Jika kondisi pasar Ethereum (ETH) masih belum cukup buruk, maka kekhawatiran perihal sentralisasi bisa jadi mengenai protokol liquid staking dan hilangnya patokan atas staking token bisa jadi membuat situasi semakin memanas.
Protokol liquid staking besar, seperti Lido, tengah menjadi kekhawatiran atas jumlah Ethereum yang staked pada platform mereka.
Lido menawarkan liquid staking, sehingga memungkinkan pengguna untuk mendepositkan kurang dari 32 ETH yang diharuskan untuk menjalankan node penuh pada Beacon Chain. Protokol ini juga memasok staking token yang setara, yaitu stETH. Token tersebut dapat digunakan pada protokol DeFi lainnya untuk mendapatkan yield tambahan.
Ketika artikel ini ditulis, Lido memiliki 4,2 juta ETH yang staked. Jumlah tersebut sekitar 1/3 dari jumlah keseluruhan ETH yang staked pada consensus layer Ethereum atau yang sebelumnya dikenal sebagai ETH 2.0.
- Baca juga: Jelang The Merge: Jumlah ETH yang Staked Meningkat, namun Ada Kekhawatiran ETH Akan Banjiri Pasar
Kartelisasi Imbalan Hasil Staking ETH
Danny Ryan, developer inti Ethereum, telah menyampaikan kekhawatirannya perihal dominasi Lido dalam staking. Suatu serangan terpusat pada jaringan bisa saja terjadi setelah peralihan ke konsensus proof-of-stake, jika mayoritas kekuatan staking terlalu terkonsentrasi. Ia memperingatkan perihal kemungkinan ini dalam sebuah artikel baru-baru ini.
Ryan mengingatkan bahwa masalah dapat muncul, apabila protokol liquid staking melampaui ambang batas konsensus kritis, seperti 1/3, 1/2, dan 2/3.
“Derivatif staking bisa mencapai keuntungan yang sangat besar dibandingkan dengan non-pooled capital, karena ekstrasi MEV yang terkoordinasi, manipulasi block-timing, dan/atau sensor — kartelisasi ruang blok,” ungkapnya.
Bila ini terjadi, staker bakal jadi enggan untuk staking di mana pun, “akibat imbalan kartel yang terlalu besar”. Ryan merekomendasikan bahwa Lido dan produk liquid staking serupa agar “membatasi dirinya demi kebaikan mereka sendiri”, dan pengalokasi modal mengakui risiko pooling melekat pada desain protokol.
Lido menjadi agak terpusat, usai menerima pendanaan besar tahun ini dari beberapa raksasa modal ventura kripto, termasuk di antaranya adalah Andreessen Horowitz (a16z).
stETH Alami Depegging
Saat ini, Lido memiliki masalah lainnya di samping potensi “kartelisasi” di industri staking. Token staking Ethereum miliknya, stETH, telah kehilangan nilai patokan (depeg) dari aset dasarnya, menyusul penjualan Ethereum secara besar-besaran di akhir pekan lalu.
Pada saat penulisan, harga ETH sudah merosot ke level US$1.363, turun 10% selama 12 jam terakhir. Namun, stETH, yang seharusnya berharga sama dengan ETH, rupanya diperdagangkan di harga US$1.294, berdasarkan data dari CoinGecko. Artinya, harga stETH memiliki selisih 5% di bawah nilai patokannya.
Platform pinjaman Celsius dapat menjadi akar permasalahannya. Pasalnya, mereka memiliki sejumlah besar token stETH. Pagi hari (13/6) tadi, platform ini mulai mengirimkan aset kripto bernilai ratusan juta dolar (sebagian besar adalah WBTC dan ETH) ke crypto exchange FTX. Mereka melakukannya tanpa penjelasan, lalu menangguhkan layanan penarikan bagi penggunanya, yang akhirnya berujung pada protes dari anggota komunitas kripto.
Apabila Celsius melikuidasi simpanan stETH miliknya, maka harga staking token tersebut akan turun lebih jauh lagi dari patokan harganya terhadap Ethereum dan memperburuk kekhawatiran yang sudah ada saat ini.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.