Lihat lebih banyak

5 Jenis Konsensus Blockchain Crypto Selain PoW dan PoS

5 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Teknologi blockchain hadir dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat transaksi keuangan secara global. Namun, dengan operasinya secara global, sebuah blockchain dengan buku besar (public ledger) perlu memiliki faktor keamanan, yang tercermin dalam algoritma konsensus blokchain.

Konsensus mencerminkan suara dari partisipan, dalam hal ini para pelaku crypto untuk memastikan ledger dalam blockchain berjalan. Selain itu, mekanisme konsensus memastikan ledger hanya bisa menyetujui transaksi setelah para pelaku mengkonfirmasi transaksi tersebut.

Mekanisme konsensus yang paling terkenal adalah Proof of Work (dalam penambangan Bitcoin) dan Proof of Stake (bukti pertaruhan aset crypto dalam Ethereum). Masing-masing mekanisme konsensus memiliki karakter sendiri-sendiri. Nah, mari kita mengenal sejumlah mekanisme konsensus, termasuk Delegated POS, Byzantine Fault Tolerance (BFT), Proof of Importance, Proof of Capacity dan Proof of Activity.

Crypto Exchange terbaik untuk beli token kripto

Beli Crypto Pakai Rupiah

Biaya Trading Gratis
Beli Crypto Pakai Rupiah
Buka OKX www.okx.com
Aset Crypto 350+
Biaya Trading Gratis (waktu terbatas)
Bonus Ajak Teman hingga $10.000

Bonus USDT 3200

Trading, Leverage, Earn
Bonus USDT 3200
Buka KuCoin www.kucoin.com
Aset Crypto 700+
Biaya Trading 0,1%
Benefit Fee Diskon 20% dengan KCS

Hadiah hingga US$30.000

Trading dengan fitur lengkap
Hadiah hingga US$30.000
Buka ByBit www.bybit.com
Aset Kripto 470+
Biaya Trading 0,1%
Benefit VIP Fee 0%

Apa itu Mekanisme Konsensus Blockchain?

Mekanisme konsensus adalah algoritma dalam sistem komputer dan sistem blockchain untuk menyetujui tambahan data baru di dalamnya. Konsensus artinya sebuah kondisi dari keputusan yang telah mendapat kesepakatan dari semua partisipan dalam jaringan.

Misalnya, dalam mekanisme konsensus Bitcoin yang menggunakan PoW, setiap blok baru yang bertambah dalam buku besar harus memenuhi aturan konsensus. Contoh aturan konsensus adalah tidak boleh menggunakan utang, mengubah format blok, serta reward atau hadiah untuk para penambang. Kalau ada blok dalam chain yang gagal mengikuti konsensus ini dapat segera mengalami penolakan.

Ada tiga fitur dasar dalam protokol konsensus yang menentukan efisiensi dari blockchain tersebut. Tiga fitur tersebut adalah valuasi real-time, keamanan dan toleransi terhadap kesalahan.

Tanpa adanya perantara, jaringan dari banyak pengguna yang mengembangkan sistem ini harus sepakat mengenai kebenaran dan menambahkannya dalam ledger. Konsensus harus dapat terjangkau oleh mayoritas pengguna node dalam jaringan itu.

Tipe-Tipe Mekanisme Konsensus Blockchain

Tujuan utama dari protokol konsensus adalah untuk memungkinkan node berkomunikasi di antara mereka sendiri. Protokol juga menawarkan seperangkat transaksi yang mendapat validasi untuk masuk ke buku besar.

Tujuan konsensus untuk mencegah penambang yang tidak etis menambahkan transaksi dan blok palsu. Jenis mekanisme yang akan berlaku tergantung pada jenis jaringan. Di luar Proof-of-Work (PoW) dan Proof-of-Stake (PoS), mari kita bahas beberapa mekanisme lainnya.

Delegated PoS (DPoS)

Meskipun mengandung unsur kata yang sama, Delegated Proof of Stake (DPoS) sangatlah berbeda dengan konsensus PoS. Di sini, pemegang token tidak bekerja untuk memvalidasi blok sendiri. Akan tetapi, mereka menunjuk perwakilan atau delegasi dalam melakukan validasi untuk mereka.

Dalam sistem DPoS, biasanya ada sekitar 21-100 delegasi yang terpilih. Para delegasi berubah secara periodik dan mendapat tugas untuk mengirimkan blok mereka. Bila jumlah delegasinya kurang, mereka dapat mengatur diri sendiri secara efisien dan membuat slot waktu untuk mempublikasikan block.

Jika delegasi gagal menangkap bloknya secara reguler, atau mempublikasikan transaksi yang tidak valid, pemegang token dapat menggantinya dengan delegasi lainnya.

Tidak seperti dalam protokol PoW dan PoS, para penambang dalam DPoS dapat berkolaborasi untuk mengembangkan blok. Dengan adanya upaya kerja sama dan proses yang sebagian tersentralisasi, DPoS mampu menjalankan rangkaian order besar secara cepat ketimbang algoritma konsensus.

Contoh blockchain yang menggunakan mekanisme konsensus ini adalah EOS, Lisk, Ark, dan TRON.

BELI CRYPTO

Byzantine Fault Tolerance (BFT)

Sebenarnya, nama BFT datang sebagai solusi untuk “Byzantine general’s problem“, yaitu bagaimana seorang jenderal harus memutuskan agar dapat menyerang dan mundur pada waktu yang sama. Ini adalah sebuah dilema logika yang menjadi penjelasan dalam sebuah tulisan akademik karya tiga peneliti: Leslie Lamport, Robert Shostak dan Marshall Pease.

BFT saat ini berguna untuk memperbaiki masalah dari node yang tidak andal. Bila semua anggota komunitas mengirimkan informasi yang tidak konsisten ke pada publik mengenai transaksi, maka keandalan blockchain dapat rusak. Padahal, tidak ada otoritas pusat yang bisa campur tangan untuk memperbaiki hal ini.

Untuk mengatasi ini, PoW sudah menyediakan BFT melalui kekuatan prosesnya. Di sisi lain, PoS butuh solusi yang lebih jelas. Node akan memberikan suara secara reguler untuk mengidentifikasi transaksi yang benar. Menggunakan versi dari PoS yang bekerja dengan BFT sepertinya menjadi pendekatan paling menjanjikan untuk menyetujui transaksi dalam blockchain ini.

Contoh blockchain yang memakai skema konsensus BFT adalah Ziliqa dan Cardano.

Cardano menggunakan konsensus blockchain BFT

Proof of Importance (PoI)

Mekanisme PoI menggunakan skor kepentingan untuk menyeleksi satu orang harvester di antara semua partisipan. Tujuannya adalah untuk menghapus kecenderungan suka terhadap stakeholder kaya dalam konsensus PoS. Skor kepentingan ini bergantung pada kualitas transaksi dan reputasi dalam jaringan.

Blockchain yang menggunakan algoritma konsensus ini adalah New Economy Movement (NEM).

Proof of Capacity (PoC)

Algoritma PoC menggunakan disk atau kapasitas penyimpanan dari sebuah blok dalam jaringan terdesentralisasi. Ini menukar faktor komputasi dengan ruang dalam disk. PoC memotivasi penambang untuk mengoleksi sebuah daftar dari semua nonce dan hash dalam blok sebelum penambangan sebenarnya.

Pada saat itu, penambang hanya mengunggah file yang sudah dihitung mengenai hash yang mungkin ke dalam jaringan. PoC mengurangi waktu yang digunakan untuk menambah dan memvalidasi transaksi dalam blok.

Blockchain yang menggunakan algoritma PoC adalah Burstcoin, Storj, Chia dan SpaceMint.

Proof of Activity

Penemuan PoA adalah sebagai sebuah struktur insentif alternatif bagi para penambang Bitcoin. Konsensus blockchain ini menggabungkan PoW dan PoS. Dalam PoA, penambang dapat memulai dengan pendekatan untuk menyelesaikan masalah.

Berdasarkan informasi, sekelompok validator bertugas untuk menandatangani blok tersebut. Jika validator memiliki lebih dari satu koin, dia memiliki kesempatan tinggi untuk terpilih.

Segera setelah para validator terpilih menandatangani blok baru, template tersebut dapat menjadi sebuah blok.
Bila validator gagal melengkapi blok tersebut, sejumlah validator baru kemudian terpilih. Proses ini berjalan terus hingga sebuah block menerima jumlah validasi yang benar.

Rewards atau hadiah dibagi dua sama rata antara penambang dan validator. PoA memerlukan energi yang sangat besar, seperti halnya PoW dan PoS.

PoA sangat bergantung pada reputasi dari penambang atau partisipan jaringan yang mau melakukan transaksi. Di sini, miner mempertaruhkan reputasi mereka, tidak hanya koin.

Decred dan VeChain adalah contoh koin yang menggunakan konsensus Proof of Activity.

Kelebihan dan Kekurangan Mekanisme Konsensus

Sejumlah kelebihan dari mekanisme konsensus adalah

  • Membangun kesepakatan global dalam sebuah jaringan terdistribusi
  • Menciptakan proteksi dan keamanan melawan serangan penyususp
  • Mekanisme tersedia untuk jaringan blockchain baik yang menggunakan permision maupun yang permissionless.

Adapun kekurangan dari Mekanisme konsensus adalah

  • Beberapa mekanisme konsensus menggunakan kekuatan dan energi tinggi, sehingga berbahaya bagi lingkungan
  • Sejumlah mekanisme rawan terhadap serangan 51% dan Sybil attack.
  • Kekhawatiran yang konstan untuk mengubah sebuah jaringan terdesentralisasi menjadi jaringan terpusat.

TRADING CRYPTO

Kesimpulan

Seperti penjelasan dalam artikel ini, terdapat sejumlah mekanisme konsensus dalam teknologi blockchain di luar PoW dan PoS. Masing-masing konsensus tersebut memiliki sifat yang berbeda. Seiring dengan perkembangan dunia kripto, sangat mungkin muncul jenis-jenis mekanisme konsensus lainnya dalam protokol blockchain.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apa itu algoritma konsensus?

Apa itu teknologi blockchain crypto?

Bagaimana cara kerja mekanisme konsensus blockchain?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori