Kami menggunakan kuki untuk meningkatkan pengalaman Anda

Trusted

Apes! Trader Ini Kehilangan Rp62,76 Miliar karena Binance

2 menit
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pada 1 April, Binance mengubah margin beberapa kontrak futures, walhasil memicu likuidasi mendadak.
  • Seorang trader dengan eksposur besar pada ACT kehilangan US$3,79 juta setelah token itu anjlok 53% dalam waktu kurang dari satu jam.
  • Insiden ini mengguncang kepercayaan atas manajemen derivatif Binance, memicu kembali perdebatan soal transparansi dan perlindungan pengguna.
  • promo

Pada 1 April, Binance memperbarui pengaturan margin dan leverage pada beberapa kontrak futures. Langkah ini membuat seorang trader yang memiliki eksposur fantastis pada token ACT mengalami likuidasi senilai US$3,79 juta (Rp62,76 miliar). Dampaknya seketika dan luar biasa—harga token itu ambruk tajam, sementara kekhawatiran soal pengelolaan risiko di Binance Futures semakin memanas.

Latar Belakang

Margin trading memang menawarkan peluang, tetapi juga membawa risiko tinggi, terutama jika kondisi pasar berubah mendadak. Itulah yang terjadi pada 1 April 2025, saat update sistem Binance memicu serangkaian likuidasi di beberapa altcoin, termasuk ACT.

Trader Rugi Besar usai Update Binance

Pada 1 April 2025, Binance diam-diam menyesuaikan margin dan level leverage pada berbagai kontrak USDⓈ-M, termasuk ACT/USDT. Meskipun perubahan ini sudah diumumkan lewat blog, jendela waktu eksekusinya begitu sempit sehingga trader yang sudah memiliki posisi tidak memiliki banyak kesempatan untuk bermanuver. Langkah ini mulai berlaku pukul 10:30 UTC dan langsung mempengaruhi eksposur yang terbuka.

Di antara korban perubahan ini, seorang crypto whale dengan eksposur tinggi pada Act I: The AI Prophecy (ACT) mengalami likuidasi posisi senilai US$3,79 juta pada harga US$0,1877, menurut data Lookonchain. Penyesuaian margin yang dilakukan Binance menekan rasio keamanannya, memicu likuidasi otomatis pada aset dengan likuiditas (book depth) rendah.

liquidations

Apa yang awalnya hanya sekadar penyesuaian parameter, berubah menjadi malapetaka bagi ACT—proyek berbasis artificial intelligence (AI) yang sebelumnya terlihat menjanjikan. Sayangnya, rendahnya likuiditas pasar ditambah dengan leverage tinggi memperparah kejatuhan harga.

Situasi ini kemudian memunculkan banyak pertanyaan di komunitas kripto: Apakah Binance telah mengantisipasi konsekuensinya dengan baik? Absennya masa transisi serta dampak langsung terhadap posisi yang sudah ada kembali memicu perdebatan soal perlindungan pengguna di tengah volatilitas tinggi.

ACT Tak Sangka Bakal Kena Hantaman

Token ACT benar-benar anjlok. Dalam waktu kurang dari satu jam, harganya merosot dari US$0,19 ke US$0,09—terjun bebas 53%—dengan kapitalisasi pasarnya menyusut hampir US$96 juta, menurut CoinMarketCap. Ini jadi pukulan telak bagi proyek yang mengeklaim dirinya sebagai pemain serius di ranah AI on-chain.

ACT

Faktanya, bukan cuma ACT yang kena imbasnya. Tanggal 1 April, hari yang biasanya tenang di dunia kripto, justru berubah jadi sesi “pembersihan” bagi berbagai altcoin berkapitalisasi kecil (low cap). Token-token lain yang terdampak update ini—seperti PNUT, MEW, TURBO, dan beberapa lainnya—juga mengalami crash drastis. Kombinasi likuiditas rendah, leverage tinggi, dan perubahan teknis menciptakan badai sempurna.

Di tengah kepanikan, tim Act I berusaha menenangkan komunitasnya lewat unggahan di X, menegaskan bahwa mereka “sepenuhnya menyadari situasi tersebut” dan tengah menyusun rencana respons bersama mitra mereka. Pesan ini bertujuan menunjukkan bahwa mereka tetap pada jalur mereka meski diterpa badai.

Namun pada kenyataannya, hubungan antara update Binance dan crash harga token ini sangat jelas. Bagi sebagian pengamat, insiden ini kembali menyoroti cara platform terpusat menangani derivatif: terlalu minim transparansi, kurangnya antisipasi, dan dampak langsung yang menghantam proyek-proyek yang bahkan tak meminta update ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang likuidasi yang menyapu crypto whale di Binance ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Samuel-Cange.png
Samuel Cange
Sangat menggemari pasar keuangan, Samuel pertama kali berkenalan dengan kripto sesaat setelah Covid Crash di bulan Maret. Tiga bulan kemudian, ketika bekerja sebagai seorang penyunting berita kripto, ia akhirnya jatuh cinta dengan kelas aset baru ini. Ia suka mengatakan: Aset kripto akan menjadi masa depan dari teknologi dan keuangan.
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori