Pengertian Initial Coin Offering (ICO) dan Tips Buat Investor Crypto

10 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Dalam dunia blockchain dan cryptocurrency, kamu mungkin mendengar istilah ICO atau Initial Coin Offering. Istilah ini mirip dengan Initial Public Offering (IPO) dalam kasus penawaran saham perdana tetapi ada perbedaannya juga. Jangan tertukar juga dengan IDO dan Launchpad yang tersedia di sejumlah crypto exchange. Nah, investor kripto perlu memahami pengertian ICO, cara kerjanya hingga tips meraih keuntungan dari penawaran perdana aset digital. Simak lengkapnya dalam artikel ini.

Ikuti Penawaran Koin Perdana di Crypto Exchange

Beli Crypto Pakai Rupiah

Biaya Trading Gratis
Beli Crypto Pakai Rupiah
Buka OKX www.okx.com
Aset Crypto 350+
Biaya Trading Gratis (waktu terbatas)
Bonus Ajak Teman hingga $10.000

Bonus USDT 3200

Trading, Leverage, Earn
Bonus USDT 3200
Buka KuCoin www.kucoin.com
Aset Crypto 700+
Biaya Trading 0,1%
Benefit Fee Diskon 20% dengan KCS

Bonus hingga US$100 trading fee rebate

Exchange dengan fitur terlengkap
Bonus hingga US$100 trading fee rebate
Buka Binance www.binance.com
Aset Kripto 500+
Biaya Trading 0% untuk BTC/TUSD
Benefit Trading Diskon 25% dengan BNB

Apa itu ICO?

Initial Coin Offering (ICO) adalah sebuah metode penggalangan dana yang menggunakan mata uang kripto. ICO adalah cara meraup dana bagi perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang teknologi blockchain, seperti cryptocurrency, decentralized application (dApp), atau smart contract.

Dalam penawaran koin perdana, startup akan menjual token digital kepada investor. Token digital ini biasanya memiliki fungsi tertentu, seperti untuk mengakses layanan atau produk dari perusahaan startup tersebut.

Investor yang berpartisipasi dalam penawaran awal dapat memperoleh token kripto proyek tersebut dengan harga diskon atau dengan syarat-syarat tertentu. Oleh karena itu, penawaran koin perdana bisa jadi peluang buat penggiat kripto masuk dalam sebuah proyek dengan investasi awal yang terbilang rendah.

Bagi pemilik proyek, untuk apa dana ICO?

Pemilik proyek dapat menggunakan dana dari ICO (Initial Coin Offering) untuk mendukung pengembangan, pemasaran, operasional, dan kebutuhan lainnya terkait proyek blockchain atau cryptocurrency yang bersangkutan. Selain itu, tim pengembang juga bisa menggunakannya untuk penelitian hingga pendanaan komunitas dan ekosistem. Semua informasi terkait tujuan penggunaan dana seharusnya tertera dalam white paper proyek kripto.

Cara kerja ICO

Ketika sebuah perusahaan kripto ingin mengumpulkan uang (fundraising), mereka perlu melakukan tahapan dalam penawaran koin crypto perdana. Pertama, biasanya mereka membuat white paper yang menjelaskan lengkap tentang proyek itu. Kemudian, ada peluncuran website, kampanye, marketing hingga akhirnya distribusi token. Berikut cara kerja ICO secara umum.

Langkah 1: Ide dan tim pengembang

Untuk meluncurkan token crypto, seorang pendiri atau tim perlu memiliki ide. Ide ini harus jelas sehingga lebih rinci tentang cara kerja dan tujuan kegunaannya. Tim pengembang sendiri harus memiliki kemampuan dan keahlian terkait dengan regulasi dan legalitas. Namun, mereka juga bisa berkonsultasi dengan pihak ahli sebelum meluncurkan proyek.

Langkah 2: Peluncuran White Paper

Awal dari banyak mata uang kripto adalah white paper yang merinci tokenomics, tujuan, dan model bisnis token, serta informasi lainnya. Dokumen ini, secara teori, memberikan semua informasi penting yang investor butuhkan untuk membuat keputusan tentang koin tersebut.

Langkah 3: Smart contract

Salah satu tahap akhir pembuatan ICO adalah pembuatan smart contract (kontrak pintar). Standar token yang paling umum adalah ERC-20, yang berdiri di atas blockchain Ethereum. Namun, tak hanya itu, pengembang yang memiliki sumber daya bisa membangun standar blockchain sendiri.

Langkah 4: Model penjualan ICO

Dalam sebuah penawaran koin perdana, tim pengembang perlu menetapkan model penjualan (sales model). Hal ini berkaitan dengan penetapan harga dan distribusi token. Berikut sejumlah model yang umum pada ICO.

  • Pasokan dengan harga tetap (Uncapped): sebuah token kripto akan dijual dengan harga tetap untuk jangka waktu tertentu.
  • Soft cap: pembuat token menentukan jumlah penggalangan dana minimum ICO, dan menetapkan harga yang sesuai. Lalu, ada periode penjualan awal sejumlah token untuk raih dana minimum. Setelah itu, ICO akan berlanjut hingga tanggal dan waktu berakhir yang ditentukan.
  • Hard cap: Berbeda dengan soft cap, hard cap berarti pembuat token menetapkan jumlah maksimum modal yang dibutuhkan. ICO berakhir pada batas jumlah maksimum atau pada akhir periode.
  • Hidden cap: investor tidak akan mengetahui jumlah modal yang dialokasikan hingga saat ICO. Demikian pula, mereka tidak akan mengetahui tujuan lain sampai penawaran berjalan. Tujuannya, menghindari spekulasi dan menjaga detail penting tetap tersembunyi sampai publik perlu mengetahuinya.
  • Dutch auction: dalam kasus mata uang kripto, nilai satu koin akan dilelang pada harga permintaan tertinggi. Selanjutnya, harga turun ke tingkat di mana tawaran yang diterima akan mencakup semua token yang ditawarkan.
  • Reverse Dutch auction: Jumlah token terbatas dan jumlah token yang terjual setiap hari dibagi rata selama durasi ICO untuk mengontrol distribusi token. Jadi, misalnya, jika penawaran berlangsung selama lima hari, 20% dari total jumlah token akan terjual setiap hari.
  • Collect and return: Dalam metode ini, ada harga yang ditetapkan, namun pembeli dapat menawar di atas harga tersebut. Apabila harga berada di atas jumlah yang ditetapkan, sebagian modal dapat dikembalikan kepada investor.
  • Dynamic ceiling: metode ini menghentikan investor dengan sejumlah besar uang untuk membeli banyak koin dalam satu transaksi. Sebaliknya, membuat mereka membeli dalam jumlah yang lebih kecil selama penawaran, sehingga menyebarkan pembelian mereka selama durasi penawaran.

Langkah 5: Kampanye dan marketing

Untuk meraih keberhasilan dalam sebuah proyek, tim pengembang harus bisa menarik orang berinvestasi dalam token crypto baru melalui ICO. Agar bisa sukses, tentu mereka butuh pemasaran dan kampanye kepada masyarakat luas. Caranya, bisa dengan sosial media, hingga situs media resmi.

Langkah 6: Peluncuran ICO

Pengembang bisa saja meluncurkan token perdana hanya melalui situs web resmi mereka. Namun, untuk memperbesar jangkauan, proyek kripto bisa bekerja sama dengan crypto exchange besar seperti Coinbase, Binance, Kraken, OKX dan lainnya. Terutama, bursa dan aplikasi crypto yang memiliki fitur Launchpad.

Langkah 7: Distribusi token

Setelah ICO berakhir, investor akan mendapatkan alokasi token crypto sesuai dengan pembelian mereka selama masa penawaran. Proses ini dapat berlangsung secara otomatis melalui kontrak pintar sebelumnya.

ICO dan Launchpad

Meskipun sama-sama terkait penggalangan dana proyek blockchain, ICO (Initial Coin Offering) dan launchpad adalah dua konsep yang berbeda dalam ekosistem kripto. Secara definisi, ICO adalah penggalangan dana dengan cara menawarkan token crypto, yang biasanya di platform khusus atau website resmi. Sementara itu, Launchpad adalah platform yang menyediakan layanan untuk meluncurkan token baru atau proyek di dalam ekosistem kripto.

Akan tetapi, pemilik proyek juga bisa bekerja sama dengan bursa crypto besar untuk meraih jangkauan lebih luas melalui launchpad. Hal ini menguntungkan bagi pengembang sebab, biasanya crypto exchange global sudah memiliki basis pengguna yang besar.

Cara kerja ICO melalui launchpad tentu lebih ketat karena harus melalui proses audit dari crypto exchange yang bekerja sama tersebut. Tim pengembang perlu memenuhi sejumlah persyaratan dari bursa agar dapat meluncurkan token crypto baru melalui launchpad.

ICO vs IDO

Buat pelaku blockchain dan crypto ICO (Initial Coin Offering) dan IDO (Initial DEX Offering) adalah dua metode yang berbeda untuk mengumpulkan dana dalam dunia kripto. Namun, keduanya memiliki kesamaan dalam konsep penggalangan dana.

Perbedaan utama antara ICO dan IDO adalah tempat penjualan. ICO secara umum bisa berjalan melalui platform atau website khusus dari pengembang token crypto tersebut. Sementara itu, IDO terjadi di platform pertukaran terdesentralisasi (DEX). Hal ini memungkinkan pengguna untuk langsung membeli token proyek menggunakan dompet kripto mereka.

Sangat mungkin terjadi sebuah koin kripto melakukan ICO terlebih dahulu, baru kemudian melakukan IDO. Bagi investor, IDO memberikan akses lebih luas dan transparan karena proses penawaran terjadi di platform pertukaran yang terdesentralisasi.

Cara Investasi di ICO

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di penawaran koin pertama, kamu harus melakukan riset. Selain itu, pahami risiko bahwa ada kemungkinan proyek crypto tersebut gagal dan kamu kehilangan uang. Siapkan uangmu, yang kamu relakan kalau rugi, dan ikuti langkah investasi di ICO berikut ini:

  1. Daftar: Sejumlah proyek memerlukan identifikasi dan verifikasi investornya. Informasi identifikasi dan memastikan bahwa kamu mematuhi persyaratan.
  2. Siapkan wallet crypto: Pilih dompet kripto yang aman dan kompatibel dengan token yang akan kamu beli.
  3. Ikuti panduan membeli token: Pahami proses pembelian token selama penawaran perdana. Ini mungkin melibatkan transfer mata uang kripto ke alamat tertentu dan memastikan bahwa kamu mengikuti instruksi dengan cermat.
  4. Pantau waktu dan batasan: Perhatikan waktu mulai dan berakhirnya masa penawaran. Beberapa ICO mungkin memiliki batasan waktu atau batasan kuantitas untuk memastikan partisipasi yang adil.
  5. Simpan token dengan aman: Setelah berhasil membeli token, simpan dengan aman dalam wallet crypto yang dapat andal dan pahami cara mengelola kunci pribadi.

Buat kamu yang baru mengenal dunia kripto baca juga Cara Investasi Crypto Pemula: Kenali Risiko dan Tips Raih Profit

Contoh ICO sukses

Meskipun bukan yang pertama kali, sejumlah proyek berikut ini menandai penawaran koin perdana yang sukses. Nilai raihan dana yang besar juga bisa mencerminkan kepercayaan investor pada proyek tersebut.

Ethereum (2014): Ethereum meluncur melalui ICO pada tahun 2014 dan berhasil mengumpulkan dana signifikan senilai US$18 juta. Proyek yang pendirinya adalah Vitalik Buterin ini bertujuan untuk membangun platform smart contract.

Ethereum ETH adalah salah satu contoh ICO sukses dan populer
Ethereum ETH adalah salah satu contoh ICO sukses dan populer

EOS (2017): EOS adalah proyek blockchain yang mengumpulkan dana besar hingga mencapai US$4 miliar dalam ICO. Tujuannya adalah membangun platform blockchain yang dapat menyediakan layanan skala besar dan kontrak pintar.

Tezos (2017): Tezos menggunakan model ICO untuk mengumpulkan dana selama setahun penuh yang berhasil meraup hingga US$232 juta. Dana dari penawaran koin tersebut bertujuan untuk mengembangkan platform blockchain yang dapat diperbarui secara mandiri.

Filecoin (2017): Filecoin berhasil mengumpulkan dana melalui ICO senilai US$257 juta. Penggunaan dana untuk membangun sistem penyimpanan terdesentralisasi menggunakan teknologi blockchain.

Chainlink (2017): Chainlink adalah proyek oracle terdesentralisasi yang menggunakan ICO senilai US$32 juta untuk mendanai pengembangan teknologinya. Proyek ini berupaya menjembatani kesenjangan antara kontrak pintar blockchain dan sumber data dunia nyata.

Binance Coin (2017): Binance Coin (BNB), token asli dari crypto exchange Binance, menyelenggarakan ICO pada tahun 2017 yang mengumpulkan $15 juta. Token BNB berguna untuk membayar biaya perdagangan dalam ekosistemnya dan menunjukkan potensi token utilitas di ruang kripto.

Cardano (2017): Proyek yang diprakarsai oleh IOHK dan Charles Hoskinson, mengumpulkan $62 juta selama ICO. Cardano dengan koin ADA adalah berkomitmen terhadap penelitian akademis dan pengembangan dengan fokus pada skalabilitas, keberlanjutan, dan interoperabilitas, yang menarik investor dan pengembang.

Keuntungan dan Risiko ICO bagi Investor

Dari sudut pandang investor, berpartisipasi dalam penawaran koin perdana bisa mendatangkan keuntungan. Namun, ada juga kerugiannya. Berikut ulasannya:

Keuntungan ICO bagi Investor

  • Potensi Keuntungan Besar: Jika proyek berhasil dan nilainya meningkat, investor dapat mengalami keuntungan besar.
  • Akses Awal ke Proyek Baru: Ini dapat menjadi peluang untuk mendukung proyek yang menjanjikan di masa depan dan memperoleh token dengan harga diskon.
  • Partisipasi dalam Komunitas: Hal ini dapat menciptakan peluang untuk berinteraksi dengan tim pengembang dan anggota komunitas lainnya, serta memantau perkembangan proyek.
  • Token Utility: Beberapa ICO menawarkan token yang memiliki fungsi atau utilitas tertentu di dalam ekosistem proyek. Misalnya, token dapat digunakan untuk membayar biaya transaksi, mendapatkan akses ke fitur khusus, atau memanfaatkan layanan di dalam platform.

Risiko ICO bagi Investor

  • Ketidakpastian Keberhasilan Proyek: Investasi di proyek yang gagal dapat menyebabkan kehilangan seluruh atau sebagian besar dana yang kami investasikan.
  • Volatilitas Harga: Nilai token bisa naik atau turun secara signifikan dalam waktu singkat, sehingga menghadirkan risiko kehilangan nilai investasi.
  • Kurangnya Regulasi dan Perlindungan Investor: Karena tidak adanya regulasi secara global, investor tidak punya perlindungan hukum jika terjadi penipuan atau kesalahan dari pihak proyek.
  • Penipuan dan Keamanan: Penipuan bisa berupa proyek palsu atau penjualan token palsu, sementara serangan keamanan bisa mencakup serangan siber yang dapat merugikan investor.

Tips Untung Ikut ICO

Investasi dalam ICO (Initial Coin Offering) dapat memberikan potensi keuntungan tinggi, tetapi juga melibatkan risiko yang signifikan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu meningkatkan peluang mendapat untung ketika berpartisipasi sebagai investor dalam ICO:

  • Riset Mendalam: Baca whitepaper proyek, pelajari visi, tujuan, dan keberlanjutan proyek tersebut. Perhatikan tim pengembang, penggunaan dana, dan teknologi yang terlibat.
  • Konsep yang Jelas dan Inovatif: Proyek yang memberikan solusi unik atau memecahkan masalah nyata memiliki potensi untuk menarik minat dan menghasilkan pertumbuhan nilai token.
  • Pastikan Transparansi Penggunaan Dana: Mengetahui bagaimana proses penggunaan dana dapat memberikan gambaran tentang keberlanjutan proyek.
  • Terlibat dalam Komunitas yang Aktif: Komunitas yang kuat dapat memberikan dukungan, serta memberikan indikasi minat dan kepercayaan investor terhadap proyek.
  • Pahami Utilitas Token: Token yang memiliki utilitas nyata atau memberikan hak istimewa dalam penggunaan proyek dapat memiliki nilai jangka panjang yang lebih baik.
  • Pertimbangkan Faktor Hukum dan Kepatuhan: Proyek yang beroperasi dengan jelas dan mematuhi aturan dapat mengurangi risiko hukum.
  • Diversifikasi Portofolio: Hindari mengalokasikan seluruh dana investasi ke satu proyek. Meragamkan portofolio dapat membantu mengurangi risiko.
  • Pantau Perkembangan Proyek: Setelah berinvestasi, tetap terlibat dan pantau perkembangan proyek. Ikuti pembaruan, roadmap, dan pencapaian tim pengembang.

Kesimpulan

Secara umum, ICO adalah sebuah cara bagi pengembang proyek blockchain dan cryptocurrency untuk mencari pendanaan dari publik. Bagi investor, berpartisipasi dalam penawaran koin crypto pertama bisa berpotensi meraih keuntungan bila proyeknya berhasi. Namun, investasi di ICO melibatkan risiko tinggi.

Makanya, sebelum berpartisipasi, investor sebaiknya melakukan riset mendalam, memahami proyek secara menyeluruh, dan hanya berinvestasi dengan dana yang bersedia mereka rugi. Konsultasi dengan ahli keuangan atau pakar kripto juga bisa memberikan pandangan tambahan yang berharga.

Pertanyaan yang sering muncul

Apakah investasi di ICO menguntungkan?

Apakah ICO ilegal?

Siapakah yang bisa meluncurkan ICO?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori