Lihat lebih banyak

Bitcoin Cash dan Diamond, Mengenal Hard Fork Crypto

4 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Hard fork dalam dunia cryptocurrency adalah suatu hal yang seringkali memiliki imbas besar terhadap pergerakan pasar. Pasalnya, hard fork mencerminkan adanya perubahan fundamental dari suatu cryptocurrency yang secara tidak langsung membuat sistem operasionalnya berbeda. Bitcoin Cash dan Bitcoin Diamond adalah salah satu produk dari hard fork yang mengubah industri aset kripto.

Perubahan fundamental lewat hard fork tersebut pada akhirnya memperoleh respons dari pasar. Jika mendapat respons positif, niscaya nilai suatu cryptocurrency tersebut bakal terkerek naik. Begitu pula sebaliknya. Di sini kita akan membahas lebih dalam mengenai hard fork di industri crypto.

Apa Itu Hard Fork Crypto?

Hard fork adalah perubahan software yang tidak kompatibel dengan versi lama. Hal ini biasanya terjadi apabila ada perubahan yang berlawanan dengan protokol lama. Sebagai contoh, misalnya komunitas Bitcoin miner (penambang bitcoin yang melakukan verifikasi transaksi blockchain Bitcoin) terpecah menjadi dua dan masing-masing menjalankan software Bitcoin yang tidak kompatibel satu sama lain. Maka, jaringan blockchain tersebut akan terpisah menjadi dua jaringan berbeda. Inilah peristiwa yang kita sebut sebagai hard fork.

Contoh kripto yang sudah melakukan hard fork adalah Ethereum. Hasilnya adalah Ethereum dan Ethereum Classic. Baik Ethereum maupun Ethereum Classic sudah berada di jaringan kode server yang berbeda. Sehingga, pengguna tidak dapat mengirim Ethereum ke jaringan Ethereum Classic dan sebaliknya.

Selain itu, jika pengguna memiliki sejumlah Ethereum ketika terjadi hard fork, maka pengguna akan memiliki 2 jenis koin yaitu Ethereum dan Ethereum Classic.

Beda Hard Fork vs. Soft Fork

Menjelaskan pernyataan sebelumnya, hard fork adalah perubahan software yang tidak kompatibel dengan versi lama. Hal ini biasanya terjadi apabila ada perubahan yang berlawanan dengan protokol lama. 

Sementara itu, soft fork adalah perubahan perangkat lunak yang masih kompatibel dengan versi lama dan masih dapat berkomunikasi dengan versi lama. Perubahan ini tidak berlawanan dengan protokol lama sehingga dapat berjalan secara paralel. 

Alterasi yang terjadi pada hard fork menghasilkan dua kode yang berbeda dan tidak dapat berhubungan satu sama lain. Di sisi lain, perubahan yang terjadi pada soft fork menghasilkan dua kode yang sama dan dapat berhubungan satu sama lain.

Dalam kata lain di saat terjadi soft fork, maka penambang kripto yang belum memperbaharui perangkatnya masih bisa menjalankan program yang sama, dan tidak ada percabangan menjadi dua blockchain yang berbeda. Soft fork dan hard fork bisa terjadi berlandaskan perencanaan atau terjadi karena perbedaan pendapat di komunitas.

Contoh Hard Fork dan Soft Fork

Ada beberapa contoh hard fork yang cukup terkenal. Salah satunya adalah Ethereum Classic (ETC), yaitu fork pertama dalam jaringan Ethereum. Hard fork ini juga menjadi salah satu aksi yang paling kontroversial. 

Pada pertengahan 2016, muncul kerentanan dalam kontrak DAO (decentralized autonomous organization). Dampaknya adalah terkurasnya dana sekitar 3,6 juta ETH. Karena masalah kontrak tersebut, dana ini menjadi beku selama 28 hari sebelum ditransfer. 

Dalam kasus ini, hard fork terjadi sehingga tim pengembang dapat mengambil tindakan cepat terhadap peretasan dan mendapatkan uangnya kembali. Pengembang lalu membuat EIP 779 agar setiap orang dapat menarik ETH mereka dari kontrak DAO. Jika tidak ada tindakan, seseorang akan memiliki sendiri 4,4% dari total pasokan ETH pada saat itu. 

Akibatnya, proposal tersebut membagi komunitas Ethereum menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah orang-orang yang senang karena tim pengembang mengambil tindakan. Ini artinya pengembang mendapatkan pelajaran mereka dan dapat lebih siap jika kejadian seperti ini terulang lagi. 

Kubu kedua adalah mereka yang tidak setuju dengan fork Ethereum. Mereka berpendapat bahwa pembaruan jaringan membahayakan desentralisasinya.

Sementara, salah satu contoh soft fork yang cukup populer adalah Segwit di jaringan Bitcoin. SegWit adalah kependekan dari Segregated Witness. Proses ini merupakan cara untuk meningkatkan batasan dari ukuran block pada bitcoin dengan menghapus signature pada transaksinya. 

Ketika proses SegWit membuang bagian ini maka ada lebih banyak ruang untuk menambahkan transaksi ke dalam blockchain. Secara harfiah, Segregated berarti pemisahan atau memisahkan. Sedangkan Witness memiliki arti saksi atau tanda tangan transaksi. Oleh karena itu, Segregated Witness dapat memiliki arti proses pemisahan tanda tangan transaksi.

Dampak Setelah Terjadi Hard Fork

Dampak hard fork bisa sangat beragam. Seperti kita bahas, semua aktivitas hard fork akan mengubah sistem blockhain secara fundamental. Oleh karena itu, dampaknya pun bisa besar dan luas, baik secara transaksi maupun bagi komunitasnya.

Dalam kasus jaringan Cardano, salah satu dampak yang muncul dari adanya upgrade Cardano Alonzo yaitu adanya penerapan smart contract yang dapat menjadi jalan untuk mengarah kepada decentralized apps (Dapps/aplikasi terdesentralisasi).

Tidak hanya sekadar smart contract saja, pengaruh lainnya dari adanya upgrade Alonzo adalah Cardano dapat menjadi tempat untuk mencetak Non-fungible Token (NFT). Hal ini dapat menjadi upaya baik bagi Cardano untuk meningkatkan kegunaannya.

Sementara, dalam kasus London Fork di jaringan Ethereum, aktivitas ini membuat komunitas Ethereum menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah orang-orang yang senang karena tim pengembang mengambil tindakan. Ini artinya pengembang mendapatkan pelajaran mereka dan dapat lebih siap jika kejadian seperti ini terulang lagi. 

Kubu kedua adalah mereka yang tidak setuju dengan fork Ethereum. Mereka berpendapat bahwa pembaruan jaringan membahayakan desentralisasinya.

Hard Fork Bitcoin

Hard fork Bitcoin adalah ketika node dari versi blockchain terbaru benar-benar tidak lagi menerima versi lawasnya. Artinya, terjadi perubahan permanen pada versi blockchain yang sebelumnya, sehingga semua node atau pengguna pun harus meng-upgrade software protokol blockchain-nya ke versi terbaru.

Seiring dengan berjalannya waktu, Bitcoin fork juga ikut berkembang dengan hadirnya berbagai mata uang digital yang serupa, seperti Bitcoin Gold, Bitcoin Cash dan Bitcoin Diamond. Berikut adalah rangkuman untuk beberapa hard fork di jaringan Bitcoin.

Bitcoin Cash

Bitcoin Cash adalah fork terbesar kedua dari jaringan Bitcoin, setelah BTC. Menariknya, sebelum pemisahan ini, komunitasnya harus melalui drama hampir tujuh tahun (dari 2010 hingga 2017) sebelum BCH muncul pada Agustus 2017. Bitcoin Cash memiliki komunitas yang penuh semangat yang mencakup investor Roger Ver dan salah satu pendiri BitMain, Jihan Wu.

Salah satu perbedaan signifikan antara produk sampingan dan platform induknya adalah ukuran blok. Ukuran blok Bitcoin adalah 1 MB, sedangkan blok di jaringan BCH dapat mencapai maksimum 32 MB.

Bitcoin Diamond

Bitcoin Diamond (BCD) adalah hard fork Bitcoin yang terjadi pada blok jaringan 495866. BCD menerapkan perubahan termasuk algoritma bukti kerja baru untuk mencegah serangan pada jaringan, dan memisahkan tanda tangan transaksi dari transaksi pada rantai untuk kapasitas tambahan. Perubahan ini memungkinkan jumlah transaksi yang lebih besar per detik di jaringan sebagai seluruh.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apa dampak hard fork crypto?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori