Di antara banyak orang yang mengecilkan Bitcoin, selalu ada pendukung untuk cryptocurrency ini. Salah satunya dalah Brian Armstrong, pendiri Coinbase yang ingin mendukung kebebasan dalam sistem keuangan.
Seperti apa sepak terjang CEO Coinbase dan bagaimana latar belakangnya? Artikel ini akan membahas tentang profil Brian Armstrong sebagai co-founder Coinbase dan awal mula platform cryptocurrency terbesar dunia tersebut.
Daftar isi
Siapakah Brian Armstrong?
Brian Armstrong adalah eksekutif bisnis, miliarder dan investor asal Amerika. Dia adalah CEO Coinbase, salah satu platform cryptocurrency terbesar di dunia yang berbasis di San Francisco, California. Sejak mendirikan Coinbase pada 2012, dia menjabat sebagai CEO.
Armstrong juga anggota dewan dari Bitcoin Foundation dan Direksi dari Electronic Frontier Foundation. Pria yang memiliki gelar sarjana ekonomi dari Rice University ini juga pernah bekerja di Airbnb dan Deloitte.
Latar Belakang dan Pendidikan
Armstrong lahir pada 25 Januari 1983 di sekitar San Jose, California dari pasangan insinyur. Di tingkat SMA, dia masuk Bellarmine College Preparatory, sebuah sekolah swasta berlatar belakang Katolik khusus siswa laki-laki.
Kemudian, Brian Armstrong kuliah di Rice University di Texas dan mendapatkan dua gelar: sarjana ekonomi dan ilmu komputer pada 2005. Lalu, dari universitas yang sama, dia melanjutkan pendidikan S2 di bidang ilmu komputer hingga lulus meraih gelar Master pada 2006.
Pada saat kuliah, dia memulai bisnis mempertemukan tutor dengan siswa untuk belajar. Setelah lulus, dia sempat tinggal di Buenos Aires, Argentina selama setahun untuk bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan. Selama di kota Buenos Aires, dia merasakan pengalaman efek inflasi yang berdampak pada Argentina pada saat itu.
Karir
Awal karir Brian Armstrong bermula dari pekerjaan sebagai developer untuk IBM, perusahaan teknologi multinasional. Selain itu, dia juga pernah menjadi konsultan di jaringan layanan profesional internasional Deloitte.
Pada 2011, dia bergabung dengan Airbnb sebagai software engineer. Saat itulah dia melihat bagaimana cara kerja pembayaran antarnegara sangat rumit, butuh waktu lama dan berbiaya mahal. Padahal, perusahaan marketplace untuk penginapan tersebut perlu melakukan transaksi dengan berbagai pemilik properti di 190 negara, termasuk di Amerika Latin.
Awal Mula Kenal Bitcoin
Sebelumnya, pada 2010, Armstrong sempat membaca dokumen white paper mengenai Bitcoin sebagai mata uang digital alternatif. Penulisnya adalah Satoshi Nakamoto, sebuah alias untuk orang atau sekelompok orang yang mengembangkan Bitcoin. Dia pun mulai membeli bitcoin dengan modal US$1.000 saat harganya masih US$9 per koin. Saat harga bitcoin jatuh ke US$2, dia tetap memegangnya.
Dari situlah Armstrong melihat peluang bisnis menjaga kunci mata uang digital dan membuat transaksi. Menurutnya, setiap orang yang punya kemampuan menggunakan software bisa melakukannya, tetapi kalau tidak sesuai dengan protokol, koin bisa hilang atau kena peretasan. Makanya, Armstrong mulai bekerja saat akhir pekan dan malam hari untuk menulis kode di Ruby dan JavaScript terkait pembelian dan penyimpanan cryptocurrency.
Pada 2012, dia ikut dalam dalam kompetisi Y Combinator yang menyediakan pendanaan untuk mendukung perusahaan start-up. Lantas, dia memenangkan program tersebut dan meraih pendanaan investasi senilai US$150.000. Dia pun menggunakan uang tersebut untuk mendirikan Coinbase. Alasannya mendirikan platform kripto tersebut adalah agar dunia memiliki sistem finansial global yang mendukung inovasi dan kebebasan.
“I wanted the world to have a global, open financial system that drove innovation and freedom.”
Brian Armstrong – CEO Coinbase
Armstrong sangat optimis memandang tingkat adopsi yang tinggi untuk cryptocurrency. Dia memprediksi dalam beberapa satu-dua dekade, jumlah orang yang menggunakan aset kripto bisa mencapai 1 miliar.
Brian Armstrong sangat mendukung bitcoin dan percaya bahwa bitcoin memiliki potensi untuk mengubah cara kita memikirkan uang dan keuangan. Dia percaya bahwa bitcoin dapat menjadi sarana yang lebih efisien untuk mengirim dan menerima pembayaran, serta dapat menjadi aset yang aman untuk diinvestasikan. Armstrong juga percaya bahwa bitcoin dapat membantu mengurangi kerentanan terhadap inflasi dan meningkatkan kebebasan finansial bagi individu di seluruh dunia.
Coinbase
Perjalanan untuk mencari partner yang cocok dalam mendirikan Coinbase tidaklah mudah. Posting-nya di Hacker News yang mencari mitra untuk berkerja sama dalam program Y Combinator kemudian menjadi viral. Setelah puluhan janji temu, Armstrong bertemu dengan Fred Ehrsam pada sebuah grup di reddit.
Sebagai informasi, Fred Ehrsam pernah bekerja di institusi keuangan Goldman Sachs sehingga memberikan kredibilitas bagi Coinbase untuk dapat kredit bank. Mereka pun menjadi co-founder yang sempurna untuk pengembangan Coinbase pada 2012.
Dengan tujuan melayani para pengguna cryptocurrency untuk transaksi bitcoin dan mata uang digital lainnya, Coinbase pun berdiri. Brian Armstrong adalah CEO Coinbase yang pertama.
Sejumlah pemodal ventura, dengan Andreesseen Horowitz memimpin, telah menyuntikkan dana ratusan juta dolar kepada Coinbase. Perusahaan meraup suntikan dana terakhir pada 2018 dan membuat valuasi Coinbase mencapai US$8,1 miliar.
Pada Desember 2020, perusahaan pun mengajukan permohonan untuk go public melalui IPO. Setelah melakukan penawaran publik perdana dan listing pada April 2021, nilai kapitalisasi pasar Coinbase meningkat ke US$85 miliar. Ini juga mendorong nilai harta milik Armstrong sebagai pendiri sekaligus CEO Coinbase. Menurut Forbes, per Mei 2022, Brian Armstrong memiliki nilai kekayaan bersih senilai US$2,4 miliar.
Inovasi Coinbase bersama Armstrong
Sebagai CEO dan co-founder dari Coinbase, Armstrong telah membantu mengembangkan perusahaan menjadi salah satu pertukaran mata uang digital terkemuka di dunia dan meraih banyak keberhasilan dalam bidang tersebut.
Satu fitur inovasi dalam Coinbase adalah staking. Dalam fitur ini, pemegang koin crypto bisa mendapatkan imbal hasil untuk mengkonfirmasi transaksi dalam jaringan. Tidak ada penambangan (mining) yang menghabiskan daya listrik untuk komputasi.
Selain itu, Coinbase juga meluncurkan produk bernama USD Coin, bekerja sama dengan Circle, sebuah crypto exchange. Ini adalah satu stablecoin, yaitu crypto currency yang nilainya dipatok sama dengan dolar AS.
Gebrakan Coinbase lainnya berkaitan dengan kripto adalah peluncuran kartu debit cryptocurrency, dengan bantuan Visa, di Inggris dan Eropa. Hal ini memungkinkan pemilik akun di Coinbase dan memegang sejumlah saldo crypto bisa mengambil uang tunai. Bahkan mereka bisa melakukan transaksi di 49 juta lokasi, termasuk ATM yang menerima Visa.
Buku dan Dokumenter
Kisah perjalanan hidup dan karir bisnis Brian Armstrong pun menjadi inspirasi untuk buku dan film dokumenter. Armstrong muncul pada sebuah dokumenter Amerika pada 2014 berjudul The Rise and Rise of Bitcoin.
Dia juga muncul dalam sebuah buku nonfiksi terbitan 2020 berjudul Kings of Crypto: One Startup’s Quest to Take Cryptocurrency Out of Silicon Valley and Onto Wall Street. CEO Coinbase ini menjadi tokoh dalam dokumenter COIN: A Founder’s Story dengan Greg Kohs menjadi sutradaranya.
Pandangan Politik dan Sosial
Pada September 2020, Brian Armstrong menulis sebuah blog yang menyebut Coinbase sebagai perusahaan yang fokus pada misi. Dalam tulisannya, dia menyarankan karyawan untuk tidak terlibat dalam aktivitas dan diskusi politik dan sosial saat bekerja. Dia pun menawarkan pesangon bagi karyawan Coinbase yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Hasilnya, sebanyak 60 orang (sekitar 5% dari perusahaan) pun meninggalkan Coinbase.
Di samping itu, CEO Coinbase juga mendukung gerakan Black Lives Matter, yang menolak diskriminasi ras. Ketika George Floyd Jr, seorang kulit hitam di Amerika, meninggal terbunuh oleh polisi, Armstrong pun membuat pernyataan di Twitter tentang ajakan menghapus rasisme dari masyarakat.
Penghargaan
- Brian Armstrong meraih peringkat 10 dalam daftar Fortune 40 under 40 pada 2017.
- Armstrong masuk dalam daftar Majalah Time 100 Next pada 2019.
- Forbes menyebut Armstrong sebagai orang terkaya nomor 1 di industri kripto dengan nilai harga US$6,5 miliar pada Februari 2021. Dia juga masuk peringkat 60 dalam daftar Forbes 400 orang terkaya di Amerika.
Filantropi
Pada tahun 2018, Armstrong meluncurkan GiveCrypto.org, sebuah organisasi nirlaba dengan misi memberdayakan masyarakat secara finansial dengan mendistribusikan cryptocurrency secara global.
Kemudian pada tahun yang sama, dia menandatangani Giving Pledge, berkomitmen untuk memberikan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan amal sepanjang hidupnya.
Kesimpulan
Brian Armstrong sebagai pendiri dan CEO Coinbase memiliki peran dalam adopsi kripto di dunia keuangan. Coinbase mungkin adalah salah satu bursa paling populer untuk pendatang baru yang baru kenal dunia kripto. Bahkan, banyak orang pertama kali membeli cryptocurrency di Coinbase.
Sebagai engineer, Armstrong memahami betapa pentingnya keamanan untuk menyimpan kripto agar tidak hilang atau mudah jadi target peretasan. Dukungannya pada bitcoin menjadi pandangan positif bagi dunia crypto belakangan ini.
Sebagai CEO dan co-founder dari Coinbase, Armstrong telah membantu mengembangkan perusahaan menjadi salah satu pertukaran mata uang digital terkemuka di dunia dan meraih banyak keberhasilan dalam bidang tersebut.
Pertanyaan yang sering ditanyakan
Siapa pemilik Coinbase?
Berapa Kekayaan Brian Armstrong?
Di mana Brian Armstrong lahir?
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.