Lihat lebih banyak

Laporan Terbaru Reuters Sebut Binance Fasilitasi Pencurian Kripto selama Bertahun-tahun

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Berdasarkan laporan Reuters, Binance telah memfasilitasi setidaknya US$2,35 miliar dalam transaksi yang datang dari sumber terlarang antara tahun 2017 dan 2021.
  • Angka tersebut berdasar pada pernyataan dari setiap penegakan hukum di seluruh dunia, pemeriksaan catatan pengadilan, dan analisis data blockchain.
  • Namun, jumlah kripto yang bersumber secara ilegal itu mewakili hanya sebagian kecil dari total volume trading yang dimiliki bursa terbesar di dunia tersebut.
  • promo

Binance tercatat telah memfasilitasi setidaknya US$2,35 miliar transaksi dari sumber terlarang antara tahun 2017 dan 2022, menurut laporan Reuters.

Laporan investigasi itu mengklaim bahwa miliaran dolar dalam mata uang kripto yang bersumber dari peretasan, penipuan investasi, dan penjualan obat ilegal telah lolos melewati Binance selama lima tahun terakhir. Dalam satu kasus, para pengguna situs berbahasa Rusia di situs Hydra, sebuah pasar web gelap (darknet) obat-obatan terlarang, telah memproses transaksi melalui Binance dengan total dana US$780 juta, antara tahun 2017 dan 2022.

Angka total itu didasarkan pada pernyataan dari penegakan hukum di seluruh dunia, pemeriksaan catatan pengadilan, dan analisis data blockchain, yang sebagian besar disediakan oleh firma analisis Crystal Blockchain yang berbasis di Amsterdam. Selain itu, Reuters juga meninjau transaksi klien Binance di situs darknet. Data tersebut juga menunjukkan bahwa crypto yang telah melewati beberapa dompet digital sebelum berhasil singgah di Binance. Aliran “tidak langsung” tersebut menjadi tanda bahaya krusial atas upaya pencucian uang menurut Financial Action Task Force.

Artikel itu juga mengutip pernyataan dari peneliti kripto Chainalysis. Mereka menyatakan bahwa dalam laporan tahun 2020 lalu, Binance telah menerima dana terlarang sebesar US$770 juta. Jumlah dana itu bahkan terhitung hanya pada tahun 2019 saja. Namun, artikel tersebut juga membeberkan bahwa jumlah crypto yang bersumber secara ilegal yang melewati Binance hanya mewakili sebagian kecil dari total volume trading bursa terbesar di dunia tersebut.

Peretasan oleh Lazarus

Artikel itu menampilkan kasus yang menjadi sorotan publik, yaitu ketika crypto exchange Slovakia Eterbase berhasil disusupi oleh kelompok hacker Korea Utara Lazarus pada September 2020 lalu. Setelah berhasil mencuri sebesar US$5,4 juta dalam bentuk aset kripto, para peretas kemudian membuka beberapa akun anonim di Binance. Upaya tersebut berlangsung hanya beberapa jam setelah aksi itu terjadi. Para hacker membuka akun-akun itu hanya dengan menggunakan alamat email terenkripsi sebagai identifikasi. Kemudian, mereka melanjutkan aksinya dengan mengonversi dana yang dicuri dan mengaburkan jejak mereka.

Transaksi-transaksi tersebut telah dikonfirmasi dengan dukungan bukti arsip yang telah dibagikan Binance kepada polisi nasional Slovakia. Pada akhirnya, sungguh disayangkan ternyata Eterbase tidak dapat menemukan dan memulihkan dana tersebut. Menurut co-founder Eterbase, Robert Auxt, “Binance benar-benar tidak tahu-menahu terkait identitas pelaku yang memindahkan uang melalui bursa mereka.”

Tanggapan Binance

Pada saat tragedi itu terjadi, CEO Binance, Changpeng Zhao, tidak dapat memberikan berkomentar apa pun. Sebagai perwakilan, Chief Communications Officer Binance, Patrick Hillmann, menanggapi pertanyaan tertulis yang diajukan oleh Reuters. Hillmann menyatakan bahwa Binance tidak menganggap dugaan itu sebagai informasi akurat. Namun, pada saat yang sama ia bahkan lupa untuk memberikan perhitungan angka atau data apa pun untuk melawan tuduhan itu. Herannya lagi, hal itu bisa terjadi ketika ada permintaan data terkait kasus-kasus yang diidentifikasi dalam artikel tersebut.

Menurut Hillmann, Binance sedang membangun “tim forensik siber paling canggih di planet ini”, sembari berupaya untuk “lebih meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi aktivitas kripto ilegal di platform” mereka. Saat ini, Binance memantau transaksi dan menggunakan penilaian risiko untuk “… memastikan bahwa setiap dana ilegal dapat dilacak, dibekukan, dipulihkan, dan/atau dikembalikan ke pemilik yang sebenarnya,” kata Hillmann.

Awal tahun ini, sebuah artikel investigasi Reuters yang lainnya juga menuduh bahwa Binance telah membocorkan data pribadi pengguna dengan otoritas Rusia. Aksi tersebut kemudian berpotensi menempatkan mereka pada risiko pembalasan dendam. Namun, Binance segera menangkis tuduhan itu dengan pernyataan panjang, dan mengklaim artikel tersebut sebagai sebuah “narasi palsu.”

Bagaimana pendapatmu terkait topik Binance dan Reuters ini? Yuk, tulis dan beri tahu kami!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

photo_Nick.jpg.optimal.jpg
Nicholas Pongratz
Nick adalah seorang ilmuwan data yang mengajar ekonomi dan komunikasi di Budapest, Hungaria, tempat di mana ia menerima gelar BA dalam Ilmu Politik dan Ekonomi dan MSc di Analitik Bisnis dari CEU. Dia telah menulis tentang mata uang kripto dan teknologi blockchain sejak 2018. Ia tertarik dengan potensi dari kedua hal tersebut dari segi penggunaan ekonomi maupun politik.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori