Lihat lebih banyak

Asosiasi Blockchain AS Selidiki Apakah Regulator Sengaja Melucuti Akses Kripto ke Bank

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Blockchain Association meminta regulator AS ‘memberikan informasi’ terkait potensi melucuti akses perusahaan kripto ke institusi perbankan.
  • Dalam pemberitahuan pada hari Kamis (16/3), Blockchain Association menyatakan bahwa mereka telah mengajukan permintaan atas Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi kepada FDIC, Gubernur The Fed, dan OCC.
  • Selain itu, mereka sedang menyelidiki tindakan dari regulator AS yang mungkin telah berkontribusi secara tidak benar terhadap kegagalan Signature, SVB, dan Silvergate.
  • promo

Blockchain Association (BA), kelompok advokasi kripto yang berbasis di Amerika Serikat (AS), meminta regulator Paman Sam untuk ‘memberikan informasi’ terkait adanya potensi untuk melucuti akses para perusahaan kripto ke institusi perbankan (De-banking of Crypto Firms).

Pengajuan ini dilakukan setelah kegagalan bank ramah kripto seperti Silvergate Capital dan Signature Bank, serta Silicon Valley Bank (SVB) yang melayani startup dan venture capital (VC) termasuk perusahaan penerbit stablecoin Circle.

Dalam pemberitahuan pada hari Kamis (16/3), Blockchain Association menyatakan bahwa mereka telah mengajukan permintaan atas Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi kepada lembaga penjamin simpanan di AS, yaitu Federal Depository Insurance Corporation (FDIC), Gubernur Federal Reserve System (The Fed / bank sentral AS) dan kantor pengawas mata uang AS (OCC).

Meminta Keterbukaan Informasi

Informasi yang diminta adalah ‘dokumen dan komunikasi’ yang berpotensi menunjukkan tindakan regulator AS yang berkontribusi secara tidak benar terhadap keruntuhan 3 bank di AS akhir-akhir ini.

“Kami sedang menyelidiki tuduhan yang meresahkan, termasuk penutupan akun rekening dan penolakan untuk membuka akun rekening baru [bagi entitas kripto], yang semakin memprihatinkan setelah krisis perbankan minggu lalu,” jelas pihak Blockchain Association.

Selain itu, mereka sedang menyelidiki tindakan dari regulator AS yang mungkin telah berkontribusi secara tidak benar terhadap kegagalan Signature, SVB, dan Silvergate.

“Industri kripto sedang membangun generasi berikutnya dari internet dan layanan keuangan. Ini adalah pekerjaan penting yang telah menciptakan puluhan ribu pekerja di AS. Bisnis membutuhkan rekening bank untuk membayar karyawan, vendor, dan pajak. Ini adalah bisnis yang sah di AS dan harus diperlakukan seperti bisnis yang taat hukum lainnya,” jelas CEO Blockchain Association, Kristin Smith.

Sebagai catatan, Blockchain Association beranggotakan para investor, perusahaan, dan proyek kripto, yang bekerja sama untuk mendukung kebijakan nasional dan kerangka peraturan masa depan yang pro inovasi untuk kripto.

Blockchain Association meminta semua peserta dalam industri kripto yang terkena dampak atas kejadian akhir-akhir ini untuk maju dan mengirimkan cerita mereka ke kelompok advokasi tersebut.

Regulator AS Menarget Bank Ramah Kripto?

Krisis pada beberapa bank yang ramah kripto mulai meledak ketika Silvergate mengumumkan pada 8 Maret lalu bahwa mereka akan menghentikan operasi sebagai bank kripto.

Kemudian pada 10 Maret lalu, SVB mengalami kegagalan dalam menjalankan bisnis simpanan mereka. Memasuki 12 Maret kemarin, Silvergate ditutup oleh regulator AS.

Saat itu, pernyataan bersama dari sejumlah regulator AS mengatakan bahwa tindakan terhadap Signature diambil untuk melindungi ekonomi AS dengan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem perbankan mereka.

Menariknya, pada hari Senin (13/3), Anggota dewan (board member) Signature, Barney Frank, mengatakan bahwa penutupan Signature oleh regulator AS adalah pesan anti-kripto yang sangat kuat.

Menurut akun Twitter foobar yang memiliki 123,7 ribu followers Twitter, penutupan Signature Bank pada hari Minggu kemarin adalah pengambilalihan yang ditargetkan untuk mematikan hubungan kripto dengan bank.

“Operation Choke Point 2.0 adalah nayata,” tulis foobar.

Sebagai informasi, Operation Choke Point merupakan inisiatif dari regulator AS yang dimulai pada tahun 2013 dan berakhir pada 2017. Agendanya adalah membidik bank-bank di AS dan bisnis yang mereka lakukan dengan sejumlah perusahaan yang diyakini berisiko tinggi dalam praktik penipuan dan pencucian uang.

Sementara itu, istilah Operation Choke Point 2.0 yang mulai ramai dibahas komunitas kripto adalah tuduhan atas taktik regulator AS untuk menghabisi industri kripto, salah satunya dengan memutus akses ke sistem perbankan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori