Lihat lebih banyak

Inilah 5 Perusahaan Raksasa Teknologi Teratas yang Mengadopsi Teknologi Web3

6 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Saat ini, perkembangannya yang cukup pesat telah membuat web3 menjadi populer hanya dalam waktu singkat. Alhasil, sejumlah perusahaan teknologi besar pun mulai menunjukkan ketertarikan mereka pada sektor menjanjikan ini. Apalagi, metaverse memiliki potensi tidak terbatas yang mampu mewujudkan segala jenis interaksi online yang baru. Lebih jauh lagi, beberapa perusahaan teknologi besar bahkan sudah mulai gencar memperhatikan tren ini. Mereka pun tidak ingin ketinggalan dan segera berpartisipasi dalam sektor ini, serta mendefinisikan dirinya sebagai perusahaan web3. Bahkan, ada juga perusahaan yang menjadikan web3 sebagai bagian besar dari bisnis mereka.

Nah, kali ini, kita akan membahas mengenai 5 perusahaan teknologi raksasa yang menerapkan teknologi dan solusi web3. Perusahaan yang akan kita bahas ini sebenarnya adalah deretan nama yang sudah tidak asing lagi di dunia teknologi dan strategi yang mereka miliki juga unik, dengan caranya sendiri.

5 Perusahaan Teknologi Teratas yang Menggunakan Teknologi Web3

Sudah ada banyak organisasi penting dan perusahaan modal ventura yang rela berinvestasi besar-besaran di sektor web3 agar tidak ketinggalan tren saat ini. Berikut ini adalah 5 perusahaan teknologi raksasa yang telah mengadopsi teknologi web3.

1. Meta

Meta Facebook

Facebook memiliki layanan jejaring sosial terkemuka seperti WhatsApp, Instagram, dan Messenger. Namun, pada bulan Oktober, nama perusahaan ini mengalami perubahan dan sekarang bernama “Meta. Perubahan itu mereka lakukan bertujuan untuk mencerminkan misinya untuk memberikan panduan di seluruh industri metaverse.

Selain itu, Meta juga menargetkan agar bisa menarik miliaran pengguna. Menurut Statista, setidaknya terdapat 2,87 miliar orang yang menggunakan Facebook, Instagram, WhatsApp, atau Messenger setiap harinya selama kuartal kedua atau Q2 tahun 2022. Di samping itu, Meta memandang web3 sebagai rute yang menjanjikan untuk menuju ke internet generasi ketiga. Maka dari itu, mereka menganggap teknologi tersebut sebagai kanal penting untuk mengambil alih kemudi industri metaverse.

Kemudian, Meta juga bermaksud untuk memasukkan headgear yang murah dan ringan ke dalam konstruksi sosial mereka. Oleh karenanya, setelah perubahan nama berhasil terlaksana, Meta juga telah berinvestasi di Oculus Quest, yaitu gadget fisik yang dirancang untuk mengekspos konsumen ke Metaverse.

2. Shopify

Shopify Bitcoin BTC | web3 companies

Shopify adalah perusahaan asal Kanada yang bertanggung jawab atas jutaan perusahaan ritel online. Perusahaan ini memulai debut versi beta dari platform trading NFT-nya pada tahun 2021. Dengan platform tersebut, Shopify dapat memungkinkan penggunanya untuk mencetak dan bahkan menjual koleksi NFT di beberapa blockchain.

Di sisi lain, CEO Shopify, Tobi Lutke, dan bahkan bersama dengan presiden perusahaannya, Harley Finkelstein, juga telah menunjukkan antusiasme mereka terhadap web3.

Dalam sebuah video di YouTube, Finkelstein menyatakan,

“Saya rasa masa depan ritel dan perdagangan bisa terjadi di mana saja, pada setiap sektor [yang] muncul. Itu bisa terjadi secara online, di metaverse, AR, atau VR. Mungkin juga secara offline dalam butik yang indah atau pasar petani yang hebat.”

Sejak tahun 2018, Shopify juga mulai mengintegrasikan kemampuan penjualan AR ke dalam area digitalnya. Terlebih lagi, upaya terbarunya turut mencakup akuisisi perusahaan desain rumah berbasis AR yang didirikan oleh tim yang sama dengan tim yang mendukung Primer.

Pengalaman penjualan AR tersebut bertujuan untuk memberikan representasi yang realistis dan interaktif dari produk dagangan mereka. Di samping itu, hal tersebut juga bermanfaat untuk memperpanjang biaya percakapan dan mempertahankan pengembalian barang yang minimal. Dalam hal ini, perusahaan seperti Pot Instan, Allbird, dan Magnolia adalah beberapa di antara produsen top yang menggunakan teknologi AR Shopify.

Selain itu, Shopify juga telah mengajukan beberapa hak paten pada augmented reality. Salah satunya adalah untuk sistem pengukuran tubuh yang menggunakan AR dan dapat menyarankan ukuran pakaian yang tepat.

Di sisi lain, program NFT Shopify sendiri memungkinkan penggunanya untuk mencetak dan menjual NFT mereka. Selain itu, prosesnya dapat mereka lakukan dengan menggunakan teknologi blockchain seperti Ethereum dan Polygon. Namun, tidak seperti kebanyakan pasar NFT lainnya, pedagang tidak harus menerima cryptocurrency sebagai pembayaran. Dengan kata lain, mereka juga menerima kartu debit, Shop Pay, dan kartu bank untuk melakukan pembayaran di Shopify.

3. Twitter

Jack, Twitter, NFT

Twitter memiliki fokusnya sendiri pada web3 dengan beberapa langkah tentatif yang diambilnya. Sebagai salah satu platform media sosial paling populer, platform ini bisa saja memiliki pengaruh yang sangat besar. Selain itu, Twitter juga sudah mulai melakukan beberapa upaya untuk mengintegrasikan NFT.

Dalam hal ini, menggunakan NFT sebagai gambar profil tampaknya menjadi cara terbaik bagi pemilik NFT untuk menunjukkan status mereka. Di samping itu, fitur tersebut juga dapat menjadi cara efektif dalam menunjukkan kepemilikan aset digital yang mereka punya. Menariknya, Twitter justru menjadi satu-satunya platform teknologi besar terkemuka yang tampaknya menerapkan konsep baru ini.

Kemudian, khusus bagi pengguna yang telah berlangganan Twitter Blue, mereka akan dapat memilih NFT sebagai gambar profil utama mereka. Setelah itu, mereka yang memiliki NFT yang sudah terverifikasi dapat menampilkannya dalam bentuk segi enam (hexagon) di profil mereka. Namun, pada saat artikel ini kami tulis, masih ada banyak kendala yang perusahaan tersebut harus hadapi untuk menetapkan NFT sebagai gambar profil Twitter.

Sebagai contoh, fitur ini sekarang hanya eksklusif untuk pengguna iPhone dan pengguna di wilayah Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Selandia Baru. Tapi, Twitter menegaskan bahwa dukungan NFT tersebut akan segera tersedia untuk pengguna Android juga nantinya. Dengan begitu, kita dapat menyimpulkan bahwa adopsi NFT oleh Twitter menunjukkan keinginannya untuk bertransisi ke generasi web berikutnya.

4. Spotify

Be[In]Crypto Image
Sumber: Depositphotos

Spotify adalah layanan streaming musik asal Swedia yang Daniel Ek dan Martin Lorentzon ciptakan pada tahun 2006. Setelah mengalami peningkatan tajam pada jumlah penggunanya, Spotify pun menjadi salah satu platform streaming terbesar di dunia. Saat ini saja, Spotify telah memiliki 422 juta pengguna aktif.

Tidak berhenti sampai di situ, baru-baru ini, platform musik ini mengunggah informasi lowongan pekerjaan berbasis web3 yang meliputi posisi untuk manajer, engineer, dan para ahli dalam mengembangkan tren ini.

Seperti yang sudah kita ketahui, bahkan para musisi pun sudah ikut serta menjual karya NFT mereka. Sehingga, sebenarnya tidak mengherankan lagi jika Spotify memutuskan untuk memasuki kancah web3. Namun, kita masih belum tahu pasti apakah Spotify akan membangun marketplace untuk NFT atau tidak. Yang pasti, musisi seperti Snoop Dogg, King of Leon, dan Grimes telah menjadi jajaran musisi yang dengan cepat mendapat kesuksesan dengan penjualan NFT musik mereka.

5. Microsoft

Microsoft | web3 companies

Microsoft adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Perusahaan ini disebut-sebut akan membantu Astar Network dalam membangun masa depan web3 melalui program “Astar Incubation”.

Dalam kemitraannya ini, Microsoft dapat menyediakan alat dan dukungan bagi bisnis Astar Incubation Program. Dukungan itu juga akan mencakup jaringan bimbingan (mentorship) dan bantuan pemasaran.

Selain itu, Microsoft juga bersaing dengan raksasa teknologi lainnya, seperti perusahaan induk Facebook, Meta, untuk mendapatkan segmen di pasar blockchain. Di sisi lain, Microsoft telah mendukung ConsenSys ke titik tertingginya dengan berpartisipasi dalam putaran investasi bernilai US$450 juta. Di mana raihan tersebut juga berhasil menggandakan angka kapitalisasi pasar startup tersebut menjadi US$7 miliar.

ConsenSys sendiri adalah sumber daya yang mendukung MetaMask, blockchain wallet paling populer di dunia. Sementara itu, Microsoft dan ConsenSys sudah mulai mengarahkan klien mereka ke Consensys pada tahun 2021. Tepatnya, langkah tersebut mereka lakukan ketika mereka menghentikan layanan blockchain Azure dan mulai berkolaborasi.

Di samping itu, Microsoft juga telah menyatakan minatnya terhadap Polkadot, yaitu sebuah teknologi smart contract tambahan yang bersaing dengan Ethereum melalui Astar Network. Oleh sebab itu, kolaborasi brilian ini pastinya layak untuk kita ikuti perkembangannya.

Perusahaan Web3 Dapat Menyongsong Masa Depan Baru

Web3 adalah sektor yang nantinya akan kaya akan nilai. Pasalnya, mereka menggabungkan teknologi seperti mesin, IoT, pembelajaran, dan analitik data. Sementara itu, faktor pendorong di balik kemajuan signifikan di bidang ini yaitu mereka menyediakan hal-hal tersebut kepada pengguna dengan cara yang lugas, mudah, dan efisien secara maksimal.

Oleh karena itu, tidak perlu kita ragukan lagi bahwa Web3 akan mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan digital. Artinya, efek konvensional dan disruptifnya pada orang-orang dan perusahaan kemungkinan akan sangat besar. meskipun demikian, perlu kita ingat juga bahwa perpindahan dari web2 ke web3 tidak akan bisa langsung terjadi dalam waktu yang singkat. Dengan begitu, perusahaan teknologi besar yang disebutkan di atas masih memiliki cukup waktu untuk mengevaluasi operasi mereka.

Kamu bisa mengakses grup Telegram BeInCrypto untuk mendapatkan informasi terbaru tentang web3. Kamu juga akan mendapatkan informasi ketika ada  perkembangan terbaru yang muncul.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Perusahaan apa sajakah yang tergolong dalam web3?

Apa saja produk web3 itu?

Apa itu jaringan web3?

Manakah perusahaan blockchain terbesar?

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

c61c7fb64fefd8e48e536b4ec5baad0a.png
Chris Adede
Chris Adede adalah seorang kreator konten dengan latar belakang TI. Ia memiliki spesialisasi di aset kripto, fintech, dan blockchain. Chris telah menulis dan mengikuti dunia kripto selama bertahun-tahun, dan ia sangat antusiasi terhadap potensi dari industri baru ini untuk mentransformasi dunia.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori