Lihat lebih banyak

Asuransi Crypto, Bisakah Melindungi Aset Digital dari Risiko Investasi?

5 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Cryptocurrency adalah salah satu jenis aset yang memiliki risiko tinggi, tidak hanya untuk trading tetapi juga investasi. Dengan pergerakan harga crypto yang sangat volatil dalam jangka pendek, juga berbagai kasus peretasan, membuat investor dan trader menghadapi risiko kehilangan. Makanya asuransi crypto menjadi harapan untuk melindungi dari peristiwa tak terduga yang menyebabkan kerugian.

Menghadapi kenyataan bahwa menaruh uang di aset crypto adalah investasi risiko tinggi (high risk investment), maka asuransi crypto menjadi jawaban yang tepat. Benarkah demikian?

Artikel ini akan membahas tentang asuransi untuk melindungi aset digital termasuk cryptocurrency.

Apa Itu Asuransi Crypto?

Sama halnya seperti asuransi secara umum, asuransi crypto melindungi risiko kerugian yang terjadi karena peristiwa tidak terduga. Harga cryptocurrency yang sangat volatil seringkali menjadi target peretasan tingkat tinggi. Dampaknya, investor bisa kehilangan jutaan dolar, sementara industri crypto juga terseret dengan potensi kerugian lebih besar.

Berbeda dengan mata uang fiat seperti dolar AS, euro atau rupiah, cryptocurrency tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Selain itu, tidak ada perlindungan regulasi untuk menghentikan pencurian atau kehilangan dana dalam aset tersebut.

Misalnya, di AS ada lembaga bernama US Federal Insurance Deposit Corporatioin (FDIC) yang melindungi bank dan tabungan dari kerugian hingga senilai US$250.000. Di Indonesia, ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menjamin simpanan tabungan dan deposito di bank senilai hingga Rp2 miliar dengan bunga yang sesuai dengan acuan LPS.

Namun, di dunia cryptocurrency tidak ada perlindungan semacam itu.

Sejarah Asuransi Crypto

Lloyds of London adalah perusahaan asuransi pertama yang menawarkan asuransi kripto untuk pertanggungjawaban dengan batas fleksibel mulai dari £1.000 (kira-kira Rp18,5 juta). Kolaborasi Lloyd Atrium bersama dengan Coincover membuat layanan asuransi ini untuk melindungi dari kerugian yang dapat timbul dari pencurian mata uang kripto yang tersimpan di dompet online.

Jenis polis asuransi ini memiliki batas dinamis yang naik atau turun sebanding dengan harga aset kripto. Dengan kata lain, tertanggung akan selalu mendapatkan ganti rugi untuk nilai dasar aset yang diasuransikan, bahkan jika harganya terus berfluktuasi selama periode polis.

Namun, penting untuk mencatat bahwa cryptocurrency bukanlah alat pembayaran yang sah di Amerika maupun di Indonesia karena tidak mendapat dukungan pemerintah. Oleh karena itu, mata uang kripto termasuk Bitcoin, Litecoin, dan Ethereum tidak tunduk pada perlindungan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) atau Perusahaan Perlindungan Investor Sekuritas. Demikian juga di Indonesia.

Kejahatan Crypto

Berbagai risiko menghantui investor crypto, termasuk kejahatan peretasan dan penipuan. Salah satu contoh peretasan di dunia kripto yang memicu kerugian besar adalah peretas di game Axie Infinity yang mencuri hingga US$615 juta dari proyek tersebut. Contoh lainnya adalah kasus peretasan Ronin, jaringan yang memfasilitasi transfer koin crypto lintas blockchain, dengan kerugian hingga US$23,3 juta.

Di samping risiko peretasan, ada juga risiko penipuan. Menurut laporan FTC Juni 2022, lebih dari 460.000 orang melaporkan kehilangan uang dengan nilai total di atas US$1 miliar dalam periode 2021-2022. Kasus penipuan di crypto cukup serius. Sehingga, banyaknya faktor kehilangan aset memberikan peluang bagi perusahaan asuransi tumbuh. 

Dana Perlindungan

Untuk melawan gelombang kejahatan crypto tersebut, bursa seperti Binance dan Coinbase mengklaim mengasuransikan dana digital investor yang menjadi korban pencurian. Namun, asuransi tidak akan membantu jika kamu terpaksa menyerahkan kata sandi dan kredensial kamu dalam skema pemerasan.

Pada 2018, Binance mendirikan Secured Asset Fund for Users (SAFU) untuk melindungi dana pengguna yang diambil dari sebagian dana trading. Pada 2022, Binance mengklaim mengalami peretasan dengan kerugian US$100 juta, tetapi tidak berdampak pada dana investor. Kata CEO Binance Chengpeng Zao, SAFU telah menutup kerugian tersebut.

Binance menyediakan dana perlindungan investor SAFU
Binance menyediakan dana perlindungan investor SAFU

Selain itu, menurut situsnya, Coinbase menyediakan asuransi kejahatan yang melindungi sebagian dari aset digital yang disimpan di seluruh sistem penyimpanan Coinbase dari kerugian akibat pencurian, termasuk pelanggaran keamanan dunia maya. Namun, kebijakan Coinbase tidak mencakup kerugian apa pun yang diakibatkan oleh akses tidak sah ke akun Coinbase atau Coinbase Pro milik pengguna karena pelanggaran atau kehilangan kredensial.

Cara Kerja Asuransi Kripto

Untuk menebus sebagian dari saldo yang hilang, perusahaan asuransi mata uang kripto dapat menutupi sejumlah kerugian yang terkait dengan pelanggaran dan pencurian keamanan siber. Namun, baik investor maupun crypto exchange tidak akan mendapatkan kembali semua dana mereka.

Apa yang umumnya tidak ditanggung oleh kebijakan asuransi adalah kerugian dari fluktuasi di pasar crypto. Risiko lain yang tidak masuk dalam perlindungan adalah jika investor terlibat dalam skenario cepat kaya yang ternyata merupakan skema Ponzi. Asuransi juga tidak mencakup kehilangan dan kerusakan perangkat keras langsung dan transfer mata uang kripto ke pihak ketiga. Kemudian, asuransi crypto juga tidak melindungi dari gangguan atau kegagalan blockchain yang mendasari aset.

Perusahaan Asuransi Crypto

Perusahaan seperti Lloyd’s dan Relm Insurance terjun ke dalam bisnis asuransi crypto. Beberapa perusahaan asuransi hanya menanggung crypto exchange karena di situlah saldo besar dana kripto berada.

Meskipun bukan perusahaan asuransi, Coincover menawarkan teknologi perlindungan individu dan solusi perangkat lunak. Tujuannya, berupaya mencegah bisnis kehilangan crypto karena pencurian atau kesalahan manusia. Ini mencakup aset digital terhadap peretasan, phishing, malware, pencurian perangkat, perangkat lunak Trojan, dan serangan brute force. Perusahaan mengklaim teknologinya memungkinkan untuk mengkompensasi ketika terjadi kesalahan.

Kekurangan Polis Asuransi

Industri asuransi memiliki cara untuk mengelak sebelum dapat menawarkan kebijakan yang solid dan terjangkau untuk mengganti investasi crypto yang hilang. Menurut artikel dari ZenGo, masalah utama dengan penawaran asuransi crypto adalah bahwa mereka tidak sepenuhnya komprehensif.

Agar pemegang crypto dapat sepenuhnya melindungi semua aset crypto, mereka harus mencampur dan mencocokkan beberapa rencana asuransi yang berbeda. Mereka memerlukan satu rencana untuk melindungi dari kehilangan kunci pribadi dan satu lagi untuk perlindungan terhadap kesalahan kontrak pintar. Mereka mungkin membutuhkan plan asuransi yang ketiga untuk melindungi diri mereka sendiri jika perusahaan crypto wallet mereka gulung tikar.

Kesimpulan

Berinvestasi dalam cryptocurrency adalah risiko tinggi karena harganya sangat volatil. Di samping itu, kasus peretasan, pencurian dan penipuan telah merugikan investor yang tidak mengerti apa-apa. Makanya, ada celah bagi bisnis asuransi crypto untuk masuk.

Akan tetapi, saat ini belum banyak perusahaan asuransi yang melindungi dari kerugian trading crypto. Asuransi kripto yang ada hanya melindungi kehilangan atau kerusakan perangkat keras (hardware). Sementara plan asuransi lain melindungi hanya untuk transfer kepada pihak ketiga, atau kejatuhan blockchain dari aset dasar. Nah, agar mendapatkan perlindungan menyeluruh, investor perlu membeli beberapa polis asuransi yang berbeda-beda.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apakah crypto bisa diasuransikan?

Apa itu asuransi DeFi?

Perusahaan asuransi crypto terbaik?

Apa risiko investasi crypto?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori