Bitcoin (BTC) melesat nyaris 8% pada Rabu (5/3), kembali bertengger di atas US$90.000 setelah lima hari sebelumnya sempat terperosok di bawah US$80.000. Pemulihan agresif ini menandai pergeseran momentum bullish yang tajam sejalan investor menyikapi spekulasi terkait rencana cadangan kripto AS yang dikemukakan Trump.
Indikator teknikal utama, seperti DMI dan Ichimoku Cloud, mengisyaratkan dominasi pembeli mulai mengambil alih. Apakah BTC mampu mempertahankan dorongan ini menuju US$100.000 atau justru menghadapi turbulensi baru akan sangat bergantung pada dinamika pasar selanjutnya, termasuk KTT Kripto Gedung Putih.
DMI Bitcoin Ungkap Pembeli Makin Kuasai Pasar
Directional Movement Index (DMI) Bitcoin memperlihatkan bahwa ADX turun ke 17,5, merosot dari 27,6 hanya dalam dua hari. Penurunan ini menandakan tren sebelumnya kehilangan daya dorong.
Di saat yang bersamaan, +DI naik ke 27,9 dari 17,7 sehari sebelumnya, sementara -DI susut dari 30,5 menjadi 20,5. Pergeseran ini menunjukkan ledakan tekanan beli seiring melemahnya tekanan jual.
Bitcoin kini berusaha keluar dari tren turun, dan perubahan pada garis DMI ini mengindikasikan bahwa pasar mulai beralih ke tangan pembeli.

ADX, atau Average Directional Index, berfungsi mengukur kekuatan tren tanpa memperhitungkan arahnya. Nilai di atas 25 umumnya menandakan tren kuat, sedangkan di bawah 20 mengindikasikan pasar yang kurang bertenaga atau tak menentu.
Saat ini, dengan ADX berada di 17,5, Bitcoin belum menunjukkan indikasi tren yang solid, sehingga membuat langkah berikutnya menjadi krusial.
Namun, +DI yang naik dan -DI yang turun menandakan tekanan beli semakin nyata. Jika ADX kembali meningkat bersamaan dengan semakin lebarnya jarak antara +DI dan -DI yang mendukung pembeli, Bitcoin bisa memulai tren naik baru.
Sebaliknya, jika ADX tetap lemah, harga BTC berpotensi bergerak sideways tanpa daya dorong yang cukup untuk breakout signifikan.
Ichimoku Cloud BTC Pancarkan Perubahan Momentum
Struktur Ichimoku Cloud Bitcoin mengisyaratkan adanya potensi pergeseran momentum seiring harga menembus level penting. BTC baru saja melintasi baseline merah, mengindikasikan tekanan beli yang meningkat. Namun, harga masih bergerak di dalam cloud, mencerminkan wilayah ketidakpastian tempat tren sering kali diuji.
Span A hijau mulai menanjak, sementara span B oranye tetap datar. Kondisi semacam ini mengindikasikan bahwa cloud di depan berpotensi berubah menjadi area support baru.
Di samping itu, span tertinggal (garis hijau) kini mendekati aksi harga 26 periode sebelumnya, menandakan Bitcoin sedang berada di titik keputusan penting—apakah akan melanjutkan breakout atau malah melemah kembali.

Sebagai informasi, Ichimoku Cloud berfungsi sebagai indikator dinamis yang mengukur tren, momentum, serta area support dan resistance utama. Jika BTC mampu bertahan di atas cloud, tren bullish akan semakin kuat, membuka jalan bagi reli lebih lanjut.
Sebaliknya, jika harga kembali ke dalam cloud, ini bisa menjadi sinyal periode konsolidasi atau bahkan retest ke level yang lebih rendah.
Dengan konfigurasi saat ini, Bitcoin berada di ambang perubahan besar. Jika momentum terus berlanjut, breakout dapat terjadi, namun ketidakpastian di sekitar cloud dapat menyebabkan pergerakan sideways sebelum tren lebih jelas terbentuk.
Bagaimana Respons Bitcoin Nantinya setelah White House Crypto Summit?
Bitcoin kembali menguat ke US$90.000 seiring meningkatnya spekulasi soal kemungkinan perlakuan khusus potensial dalam rencana cadangan kripto AS yang diusulkan oleh Trump.
Adapun lonjakan momentum bullish ini membuka peluang bagi BTC untuk menguji resistance kunci di US$94.833. Jika mampu menembus level ini, potensi reli ke US$99.472 semakin terbuka.
Jika sentimen bullish terus membara, BTC bisa menaklukkan level US$100.000 untuk pertama kalinya sejak 3 Februari, menjadi tonggak penting dalam pergerakan pasar.
Tren keseluruhan akan bergantung pada apakah tekanan beli tetap cukup kuat untuk mempertahankan momentum saat ini dan melewati level-level kritis ini.

Hanya saja, volatilitas BTC masih menjulang, dengan pergerakan liar ke berbagai arah dalam beberapa pekan terakhir.
Ketidakpastian seputar White House Crypto Summit yang bakal berlangsung pada 7 Maret juga menambah ketegangan. Jika hasil pertemuan tidak sesuai ekspektasi pasar, maka tekanan jual bisa kembali mendominasi, membawa BTC ke tren turun baru.
Jika tekanan bearish meningkat, BTC berisiko terkoreksi tajam hingga ke level US$78.179.
Bagaimana pendapat Anda tentang imbas antisipasi KTT Kripto Trump ke harga Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
