Banq, anak perusahaan dari kustodian kripto Prime Trust, pada hari Selasa (13/6) telah mengajukan perlindungnan kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11 bankruptcy) di pengadilan kebangkrutan Amerika Serikat (AS) di distrik Nevada.
Didirikan pada tahun 2020, Banq memperkenalkan diri sebagai software solution yang menjembatani kesenjangan antara kripto dan fiat tradisional.
Dalam dokumen pengajuan kebangkrutan itu, Banq mengutip aset yang dimiliki sekitar US$17,72 juta dibandingkan dengan liabilitas mereka senilai US$5,45 juta.
Kabar ini datang setelah Prime Trust, selaku perusahaan induk Banq, bekerja untuk menutup kesepakatan akuisisi dengan BitGo pada 8 Juni lalu, yang merupakan perusahaan kustodian kripto lain yang lebih besar.
Klaim Aset Banq Diambil dalam Transfer Tidak Sah
Dilihat dari dokumen kebangkrutannya, Banq mencatat bahwa aset senilai mereka US$17,5 juta pada Oktober 2021 diambil dalam ‘transfer tidak sah’ oleh mantan petingginya.
Pengambilan itu terdiri dari ‘rahasia dagang’, informasi hak milik dan teknologi, catatan bisnis, serta lain sebagainya, ke Fortress NFT Group. Sebagai informasi, Fortress NFT Group didirikan oleh para mantan eksekutif dari Banq.
Banq, yang juga memiliki layanan NFT wallet, telah menggugat Fortress pada Juni 2022 karena diduga mencuri informasi rahasia dagang untuk meluncurkan platform NFT saingan yaitu Fortress NFT dan Planet NFT. Lebih lanjut, entitas ini dituduh oleh Banq terlibat dalam kegiatan penipuan untuk menutupi kesalahan mereka.
Sejumlah Pihak Terseret dalam Krisis Prime Trust
Dalam perkembangan terbaru, stablecoin True USD (TUSD), diketahui bahwa mereka memiliki hubungan perbankan dengan Prime Trust.
Sebagai informasi, TUSD diperkirakan didukung oleh Justin Sun, tokoh utama di balik blockchain TRON, hingga crypto exchange Binance.
Pada 9 Juni lalu, pihak TUSD mengumumkan bahwa mint atau pencetakan stablecoin mereka melalui Prime Trust dijeda sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Meski begitu, TUSD mengaku bahwa layanan pencetakan dan penukaran (minting dan redemption) mereka tidak terpengaruh dan akan terus beroperasi seperti biasa. Sebab, kemitraan dengan lembaga perbankan lainnya tetap utuh, yang memungkinkan transaksi yang mulus.
Selanjutnya, Haru Invest, crypto yield platform yang berbasis di Korea Selatan, pada hari Selasa (13/6) kemarin juga mengakui bahwa mereka menemukan masalah tertentu dengan salah satu mitra layanan mereka.
“Kami sekarang sedang menyelidiki masalah ini lebih lanjut dengan mereka dan mencari rencana darurat untuk memperbaiki situasi ini,” kata pihak Haru.
Dengan klaim untuk melindungi aset pengguna di bawah pengawasan mereka, pihak Haru membuat keputusan tegas bahwa permintaan deposit dan penarikan apa pun dari pelanggan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Adapun mitra Haru yang mengalami masalah tidak disebutkan namanya. Konon, mitra itu adalah Banq atau Prime Trust.
- Baca Juga: Siap Lawan SEC, Binance Gandeng Eks Jaksa DOJ dan 3 Pengacara Top dari Milbank untuk Bela Binance.US
Prime Trust Terdampak Krisis Binance.US dan FTX?
Sebagai informasi, Prime Trust yang berbasis di Las Vegas, Nevada, telah mengumpulkan pendanaan US$107 juta pada Juni 2022. Menurut data CrunchBase, secara keseluruhan mereka telah mengumpulkan pendanaan sekitar US$176 juta sejauh ini.
Namun, perusahaan itu dalam perkembangannya memecat sepertiga dari karyawannya pada akhir Januari 2023. Beberapa hari sebelum itu, mereka juga mengumumkan akan menghentikan operasinya di Texas, AS, yang sedang berusaha mengejar lisensi untuk menyediakan layanan pengiriman uang di negara bagian tersebut.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 2016 ini, mulai menawarkan layanan kepada perusahaan kripto pada tahun 2018. Mereka mengaku telah melayani hampir 700 klien fintech dan kripto pada pertengahan tahun lalu. Namun, Prime Trust diperkirakan telah kehilangan beberapa klien baru-baru ini, yang termasuk Binance.US.
Dalam dokumen gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terhadap Binance dan entitas afiliasinya di AS, yaitu Binance.US, muncul informasi menarik.
Dijelaskan bahwa, “Perusahaan Perwalian B adalah perusahaan yang berbasis di Nevada. Pada sekitar Juli 2019, Binance.US mengadakan perjanjian dengan Perusahaan Perwalian B untuk menyediakan layanan tertentu kepada pelanggan yang membeli aset kripto di Binance.US dengan dolas AS.”
Detail dalam dokumen SEC menguatkan bahwa Binance.US adalah salah satu klien Prime Trust.
Selain itu, Prime Trust dilaporkan juga menyediakan layanan ke crypto exchange FTX yang telah runtuh pada November 2022. Tidak lama setelah FTX bangkrut, Prime Trust secara tiba-tiba mengganti CEO Tom Pageler dengan CEO Interim Jor Law.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.