Lihat lebih banyak

Pavel Durov: Kisah Pendiri Telegram dan Dukungan untuk Blockchain Crypto

7 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Telegram adalah salah satu aplikasi perpesanan yang populer, yang menjadi media untuk berinteraksi bagi kalangan komunitas crypto. Salah satu pendiri Telegram, Pavel Durov, memiliki kisah menarik yang mengantarnya dari Rusia hingga menjadikannya seorang miliarder. Artikel ini akan membahas mengenai awal mulanya pria yang mendapat julukan Mark Zuckerberg asal Rusia ini mendirikan media sosial hingga dukungannya terhadap dunia crypto dan blockchain.

Siapakah Pavel Durov?

Pavel Durov adalah seorang pengusaha dan programmer asal Rusia yang terkenal sebagai pendiri dua platform media sosial terkemuka: Vkontakte (VK) dan Telegram. Saat ini, selain sebagai founder Telegram, dia juga menjabat sebagai CEO Telegram. Lahir pada 10 Oktober 1984 di Leningrad (sekarang St. Petersburg), Durov telah menjadi tokoh kunci dalam dunia teknologi, terutama dalam pengembangan aplikasi pesan instan yang aman dan terenkripsi. Dia juga mendukung pengembangan blockchain dan cryptocurrency yang bersifat terdesentralisasi.

Pendidikan

Pavel Durov menempuh pendidikan di Akademi Filologi St. Petersburg State University. Dia lulus dengan gelar dalam bidang filologi, yaitu ilmu yang mengkaji tentang sejarah, pranata, dan kehidupan suatu bangsa yang terdapat dalam naskah-naskah lama. Selama masa kuliahnya, Durov menunjukkan minat yang kuat dalam teknologi dan pengembangan perangkat lunak, yang menjadi dasar bagi pencapaiannya di masa depan.

Latar Belakang

Durov tumbuh dalam keluarga intelektual. Ayahnya adalah seorang akademisi terkenal di Rusia, yang memberikan lingkungan yang mendorong pemikiran kritis dan inovasi. Sejak muda, Durov menunjukkan bakat dalam pemrograman komputer, yang kemudian membawanya untuk menciptakan platform sosial yang populer.

Durov mulai belajar coding di sekolah, dan menggunakan kemampuannya untuk mengubah layar selamat datang di jaringan sekolah untuk menghina seorang guru yang tidak disukainya. Ia sangat dekat dengan kakak laki-lakinya, Nikolai Durov, yang juga mahir dalam pemrograman.

Pavel Durov pendiri Telegram dan TON Blockchain

Sejarah Vkontakte

Setelah lulus dari universitas pada tahun 2006, Pavel dan Nikolai Durov mendirikan Vkontakte (VK), sebuah jejaring sosial berbahasa Rusia yang bekerja mirip dengan Facebook. VK dengan cepat menjadi jejaring sosial terbesar di Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet, dengan lebih dari 350 juta pengguna.

Pavel Durov mengumpulkan kekayaan sebesar US$260 juta (£183 juta) dari keberhasilan VKontakte. VKontakte memiliki kantor utama di lantai lima dan enam dari Singer House, sebuah bangunan ikonik di pusat Saint Petersburg.

Ada sebuah insiden menarik ketika miliarder Rusia ini bersama karyawan VK melemparkan pesawat dari uang kertas ke jalanan dari gedung kantornya. Menurut sebuah wawancara, dia mengatakan aksi tersebut merupakan sebuah simbol bahwa ide tidak selalu berdasarkan uang.

Secara kebetulan, pesawat kertas tersebut kini menjadi logo baru proyek Durov berikutnya, sebuah aplikasi perpesanan super terenkripsi bernama Telegram. Hubungan antara keduanya pada awalnya hanya kebetulan saja, katanya.

Pavel Durov Jual Vkontakte

Meski menjadi miliarder karena VK, Durov terpaksa keluar dari perusahaan tersebut karena investor yang terkait dengan Mail.ru, perusahaan yang memiliki hubungan dengan Kremlin. Konflik dengan pemerintah Rusia bermula ketika VKontakte menjadi hub para demonstran anti-pemerintah yang mendukung aktivis politik Alexei Navalny, seorang kritikus Putin.

Pada tahun 2011, pemerintah Rusia meminta lebih banyak kontrol terkait data pengguna media sosial tersebut. Durov menanggapi tuntutan pemerintah itu dengan membagikan foto anjing memakai hoodie yang menjulurkan lidahnya, menandakan bahwa ia tidak akan tunduk pada permintaan tersebut. Kabarnya, karena hal tersebut, pria bersenjata berpakaian tentara datang ke apartemennya.

Pada tahun 2013, Durov mendapat tuduhan bahwa ia mengendarai Mercedes putih yang menabrak seorang polisi di Moskow. Ia membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa ia tidak bisa mengemudi. Ketika tekanan dari pemerintah semakin besar, Durov meninggalkan Rusia, terbang keluar dari bandara Pulkovo.

Awal Mula Telegram

Setelah meninggalkan VKontakte, Durov dan saudaranya mendirikan Telegram, sebuah aplikasi pesan instan terenkripsi yang sulit untuk penyadapan. Telegram berdiri sebagai tanggapan terhadap intrusi Kremlin ke VKontakte dan untuk menyediakan platform yang aman bagi pengguna. Aplikasi perpesanan ini dengan cepat mendapatkan popularitas global, dengan lebih dari 100 juta pengguna.

Awal mulanya, Telegram bekerja secara rahasia di Buffalo, New York, dan mendapat dukungan dari sejumlah mantan karyawan VKontakte yang setia. Durov menghabiskan US$1 juta (£700,000) dari uang pribadinya setiap bulan untuk menjaga agar Telegram tetap berjalan, meskipun belum menghasilkan pendapatan.

Aplikasi perpesanan Telegram yang pendirinya adalah Pavel Durov
Aplikasi perpesanan Telegram yang pendirinya adalah Pavel Durov

Telegram Open Network

Pada tahun 2018, Pavel Durov mengumumkan proyek ambisius lainnya, yaitu Telegram Open Network (TON). TON adalah platform blockchain yang dirancang untuk mendukung aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan transaksi cryptocurrency. Pendiri Telegram ini merencanakan untuk mengumpulkan US$2 miliar dalam penawaran koin awal (ICO) untuk mendanai proyek ini, yang mencerminkan permintaan yang tinggi dari para investor.

Kemudian, Telegram memperkenalkan fitur pembayaran baru menggunakan cryptocurrency asli blockchain Toncoin, TON, yang menunjukkan langkah maju dalam integrasi crypto ke dalam fungsionalitas platform. Namun, proyek ini menghadapi kendala regulasi yang mengakibatkan Telegram menghentikan pengembangannya secara resmi setelah dua kali ICO senilai US$1,7 miliar.

Pada Juni 2020, Telegram mencapai penyelesaian perdata senilai US$18,5 juta dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Mereka berjanji untuk mengembalikan uang tunai yang telah investor taruh ke dalam token TON. Pendiri aplikasi perpesanan ini mengkritik keras keputusan regulator tersebut dan menulis di channel Telegramnya:

Sayangnya, pengadilan AS menghentikan perjalanan TON. Bagaimana? Bayangkan beberapa orang mengumpulkan uang mereka untuk membangun sebuah tambang emas – dan kemudian membagi emas tambang tersebut. Kemudian seorang hakim datang dan berkata: “Orang-orang ini berinvestasi di tambang emas karena mencari keuntungan. Dan mereka tidak menginginkan emas itu untuk diri mereka sendiri, mereka ingin menjualnya kepada orang lain. Karena itu, mereka tidak diperbolehkan mendapatkan emas tersebut.

Pavel Durov – Telegram

Di luar token TON tersebut, ada juga Notcoin (NOT) yang berasal dari GameFi Notcoin di Telegram. Dalam permainan ini, pengguna hanya perlu mengetuk koin dan mendapatkan Notcoin. Lalu, Telegram bot coin tersebut bisa dikonversi menjadi token crypto NOT yang merupakan token utilitas di ekosistem TON.

Pendiri Telegram ini juga berniat untuk HODL token NOT hingga nilainya naik 100x lipat.

Dukungan Pavel Durov untuk Blockchain & Cryptocurrency

Pavel Durov adalah pendukung kuat teknologi blockchain dan cryptocurrency. Dia percaya bahwa teknologi ini memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi secara digital dan memberikan kebebasan finansial kepada individu di seluruh dunia.

Berbicara di konferensi Token2049, Pendiri Telegram ini memaparkan masa depan proyeknya, yang telah berevolusi melampaui asal-usulnya sebagai aplikasi perpesanan. Bahkan, dia berjanji mengubah Telegram menjadi sebuah kekaisaran crypto.

“Telegram adalah tentang kebebasan berkomunikasi, kebebasan berekspresi, dan bahkan kemampuan untuk mengiklankan penipuan kripto secara bebas. Tapi, saya harap Anda tidak melakukan itu,” ujarnya.

Ke depan, Telegram berencana untuk menghadirkan fitur-fitur yang memungkinkan pengguna untuk membeli kripto dan aset fisik. Tujuannya agar pengguna dapat mengirim tip dan donasi kepada kreator konten, dan bahkan bisa membuat dan menjual NFT.

Selain itu, Telegram juga akan menyediakan alat untuk pengembang agar mereka dapat membuat mini-app dan jalur untuk monetisasi. Target ini pula yang akan mentransformasi Telegram menjadi ekosistem kripto yang tangguh dan mendukung keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Pavel Durov pendiri Telegram dan TON Blockchain

Kekayaan Pavel Durov

Menurut data Forbes per Mei 2024, nilai kekayaan Pavel Durov mencapai US$15,5 miliar (setara Rp248,7 triliun). Pria yang saat ini berusia 39 tahun tersebut mendapatkan kekayaannya terutama dari aplikasi perpesanan Telegram, yang memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia.

Durov, yang menjadi warga negara Prancis pada tahun 2021, pindah domisili dan memboyong operasional Telegram ke Dubai pada tahun 2017. Sejak perang Ukraina dimulai, Telegram telah menjadi sumber informasi penting, dan juga banyak disinformasi terkait konflik tersebut.

Kesimpulan

Pavel Durov adalah seorang inovator yang telah mengubah lanskap media sosial dan teknologi pesan instan. Dari kesuksesan Vkontakte hingga perkembangan Telegram dan proyek blockchain TON, Durov terus menunjukkan visi yang kuat untuk masa depan teknologi. Dengan komitmen terhadap privasi dan keamanan pengguna, pendiri Telegram ini menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam industri teknologi modern.

Pertanyaan yang sering muncul

Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori