Trusted

Bandai Namco, Sega, dan Square Enix Punya Visi Jangka Panjang untuk Game P2E

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sejumlah perusahaan game besar bekerja untuk memacu adopsi game blockchain (P2E) arus utama.
  • Beberapa raksasa game Jepang disebut tidak akan terpengaruh oleh para gamer yang menentang kripto dan NFT.
  • Inisiatif ini juga dilakukan oleh perusahaan game besar di negara Barat, seperti Epic Games, yang telah meningkatkan eksposur ke game blockchain baru-baru ini.
  • promo

Sejumlah perusahaan game besar bekerja untuk memacu adopsi game blockchain (P2E) arus utama, dan tidak ingin mengubah kebijakan itu bahkan jika menyebabkan penolakan dari sejumlah pihak. Beberapa raksasa game Jepang disebut tidak akan terpengaruh oleh para gamer yang menentang kripto dan non-fungible token (NFT).

Dalam laporan Cointelegraph pada hari Senin (19/9), Representative Director dari proyek blockchain Oasys, Ryo Matsubara, menekankan bahwa beberapa nama besar dari mitra proyek mereka seperti Bandai Namco, Sega, dan Square Enix, tidak hanya melompat pada ‘kereta kripto’, tetapi ada visi jangka panjang untuk game play-to-earn (P2E) berbasis blockchain.

“Kami memiliki visi bersama tentang blockchain di tingkat eksekutif. Mereka tidak [ingin] mengubah kebijakan itu. Mereka benar-benar memahami adopsi blockchain di masa depan. Mereka tidak hanya memikirkan pendapatan. Mereka ingin menciptakan masa depan [game] berikutnya,” jelas Ryo Matsubara.

Saran bagi Perusahaan Game Besar

Bandai Namco dikenal telah mengembangkan sejumlah game yang disukai; seperti Tekken hingga Pac-Man. Kemudian, Sega telah mengembangkan game seperti Sonic the Hedgehog, sementara Square Enix adalah pengembang dari serial game Final Fantasy yang sangat populer.

Ketika ditanya apakah perusahaan-perusahaan ini ingin mengintegrasikan teknologi blockchain dengan waralaba game mereka saat ini, Ryo Matsubara menyarankan agar mereka pada awalnya mengembangkan game blockchain baru sebagai gantinya.

Alasannya, GameFi adalah model game yang sepenuhnya baru. Dia menilai perlu lebih banyak waktu untuk matang sebelum perusahaan-perusahaan besar ini mengintegrasikan blockchain yang lebih luas dengan game konvensional mereka.

“Ketika modelnya sudah fix, menjadi berkelanjutan dan sukses, maka intellectual property (IP) yang kuat akan ditambahkan,” jelas Representative Director Oasys itu.

GameFi Perlu Tingkatkan Pengalaman Bermain

Melihat apa yang perlu ditingkatkan dalam game blockchain, Ryo Matsubara mencatat bahwa masalah besar sejauh ini adalah banyak proyek yang terlalu bergantung pada harga token dalam game. Akibatnya, ada lebih banyak permintaan untuk spekulasi daripada gameplay itu sendiri.

Dia melanjutkan, bahwa akan ada penyesuaian dari waktu ke waktu karena berbagai proyek bekerja untuk mengembangkan sensasi asli untuk game itu sendiri. Kemungkinan besar, hal itu dilakukan dengan meningkatkan pengalaman bermain game secara keseluruhan.

Hal ini menggemakan sentimen serupa dari Luke Sillay yang merupakan lead community manager Blowfish Studios, developer game yang berbasis di Australia dan kini telah menjadi anak perusahaan Animoca Brands.

Dalam kesempatan yang sama, Luke Sillay menekankan bahwa lebih banyak orang menginginkan game yang benar-benar menyenangkan untuk dimainkan daripada sekedar keramaian untuk mendapatkan token.

Mendorong Adopsi GameFi

Sebagai informasi, blockchain Proof-of-Stake (PoS) Oasys diarahkan langsung ke game dan secara tentatif ditetapkan untuk peluncuran mainnet resmi pada sisa bulan di tahun 2022 ini. Ryo Matsubara juga mengisyaratkan bahwa sejumlah game dari beberapa mitra dengan nama besar mereka kemungkinan akan diumumkan pada tahun depan.

Melihat ke luar Jepang, perusahaan game besar di negara Barat, seperti Epic Games, yang telah meningkatkan eksposur ke game blockchain baru-baru ini.

Pada 15 September lalu, Epic Games mendaftarkan game berbasis NFT pertama di platform marketplace game mereka. Game tersebut berjudul Blankos Block Party yang dikembangkan oleh Mythical Games dan diklaim telah mengumpulkan lebih dari satu juta total pengguna.

Kabar ini mengikuti komentar dari CEO Epic Games, Time Sweeney, pada bulan Juli lalu yang menyatakan bahwa pihaknya pasti tidak akan mengikuti langkah Microsoft lewat Minecraft dalam melarang integrasi NFT dalam game.

Bagaimana pendapat Anda tentang visi jangka panjang dari perusahaan-perusahaan tersebut terhadap industri game P2E? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori