Platform crypto lender Babel Finance kehilangan dana pelanggan lebih dari US$280 juta, karena aktivitas trading yang mereka lakukan.
Platform crypto lender yang menghentikan layanan penarikan pada bulan lalu ini kehilangan 8.000 BTC dan 56.000 ETH di bulan lalu. Kejadian tersebut merupakan imbas dari likuidasi akibat penurunan pasar saat itu.
Dalam deck rencana restrukturisasinya, ada kutipan yang berbunyi, “Dalam minggu volatil di [bulan] Juni itu ketika BTC turun drastis dari 30rb ke 20rb, posisi tanpa lindung nilai di akun [proprietary trading] menyebabkan kerugian yang signifikan, secara langsung mengarah pada likuidasi paksa dari beberapa Trading Account dan menghilangkan ~8.000 BTC dan ~56.000 ETH.”
Kerugian itupun membuat Babel Finance mustahil untuk memenuhi margin call dari rekanannya. Deck tersebut juga menyebutkan bahwa kesulitan yang perusahaan alami saat ini adalah karena kegagalan proprietary trading mereka.
Salahkan Kegagalan Trading karena Kondisi Pasar
Selain itu, terungkap pula bahwa meski proprietary trading sudah ditetapkan sebagai kegiatan berisiko, tim Babel Finance gagal untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko yang ada.
“Tim Proprietary Trading mengoperasikan sejumlah Trading Accounts [yang] tidak dikelola atau dimonitor oleh Trading Department; tidak ada mandat trading atau pengelolaan risiko yang diterapkan untuk akun-akun ini; tidak ada PnL [profit and loss] yang dilaporkan,” bunyi kutipan lain dalam deck tersebut.
Tak hanya lalai atas dana pelanggannya, tapi tim proprietary trading juga beroperasi tanpa transparansi. Tidak ada term sheet yang mendukung order jual maupun beli mereka dan tidak ada catatan dalam sistem.
Selain itu, perusahaan juga gagal menetapkan batas perdagangan (trading cap) untuk tim tersebut. Terlebih lagi, tim pengelola wallet mengeluarkan dana yang tak terbatas ke akun yang tim trading kelola.
Meski demikian, ini bukanlah kali pertama muncul tuduhan kepada Babel Finance terkait kesalahan mereka dalam mengelola dana pengguna. Sebuah rekaman di tahun 2020 yang bocor mengungkapkan bahwa perusahaan memanfaatkan dana pengguna untuk mempertahankan posisi long BTC dan berada pada kondisi default risk selama tahun itu.
Babel Finance Mengincar Fundraising
Kendati demikian, platform pemberi pinjaman ini masih memiliki kemungkinan untuk menyelamatkan dirinya dari lubang ini dengan rencana restrukturisasinya. Dalam rencana tersebut, mereka berniat mengumpulkan dana sekitar US$650 juta melalui investasi ekuitas dan utang.
Sebagian besar dari rencana tersebut bergantung para kreditur, yang kelak akan menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan, apabila rencana itu berhasil. Di samping itu, Tether pun telah memperpanjang tenggat waktu margin call bagi perusahaan selama satu bulan.
Seorang juru bicara dari Babel Finance mengatakan bahwa perusahaan sedang “bekerja sama dengan klien, investor dan pemangku kepentingan lainnya, serta penasihat eksternal selama masa yang sangat sulit di industri ini, karena kami percaya itu adalah jalan terbaik untuk pemulihan penuh dan maksimalisasi nilai bagi seluruh pihak.”
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.