Trusted

Mengenal Beragam Jenis Stablecoin, Mulai dari USDT hingga USDC

7 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Melihat daftar cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, kamu mungkin akan menemukan Theter (USDT), USD Coin (USDC) dan Binance USD (BUSD). Koin-koin crypto tersebut adalah stablecoin yang cukup populer, makanya masuk dalam top 10 market cap di pasar cryptocurrency.

Lebih seksama lagi, kamu pasti menemukan bahwa persamaan koin-koin tersebut yaitu USDT, USD dan USD memiliki elemen USD atau dolar AS. Benar, stablecoin tersebut berpatokan dengan mata uang fiat USD.

Tidak hanya dengan mata uang fiat, ternyata cryptocurrency bisa juga memiliki patokan dengan komoditas dan aset konvensional lainnya seperti emas. Bahkan ada juga yang nilainya mengacu pada aset digital.

Artikel ini akan membahas tentang jenis-jenis stablecoin dan contohnya.

Ingin mendapatkan ulasan menarik terkait proyek cryptocurrency terbaru? Bergabunglah dengan Komunitas Trading BeInCrypto di Telegram: baca ulasan dan analisis teknis koin crypto, tanyakan dan dapatkan jawaban atas semua pertanyaan kamu dari trader PRO. Gabung sekarang!

Apa Itu Stablecoin

Stablecoin adalah jenis mata uang digital khusus yang nilainya berpatokan dengan mata uang, komoditas, atau instrumen keuangan lainnya. Sementara cryptocurrency besar seperti Bitcoin (BTC) atau Ether (ETH) memiliki volatilitas tinggi, stablecoin menawarkan alternatif yang lebih stabil.

Makanya, ketika tren pasar yang sangat fluktuatif menerjang, trader crypto memilih memegang stablecoin, daripada aset cryptocurrency yang sedang berguncang. Tujuannya tentu saja untuk mempertahankan nilai portofolio mereka.

Selain itu, mayoritas jenis stablecoin menawarkan solusi untuk mendapatkan penghasilan pasif (passive income) dari kepemilikan crypto kamu. Ada banyak platform yang menawarkan suku bunga tinggi untuk stablecoin. Biasanya tawaran ini jauh lebih baik daripada opsi apa pun dari keuangan tradisional.

Jenis-jenis Stablecoin

Banyak orang berpendapat bahwa stablecoin menjadi solusi di tengah luasnya ketersediaan dan cakupan dolar AS sebagai mata uang. Akan tetapi, para pendukung cryptocurrency percaya bahwa masa depan aset digital tidaklah dikendalikan oleh bank sentral.

Maka dari itu, perlu mekanisme untuk membuat nilai koin-koin crypto ini bisa stabil. Berikut jenis-jenis stablecoin berdasarkan mekanisme untuk membuat nilai mereka stabil.

a. Stablecoin berbasis mata uang fiat

Stablecoin berbasis mata uang fiat memiliki cadangan mata uang fiat seperti dolar AS, sebagai jaminan untuk mempertahankan nilainya. Jaminan atau kolateral populer lainnya bisa berupa logam mulia seperti emas dan perak. Namun, sebagian besar stablecoin berbasis mata uang fiat biasanya memiliki cadangan dolar AS.

Untuk memastikan nilai cadangan ini, ada kustodian independen yang mengelola dolar AS sebagai jaminan stablecoin. Cadangan tersebut pun harus mengalami audit secara berkala.

Contoh stablecoin berbasis mata uang fiat adalah Tether (USDT) dan TrueUSD (TUSD) yang memiliki cadangan dolar AS. Kedua cryptocurrency populer ini masing-masing didukung oleh dolar AS dengan rasio 1:1. Selain itu ada juga USD Coin (USDC) yang berjalan di blockchain Ethereum.

Tether USD (USDT) satu contoh stablecoin populer dengan jaminan dolar AS 1:1
Tether USD (USDT) satu contoh stablecoin populer dengan jaminan dolar AS 1:1

b. Stablecoin berbasis cryptocurrency

Tidak hanya mata uang fiat yang bisa menjadi jaminan bagi stablecoin, ternyata cryptocurrency juga dapat menjadi kolateral. Sebagai catatan, mata uang crypto nilainya bervolatilitas tinggi dan untuk diperlukan kompensasi lebih untuk membuat nilainya lebih stabil.

Sehingga, jumlah atau rasio jaminan mata uang crypto ini lebih besar daripada jumlah stablecoin yang terbit. Makanya, crypto jenis ini sering disebut sebagai over collateralized karena dijaminkan secara berlebihan.

Misalnya, untuk melindungi dari risiko penurunan 50% harga, cadangan cryptocurrency bisa mencapai dua kali lipat dari nilai stablecoin yang diterbitkan.

Contoh stablecoin berbasis crypto adalah DAI MakerDAO, yang berpatokan kepada dolar AS. Aset ini mendapat dukungan dari Ethereum dan cryptocurrency lainnya yang bernilai 150% dari total pasokan stablecoin DAI.

c. Stablecoin berbasis komoditas

Berbeda dengan yang berbasis mata uang, jenis stablecoin ini memungkinkan penggunanya untuk menukar keping-keping koin tersebut dengan emas atau komoditas lainnya.

Terdapat beberapa stablecoin yang mendasarkan nilainya dengan komoditas, misalnya Tether Gold dan Pax Gold. Keduanya menggunakan emas dan indeks emas sebagai underlying asset-nya.

d. Algorithmic Stablecoin

Algorithmic stablecoin adalah satu jenis cryptocurrency yang mulai populer belakangan ini. Stablecoin jenis ini dapat mengunci beberapa aset untuk menjamin nilai aset, tetapi sebagian besar bergantung pada algoritma.

Total pasokan algorithmic stablecoin dikendalikan oleh algoritma, dan partisipan dapat berinteraksi dengan smart contract untuk menukar stablecoin. Dengan menjual atau membeli algorithmic stablecoin ke sistem, maka total pasokan dapat menjadi makin banyak atau makin sedikit.

Algorithmic stablecoin tidak jauh berbeda dengan mata uang yang diterbitkan oleh bank sentral. Sebab, jenis stablecoin ini mungkin tidak bergantung pada aset cadangan demi menjaga nilainya tetap stabil.

Contoh algorithmic stablecoin yang pernah populer adalah TerraUSD (UST) yang berjalan di blockchain Terra. Saat itu, jaminan aset cadangannya adalah koin saudaranya Terra (LUNA).

LUNA memiliki peran yang vital untuk menstabilkan harga dari UST dan mengurangi volatilitas pasar. Ketika UST turun sedikit, maka LUNA akan dibakar (burn) untuk menstabilkan harga.

Namun, UST kehilangan patokannya pada 9 Mei 2022. Kejadian itu kemudian menyebabkan penurunan drastis nilai Terra (LUNA), yang hampir mencapai nol. Fenomena krisis Terra LUNA ini menjadi contoh nyata yang paling mengejutkan akibat dari upaya manipulasi algorithmic stablecoin.

Terbaru, contoh coin algorithmic lainnya yang baru meluncur adalah Djed dari blockchain Cardano. Djed (DJED) adalah overcollateralized algorithmic stablecoin yang meluncur di jaringan mainnet Cardano pada 31 Januari 2023.

Nilai DJED berbasiskan dolar Amerika Serikat (USD) sementara mendapat dukungan dari native token Cardano, yaitu ADA. Selain itu, coin ini menggunakan token kripto Shen (SHEN) sebagai cadangannya.

e. Decentralized Stablecoin

Stablecoin terdesentralisasi, seperti semua jenis stablecoin, adalah mata uang kripto yang memiliki nilai yang dipatok pada aset eksternal tertentu, seperti mata uang fiat dolar AS, atau komoditas. Secara teori, patokan kepada aset dunia nyata membantu mencegah volatilitas.

Apa yang membuat decentralized stablecoin berbeda dari stablecoin terpusat adalah mereka memiliki transparansi penuh dan non-custodial, artinya perusahaan atau pihak terpusat tidak mengendalikannya. Jaminan apa pun yang mendukung stablecoin bersifat transparan bagi pengguna, sehingga mereka tahu jaminan itu benar-benar ada.

Decentralized stablecoin menggunakan algoritma dan kontrak pintar untuk mengontrol pasokan token guna mempertahankan nilainya yang stabil. Jika harga stablecoin mulai membelok ke atas atau ke bawah dari nilai aset yang dipatoknya, maka pasokan stablecoin dapat disesuaikan untuk mengembalikan harga ke posisi semula.

Sejumlah contoh dari decentralized stablecoin adalah MakerDAO, Alchemint, dan Augmint.

Tujuan Stablecoin

Stablecoin bertujuan untuk menyediakan alternatif bagi cryptocurrency dengan volatilitas tinggi. Ini termasuk Bitcoin (BTC) atau Ethereum (ETH) yang nilainya cepat berubah naik atau turun sehingga mata uang crypto kurang cocok untuk transaksi umum.

Dalam trading crypto, trader bisa menggunakan stablecoin seperti Tether USDT untuk memperoleh aset kripto atau sebaliknya: menjual kripto dan mendapatkan USDT.

Selain itu, stablecoin juga bisa mendukung transaksi antarnegara. Proses transaksi dengan koin stabil ini lebih cepat daripada pengiriman uang lewat bank global.

Terakhir, stablecoin seperti USDT dapat menjadi jaminan di sistem keuangan terdesentralisasi (decentralized finance atau DeFi). Sebab, dalam DeFi, transaksi terjadi secara peer-to-peer alias tanpa perantara. Makanya, stablecoin bisa menjaga kestabilan nilai dalam DeFi.

Cara Kerja Stablecoin

Stablecoin mencoba mematok nilai pasarnya dengan referensi eksternal, biasanya mata uang fiat. Koin-koin stabil lebih berguna sebagai media pertukaran daripada cryptocurrency yang nilainya sangat volatil.

Stablecoin dapat mengacu ke mata uang seperti dolar AS atau ke harga komoditas seperti emas atau menggunakan algoritma untuk mengontrol pasokan. Jenis coin crypto ini juga mempertahankan aset cadangan sebagai jaminan atau melalui formula algoritmik yang bertujuan mengendalikan pasokan.

Membeli Stablecoin

Cara membeli stablecoin sangatlah mudah. Kamu hanya perlu membuka akun di bursa kripto atau crypto exchange untuk melakukan perdagangan. Contoh sejumlah exchange yang menyediakan koin berbasis USD seperti OKX, Bitget, BingX dan Bybit.

Kalau sudah membuka akun dan melakukan verifikasi di crypto exchange, kamu bisa mulai membeli stablecoin. Terdapat pilihan metode pembayaran yang tersedia, mulai dari Paypal, kartu debit, hingga kredit.

Beli Stablecoin di Crypto Exchange

Aturan Terkait Stablecoin

Ledakan stablecoin belakangan ini telah meningkatkan pengawasan dari regulator. Pasalnya, para penerbit stablecoin tidak teregulasi seperti bank, sehingga peraturan terkait cadangan modal minimalnya sangat sedikit. Di samping itu, tidak ada standar akuntansi untuk mengatur ruang lingkup aset cadangan stablecoin.

Sejauh ini, sudah ada berbagai rancangan dari regulator di sejumlah negara. Misalnya, rancangan undang-undang oleh Uni Eropa yang mengamanatkan cadangan keuangan yang dapat diaudit, serta disimpan di bank untuk stablecoin yang didukung oleh fiat. Kemudian, ada juga usulan undang-undang stablecoin di Amerika Serikat dari Komite Jasa Keuangan Amerika Serikat berusaha untuk memberlakukan moratorium stablecoin yang tidak didukung fiat.

Meski demikian, penerbit stablecoin terpusat, seperti Tether dan Circle, justru telah berkomitmen untuk menerbitkan laporan pembuktian mereka demi menyediakan akses terhadap komposisi cadangannya. Selain Tether dan Circle, Paxos Trust, penerbit dari stablecoin Pax Dollar (USDP) dan Binance USD (BUSD), menerbitkan laporan pembuktian mereka setiap akhir bulan untuk menjabarkan cadangannya. Firma akuntansi WithumSmith+Brown, PC adalah pihak yang bertugas untuk mengumpulkan laporan-laporan tersebut.

Kesimpulan

Stablecoin adalah cryptocurrency yang nilainya berbasiskan mata uang fiat, komoditas atau aset digital lainnya. Jenis stablecoin secara umum ada tiga, bergantung pada mekanisme cara membuat harganya tetap stabil. Cara kerjanya adalah ada aset jaminan yang tersimpan sebagai cadangan untuk menerbitkan sebuah stablecoin.

Meski namanya koin stabil, masih terdapat risiko kehilangan nilai (depegging) apalagi bila jaminan stablecoin juga aset digital yang volatil. Makanya, investor dan trader perlu mempertimbangkan hati-hati terkait pemilihan koin crypto sebagai alat tukar, investasi maupun trading harian. Selalu lakukan riset Do Your Own Research untuk memahami potensi dan risiko suatu aset.

Pertanyaan yang sering muncul

Apa itu stablecoin?

Apa saja yang termasuk stablecoin?

Yang manakah stablecoin terbaik?

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori