Founder & CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, pada hari Rabu (8/6) mengumumkan bahwa pihaknya berencana untuk memperluas kehadiran di Filipina serta berusaha mendapatkan 2 lisensi dari regulator setempat. Menariknya, CZ juga menanggapi pertanyaan terkait pemberitaan Reuters dan Bloomberg.
Berdasarkan serangkaian tweet yang diterbitkan oleh reporter Jekki Pascual, CZ mengatakan bahwa Binance berminat untuk membiayai perusahaan keuangan tradisional Filipina, seperti fintech dan bank, untuk membantu membawa bisnis tersebut ke dunia web3.
Upaya yang dilakukan Binance termasuk memperoleh lisensi penyedia layanan virtual (Virtual Asset Service Provider / VASP ) terkait kripto dan penerbit uang elektronik (Electronic Money Issuer / EMI) yang lebih untuk layanan tradisional. CZ dikabarkan telah bertemu dengan beberapa pejabat Filipina untuk membahas hal ini.
“Saya berharap progresnya cepat. Kami tidak mengontrol timeline, itu tergantung pada sejumlah faktor eksternal. Tetapi berdasarkan kecepatan perkembangannya, saya biasanya memperkirakan dalam beberapa bulan,” ungkap CZ yang hadir secara langsung dalam konferensi pers di Taguig City, Manila.
- Baca Juga: Pemerintah Filipina Ingin Manfaatkan Blockchain untuk Kembangkan Aplikasi Non-Cryptocurrency
CZ Mengklaim Filipina Penting bagi Binance
Diluncurkan pada Juli 2017, Binance kini lebih dari sekadar crypto exchange. Ini adalah ekosistem kripto secara penuh. “Selain spot, futures, dan lain-lain, kami juga memiliki Binance Pay, crypto wallet Trust Wallet, dan situs pemantau harga kripto CoinMarketCap. Kami juga berkontribusi pada BNB Chain, salah satu blockchain paling aktif di dunia,” kata CZ.
CZ mengatakan bahwa Filipina sebagai ‘negara super penting’ karena maju dalam layanan pembayaran, penetrasi seluler, bakat teknologi, dan pemahamannya tentang kripto. Dia menjelaskan bahwa Filipina memiliki tren peningkatan dalam perkembangan pesat, sebuah lingkungan ketika inovasi bekerja lebih baik.
Untuk menekankan pentingnya Filipina dalam rencana masa depan Binance, CZ turut mengumumkan bahwa mereka akan memperluas tim di negara Asia Tenggara itu. Binance dikabarkan tidak memiliki kantor di Manila, tetapi menggunakan perusahaan pihak ketiga yang mempekerjakan orang Filipina untuk dukungan teknologi dan pelanggan di negara itu.
TripleA mencatat bahwa lebih dari 4,3 juta orang Filipina adalah crypto holders, mewakili hampir 4% dari total populasi di negara itu. Adapun volume transaksi kripto di Filipina dilaporkan tumbuh 362% melebihi US$2 miliar secara tahun ke tahun (YoY) dalam paruh pertama 2021.
“Kami ingin blockchain menjadi global. Kami ingin meningkatkannya dengan masuk ke market lokal, dan Filipina adalah market yang sangat penting di Asia Tenggara,” tegas CZ.
Pentingnya Dukungan Peraturan dari Pemerintah
Ketika Binance memasuki suatu market, CZ membagikan 5 hal yang biasanya mereka lakukan. Mencari dukungan peraturan, merekrut bakat, investasi, pendidikan, dan amal.
Terkait dukungan regulasi, CZ mengatakan bahwa, “Kami bekerja sangat erat dengan pemerintah untuk berkonsultasi atau membantu peraturan dengan memberikan praktik terbaik, umpan balik, dan pengetahuan dari perspektif industri.”
Dari 100% populasi pengadopsi teknologi baru, CZ mengatakan hanya sekitar 5% adalah pengadopsi awal, sedangkan 95% sisanya adalah konsumen rata-rata atau pengadopsi massal. CZ percaya bahwa 95% ini akan mempercayai platform berlisensi dan teregulasi yang akan mengarah pada adopsi massal.
CZ percaya bahwa industri yang diatur adalah bagian integral karena membantu adopsi dan bukan sebaliknya.
- Baca Juga: Forbes Berpotensi Batal Go Public via SPAC, padahal Komitmen Investasi Binance Capai US$200 Juta
CZ Tanggapi Pemberitaan Reuters & Bloomberg
Seorang reporter dari Rappler, situs berita Filipina yang dipimpin oleh Maria Ressa yang merupakan penerima hadiah Nobel Perdamaian 2021 bersama Dmitry Muratov dari Novaya Gazeta, sempat bertanya kepada CZ terkait pemberitaan Binance di Reuters dan Bloomberg.
Rappler mencatat bahwa CZ terkesan meremehkan laporan Bloomberg yang merinci penyelidikan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) terkait initial coin offering (ICO) token BNB, serta laporan Reuters terkait tuduhan bahwa Binance memfasilitasi setidaknya US$2,35 miliar transaksi dari sumber terlarang antara tahun 2017 dan 2022.
CZ mengatakan bahwa laporan dari Bloomberg bukanlah berita baru. Dia mengaku bahwa pihaknya tidak dapat mengonfirmasi hal itu dan SEC juga tidak mengomentari hal tersebut.
“Bloomberg juga menulis berita serupa setahun yang lalu, jadi ini bukan berita baru. Tidak ada yang terjadi dengan itu juga. Kami sangat frustasi [dengan] fakta bahwa mereka hanya melaporkan rumor dan tidak memberikan bukti pendukung dan sebagainya,” kata CZ.
Terkait pemberitaan dari Reuters, CZ menjelaskan bahwa pihaknya meminta kepada Reuters terkait daftar transaksi yang dimaksud dan meminta untuk mengklarifikasi bagaimana Reuters akhirnya mendapatkan ‘angka’ itu.
“Mereka tidak dapat memberikan kami informasi pendukung. Bagaimana Anda menghitung ini? Beri kami daftar transaksi. Kami ingin memeriksa daftar itu dengan penegak hukum. Kalau ada masalah, kami ingin memperbaikinya, tapi mereka tidak bisa memberikan informasi,” jelas CZ.
CZ menilai bahwa ‘angka’ yang dilaporkan Reuters hanyalah sebuah tajuk pemberitaan, tetapi sekarang telah disalin oleh banyak media berita lainnya. “Jadi, bagian ini lebih membuat frustasi bagi kami. Saya tidak tahu dari mana asalnya,” ungkap CZ.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.