Lihat lebih banyak

Review Toncoin dan TON Blockchain, Aset Kripto dari Telegram

5 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Para trader serta pelaku di industri blockchain dan cryptocurrency sempat ramai membicarakan nama TON Blockchain. Apalagi karena sebelumnya huruf “T” adalah inisial dari Telegram, aplikasi pesan yang paling populer di kalangan pengguna aset kripto. Walau akhirnya nama kepanjangannya pun berubah.

Lantas, bagaimana sebenarnya kisah TON blockchain yang juga menelurkan token Toncoin ini? Dalam artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam agar memiliki pemahaman yang cukup, dalam melakukan aktivitas perdagangan.

Menggenal TON Blockchain

TON adalah blockchain layer-1 terdesentralisasi yang dikembangkan pada tahun 2018 oleh platform pesan terenkripsi Telegram. Proyek tersebut kemudian ditinggalkan, diambil alih oleh TON Foundation, dan diganti namanya dari “Telegram Open Network” menjadi “The Open Network“.

Sejak tahun 2020, teknologi tersebut telah berkembang berkat kelompok pendukung non-komersial dan komunitas peminat independen yang menamakan diri mereka TON Foundation. Toncoin sebelumnya terkenal sebagai Gram, yang merupakan mata uang kripto asli dari jaringan TON.

Ide awalnya adalah untuk mengintegrasikan TON ke dalam aplikasi dengan penggunaan mudah yang memungkinkan pengguna untuk membeli/mengirim/menyimpan dana. Klien membayar biaya transaksi dan menggunakan TON untuk menyelesaikan pembayaran atau memvalidasi transaksi. 

Toncoin menggunakan model konsensus proof-of-stake (PoS) untuk skalabilitas dan keandalan jaringan. Menurut situs web proyek, platform ini menyediakan layanan pembayaran yang cepat, transparan, dan aman bagi pelanggannya, memfasilitasi transaksi dengan biaya minimal dan aplikasi pihak ketiga.

Misi pengembang adalah membangun ekosistem lengkap dengan penyimpanan terdesentralisasi, layanan terdesentralisasi dengan sistem nama domain (setara DNS). Selain itu, pengembang inin membuat jaringan anonim, platform pembayaran instan, dan pemrosesan transaksi yang terjangkau/cepat.

Open Network adalah blockchain yang bergerak karena adanya komunitas dengan arsitektur yang fleksibel dan fokus untuk melayani konsumen pada umumnya. TON menonjol karena pemrosesan/validasi transaction per second (TPS) yang cepat. Pada September 2021, jaringan memproses rekor dunia 55.000 TPS selama kontes, meskipun TPS saat ini bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan. Fitur ini memungkinkan proyek berkembang pesat sambil menghindari penurunan kinerja. Pada saat yang sama, proyek tersebut tidak merusak lingkungan.

Siapa Pendiri Toncoin?

Awalnya, dua bersaudara Nikolai dan Pavel Durov membuat platform blockchain. Kemudian tim Telegram lanjut mengembangkannya dan berencana meluncurkan token on-chain yang bernama Gram. Lalu, Telegram membangun platform untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps).

Token on-chain Gram meluncur dalam blockchain TON

Gram mendapat banyak perhatian, yang mulai menimbulkan masalah. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) melarang pengembangan token ini. Sebab, otoritas AS tersebut menganggap Gram adalah sekuritas, dan SEC melarang peluncuran token Gram.

Tim Telegram membawa TON ke status produk yang hampir lengkap. Namun, pada tahun 2020, CEO Telegram, Pavel Durov, keluar dari proyek tersebut. Maka, dia menyerahkan pengembangannya kepada penggemar crypto independen.

Sejak awal, proyek ini memang sengaja dibuat sebagai kode sumber terbuka sehingga siapa pun dapat melanjutkan pengembangannya. Selanjutnya, Anatoliy Makosov dan Kirill Emelianenko yang merupakan anggota komunitas bernama NewTON (kemudian menjadi TON Foundation) meluncurkan dan mengembangkan jaringan blockchain TON.

Keunikan dan Utilitas TON Blockchain

TON memiliki struktur multi-level yang berjalan berdasarkan prinsip sharding atau segmentasi (“blockchain dalam blockchain“). Fitur sharding melibatkan penggunaan beberapa subnet (pecahan) pada blockchain yang sama. Di dalamnya, setiap pecahan memiliki tujuan tertentu. Ini memungkinkan internet untuk menghindari akumulasi blok yang tidak terverifikasi dan mempercepat tugas. Jaringan TON terdiri dari rantai master, work, dan shard.

Pengembang fokus pada skalabilitas, efisiensi, dan adopsi massal. Karena interaksi yang mapan antar segmen, jaringan menyediakan transaksi sangat cepat, memverifikasi dan memproses TPS dalam jumlah besar.

Jaringan TON menawarkan layanan antara lain dompet TON, fungsi dompet bawaan yang dapat mentransfer dana dan berinteraksi dengan layanan platform. Blockchain ini menawarkan dua kategori dompet: kustodial dan non-kustodial. 

Kemudian ada layanan TON yang memungkinkan pengembang untuk membuat berbagai dApp sementara pengguna dapat mengakses aplikasi pihak ketiga melalui antarmuka yang ramah pengguna.

Ada juga TON Storage yang menawarkan manfaat enkripsi pribadi menggunakan kunci pribadi dompet pemilik. Lalu ada TON Proxy yang menggunakan semua komponen platform dan memungkinkan klien mengakses blockchain TON melalui VPN terdesentralisasi.

Sementara TON DNS (sistem nama terdesentralisasi) memungkinkan situs web tradisional untuk bekerja di jaringan TON. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengatur nama yang pendek dan mudah terbaca.

Tokenomics TON

TON tidak lagi menggunakan algoritma Proof-of-Work (POW) untuk mining, tetapi token baru masih bisa tercipta. Jumlah pasokan token beredar per November 2022 sebanyak 1,22 miliar TON atau 24% dari jumlah maksimum 5 miliar token.

Menurut CoinMarketCap, nilai kapitalisasi pasar Toncoin per November 2022 sebesar US$1 miliar dengan nilai terdilusi penuh US$8,5 miliar.

Menurut situs resmi TON, ada sekitar 0,6% tingkat inflasi tahunan. Penggunaan TON masih bertumbuh karena semakin banyak pembukaan akun dalam jaringan.

Roadmap TON

Pada 2018, Tim Telegram Messenger, dipimpin oleh saudara Pavel dan Nikolai Durov, mulai mengeksplorasi solusi blockchain untuk Telegram Messenger. Saat itu, tidak ada blockchain Layer 1 yang dapat mendukung basis ratusan juta pengguna Telegram. Makanya, mereka memutuskan untuk merancang rantai layer-1 mereka sendiri, yang kemudian bernama Telegram Open Network.

Telegram mengumpulkan US$1,7 miliar dalam private sale atau penawaran terbatas token TON (kemudian berubah menjadi token Gram) di salah satu penawaran cryptocurrency terbesar yang pernah ada.

Pada 2019, tim Telegram merilis serangkaian dokumen yang merinci desain blockchain TON. Telegram memutar dua testnet TON – satu pada Musim Semi 2019, dan yang kedua pada November 2019. Tim Telegram meluncurkan testnet TON pertama, setelah kode menjadi open-source. Kemudian, testnet2 pun meluncur pada 15 November 2019.

Pada Oktober 2019, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menggugat Telegram, menuduhnya melakukan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar. Telegram berpendapat bahwa klaim SEC tidak berdasar, tetapi setuju untuk menunda peluncuran TON sampai masalah hukum selesai.

Berlanjut pada Maret 2020, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung dengan regulator AS, Telegram akhirnya memutuskan untuk meluncur. Dan pada Mei 2020, Tim Telegram menghentikan pengembangan TON dan mendukung testnet2. Mereka juga membayar biaya penyelesaian sengketa sebesar US$18,5 juta, serta setuju untuk mengembalikan dana kepada investor.

Hal itu berubah pada 2020-2021 ketika sebuah tim kecil pengembang – NewTON – mendalami basis kode, arsitektur, dan dokumentasi TON. Mereka melanjutkan pengembangan aktif TON sesuai dengan desain yang rinciannya ada dalam dokumentasi asli TON.

Lalu pada Mei 2021, Testnet2 tetap stabil untuk waktu yang lama dan komunitas memilih untuk mengganti namanya menjadi Mainnet. Tim NewTON, pada gilirannya, berganti nama menjadi TON Foundation — komunitas nirlaba yang berfokus pada dukungan lebih lanjut dan pengembangan jaringan. Hingga akhirnya saat ini, TON berkembang dan meluncurkan berbagai produk/utilitas mulai dari TON Payment hingga TON DNS.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apa itu Toncoin?

Siapa pendiri Toncoin?

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori