Pada awal September, harga Arbitrum (ARB) mengalami breakdown dari area support US$0,90. Belum lama ini, tepatnya hari Senin kemarin (11/9), harganya akhirnya menyentuh level terendah sepanjang masa (all-time low/ATH) yang baru.
Sejauh ini, belum ada indikasi bullish reversal, baik dari sisi aksi harga maupun indikator RSI. Sebagai akibatnya, hal ini menandakan adanya peluang penurunan lebih lanjut ke area support Fibonacci terdekat berikutnya.
Arbitrum Tertolak dan Jatuh ke Rekor Terendah Baru
Sejak 18 April, ketika mencapai rekor tertingginya sepanjang masa (all-time high/ATH) di US$1,82, harga ARB terus mengalami penurunan di bawah garis descending resistance.
Pada awalnya, harga sempat memantul di area support horizontal US$0,90 pada 15 Juni (ikon hijau). Namun sayangnya, aksi pemantulan tersebut tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya breakout dari garis descending resistance.
Selanjutnya, pada 15 Agustus, harga ARB kembali ditolak oleh garis resistance yang sama. Akibatnya, di awal September, harganya mengalami breakdown dari area support horizontal US$0,90.
Puncaknya, pada 11 September, ARB mencatat rekor terendah sepanjang masa (ATL) yang baru di US$0,77. Artinya, ini adalah penurunan sebesar 33% dari harga semula di level US$1,18. Sementara untuk sekarang, Arbitrum bertengger hanya sedikit di atas rekor terendahnya, yakni US$0,79.
Di sisi lain, indikator RSI harian ARB memberikan prospek bearish. Dalam mengevaluasi kondisi pasar, trader menggunakan RSI sebagai indikator momentum untuk menentukan apakah pasar sudah overbought (terlalu banyak beli) ataukah oversold (terlalu banyak jual). Sehingga dari situ, mereka bisa memutuskan apakah sebaiknya mengakumulasi atau menjual aset.
Ketika pembacaan RSI tetap berkisar di atas 50 dan trennya naik, hal ini menunjukkan bahwa para bull masih terus unggul. Sebaliknya, jika pembacaan RSI terjatuh di bawah 50, ini menunjukkan hal yang sebaliknya, menandakan adanya peluang dari kondisi yang bearish. Dalam skenario saat ini, RSI ARB bertengger di bawah 50 dengan tren yang turun. Alhasil, keduanya menjadi indikasi dari tren bearish.
Ditambah, meski RSI sempat mencoba untuk membuat pola bullish divergence (seperti yang ditunjukkan oleh garis hijau), upaya tersebut ternyata tidak berhasil dan malah mengalami breakdown. Akibatnya, kondisi ini mengonfirmasi tren bearish yang ada.
Jaringan Ethereum terkenal memiliki berbagai proyek layer-2 (L2) di dalamnya. Cari tahu dan temukan proyek L2 manakah yang sesuai dengan preferensi Anda di Daftar Layer 2 Ethereum Terpopuler untuk Solusi Penskalaan Blockchain di 2023.
Ke Mana Arah Harga ARB Selanjutnya?
Lantaran harga ARB saat ini sudah berada di level terendahnya sepanjang masa, kita memerlukan Fibonacci retracement eksternal pada bagian kenaikan paling baru untuk menentukan level support terdekat berikutnya.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa area support terdekat berikutnya akan muncul di US$0,64, yakni 19% di bawah harganya sekarang. Selain itu, mengingat belum ada tanda-tanda bullish reversal, besar kemungkinan harga Arbitrum akan mencapai titik tersebut nantinya.
Terlepas dari prediksi harga ARB yang bearish ini, terjadinya reversal momentum secara tiba-tiba bisa mendorong harga ARB kembali ke area US$0,90. Hal ini setara dengan kenaikan sebesar 18%. Meski begitu, trennya belum bisa dianggap bullish sebelum terjadi pemulihan harga.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Arbitrum (ARB) selanjutnya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.