Lihat lebih banyak

Core Developer Bitcoin Mengaku Kehilangan BTC Bernilai Lebih dari Rp54 Miliar

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Luke Dashjr, seorang Bitcoin core developer, mengaku akses ke PGP key miliknya bocor dan menyebabkan dirinya kehilangan lebih dari 200 BTC.
  • Sejumlah komunitas kripto di Twitter menyoroti tentang adanya kemungkinan bahwa hal ini berkaitan dengan server Luke Dashjr yang telah disusupi oleh malware baru.
  • Diperkirakan bahwa sejumlah Bitcoin milik Luke Dashjr telah dicampur menggunakan semacam crypto mixer platform untuk mengaburkan asal-usulnya.
  • promo

Bitcoin core developer, Luke Dashjr, mengaku bahwa akses ke PGP (Pretty Good Privacy) key miliknya bocor. Hal ini menyebabkan dirinya mengalami peretasan dan lebih dari 200 BTC (sekitar US$3,5 juta atau Rp54,4 miliar) raib.

“PGP key saya disusupi, dan setidaknya banyak Bitcoin saya dicuri. Saya tidak tahu caranya. Tolong bantuannya,” tulis Luke Dashjr di Twitter pada hari Senin (2/1) Dini hari.

Diperkirakan bahwa sejumlah Bitcoin milik Luke Dashjr telah dicampur menggunakan semacam crypto mixer platform untuk mengaburkan asal-usulnya.

Tahukah Kamu?

PGP adalah metode keamanan umum yang menggunakan key untuk mendapatkan akses ke informasi terenkripsi.

Dugaan Penyebab Insiden Ini

Sejumlah komunitas kripto di Twitter menyoroti tentang adanya kemungkinan bahwa hal ini berkaitan dengan server Luke Dashjr yang telah disusupi oleh malware baru atau penyerang yang mendapatkan backdoor pada sistem tersebut. Pasalnya, Bitcoin core developer ini pada 17 November lalu melaporkan bahwa server miliknya telah diakses oleh orang yang tidak dikenal.

Dia baru menyadari peretasan yang dialaminya baru-baru ini setelah mendapatkan email dari Coinbase dan Kraken tentang upaya login ke akunnya di crypto exchange tersebut. Sejumlah pihak menilai bahwa Luke Dashjr tidak menanggapi pelanggaran keamanan pada 17 November lalu dengan cukup serius.

Namun, ada juga yang menilai ini bukan insiden peretasan sama sekali. Pihak tersebut menilai hal ini merupakan boating accident atau istilah bagi orang-orang yang mencoba ‘menghindari pembayaran pajak’ dengan mengklaim bahwa mereka kehilangan semua Bitcoin mereka dalam sebuah insiden.

Memicu Debat Self-Custody Bitcoin

Terkait hal ini, Changpeng ‘CZ’ Zhao, selaku CEO Binance, mengatakan bahwa pihaknya akan memantau dan memberikan bantuan.

“[Saya] Prihatin melihatmu kehilangan begitu banyak. Menginformasikan tim keamanan kami untuk memantau. Jika itu datang ke crypto exchange kami, kami akan membekukannya. Jika ada hal lain yang dapat kami bantu, beri tahu kami. Kami sering berurusan dengan ini, dan memiliki hubungan Penegak Hukum di seluruh dunia,” tulis CZ.

Dari kasus ini, menariknya CZ turut mengatakan bahwa self-custody wallet yang menyimpan Bitcoin mereka sendiri memiliki serangkaian risiko yang beragam. Dia menambahkan bahwa sebagian besar kerugian dari self-custody wallet tidak dilaporkan.

Terkait kabar ini, muncul debat apakah sebaiknya menyimpan Bitcoin menggunakan self-custody wallet atau dititipkan ke tempat seperti crypto exchange. Udi Wertheimer yang terkenal di dunia kripto turut mempertanyakan apakah self-custody wallet adalah pilihan yang layak dan aman.

“Jika salah satu developer OG Bitcoin mengacaukan ini, saya benar-benar tidak tahu bagaimana orang lain diharapkan melakukannya dengan aman. Bukan berarti bahwa self-custody itu buruk. Namun, Anda tidak boleh mengelola key secara langsung,” tulis Udi Wertheimer.

Terkait hal ini, Peter McCormack, yang mengelola podcast tentang Bitcoin, mengatakan, “Mengelola key tidak terlalu sulit, saya berhasil.”

Sementara co-creator Dogecoin, Billy Markus, menilai, “Menurut saya, pada dasarnya apa pun yang Anda lakukan, cukup mudah untuk kehilangan kripto Anda. Omong kosong ini [kripto] belum siap untuk nenek [masyarakat umum].”

Self-Custody Bitcoin Tetap Pilihan Terbaik?

Sementara itu, penulis Bitcoin Magazine yang menggunakan nama samaran Namcios mengatakan bahwa pernyataan Udi Wertheimer bukanlah hal yang bagus dan menyayangkan CZ memberikan retweet untuk cuitan tersebut.

“Menyebalkan ini terjadi dan saya merasa sangat kasihan pada Luke Dashjr. Namun, [kejadian ini] tidak hitam dan putih seperti itu. Ada tingkatan untuk keamanan Bitcoin, dan seringkali ada pengorbanan untuk itu,” tulis Namcios.

Dia memperkirakan bahwa Luke Dashjr tampaknya menggunakan komputer desktop miliknya untuk semua hal, termasuk mengelola Bitcoin wallet miliknya.

Peter Todd, yang merupakan Bitcoin developer, memperkirakan bahwa backdoor software menjadi penyebab potensial atas insiden tersebut.

Bagi Namcios, pemisahan kepentingan adalah kunci untuk mengurangi risiko. Dia menilai, memiliki laptop terpisah untuk Bitcoin adalah satu langkah keamanan. Jangan mencampur aktivitas dan penggunaan Bitcoin di mesin yang sama, seperti melakukan semua aktivitas di satu komputer desktop saja.

“Luke Dashjr, seperti core developer mana pun, memiliki tingkat pengetahuan Bitcoin yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Namun, ini tidak berarti bahwa dia tidak bisa membuat kesalahan. Jadi, pernyataan Udi Wertheimer adalah bodoh. Lompatan itu tidak bisa dilakukan,” jelas Namcios.

Dia menyarankan bahwa perlu ada manajemen key pada tingkat tertentu.

“Ada dapat melakukannya sendiri, atau Anda dapat mengalihdayaknnya ke perusahaan yang Anda percayai. Anda juga dapat melakukan model hybrid tempat Anda berkolaborasi dengan Mereka. Namun, jangan lupa, kita semua rentan terhadap peretasan. Bahkan, crypto exchange dan kustodian juga,” tegas Namios.

Dia kembali menggarisbawahi bahwa self-custody Bitcoin adalah adalah Bitcoin sejati. Sementara Bitcoin yang disimpan di pihak lain adalah Bitcoin yang tidak nyata.

Sebagai penutup, Namcios mengingatkan bahwa, “Pertanyaan yang perlu Anda tanyakan sendiri pada diri Anda adalah, apakah Anda cukup memercayai lembaga kustodian untuk percaya bahwa mereka akan menghargai klaim Anda atas Bitcoin tersebut. Jika ya, silahkan. Jika tidak, itu tanda bahaya. Pikirkan sendiri!”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori