainnya karena dicetak dengan jaminan secara berlebihan yang disetor ke Aave dan transparan.

“Hal yang membedakan GHO adalah komitmennya terhadap komunitas Aave yang lebih luas. Bunga yang telah dilunasi pada GHO dialihkan ke perbendaharaan Aave DAO. Ini mendukung keberlanjutan protokol dan pengembangan fitur baru yang berkelanjutan,” imbuh mereka.

Adapun bagi para pihak yang men-staking native token AAVE di Safety Module, akan ada diskon mereka bila meminjam GHO.

Hal ini dinilai sebagai bukti kepercayaan untuk memberi penghargaan kepada mereka yang berkontribusi pada keamanan dan ketahanan ekosistem Aave.

Curve Juga Luncurkan Stablecoin crvUSD

Perkembangan ini sejalan dengan tren industri ketika sejumlah platform decentralized finance (DeFi) meluncurkan stablecoin mereka sendiri.

Curve Finance, decentralized exchange (DEX) yang fokus pada stablecoin, juga telah meluncurkan stablecoin crvUSD mereka sendiri pada Mei lalu. Serupa dengan GHO, crvUSD sendiri adalah overcollateralized stablecoin yang didukung oleh aset kripto lain.

Curve akan mengontrol pasokan crvUSD dengan mekanisme mint-and-burn. Konsep ini mirip dengan yang diterapkan oleh stablecoin DAI dari MakerDAO yang telah eksis dan GHO

Pengguna dapat menerbitkan crvUSD dengan menjaminkan sejumlah aset kripto dalam smart contract Curve. Saat peminjam menutup posisi utangnya untuk mengklaim kembali jaminan itu, Curve akan melakukan burning terhadap crvUSD terkait.

Hal yang membedakan crvUSD dengan stablecoin pesaing lainnya adalah, lending-liquidating algorithm atau yang disebut LLAMA. Tujuannya untuk terus-menerus menyeimbangkan jaminan dari pengguna terkait crvUSD, karena harga kripto yang berfluktuasi.

Selain itu, jaminan dari peminjam crvUSD disimpan dalam pool market maker otomatis (AMM) yang menyediakan likuiditas bagi orang-orang untuk trading, daripada disimpan di vault atau kumpulan pinjaman (lending pool).

Pentingnya Stablecoin Terdesentralisasi

Sentimen positif terkait gagasan untuk menghadirkan stablecoin yang terdesentralisasi meningkat, ketika pada 13 Februari lalu regulator New York, Amerika Serikat (AS), mengarahkan Paxos untuk mengakhiri hubungannya dengan Binance terkait stablecoin dengan nama brand BUSD.

Arahan itu diberikan setelah regulator New York menegaskan mereka hanya memberi wewenang kepada Paxos untuk menerbitkan BUSD pada blockchain Ethereum, bukan termasuk Binance-Peg BUSD pada blockchain BSC.

Hal ini tentu saja mendorong sentimen negatif dan ketidakjelasan bagi masa depan BUSD. Sejak saat itu, market cap atau kapitalisasi pasar BUSD berangsur menurun secara dramatis. Sebaliknya, drama itu justru membuat volume perdagangan di platform Curve meningkat.

Dari kasus tersebut, dapat ditafsirkan bahwa komunitas kripto saat ini menilai mitra terdesentralisasi memiliki nilai lebih unggul di tengah ketidakpastian regulasi.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori