World Economic Forum (WEF) membagikan sebuah video yang menyatakan bahwa perubahan dalam kode Bitcoin hampir dapat menghilangkan dampak lingkungannya. Namun, pernyataan ini dikecam oleh para Bitcoin Maximalist.
Potongan dalam video WEF yang dibagikan di akun Twitter mereka pada 27 April 2022 itu menyatakan bahwa para penambang sebaiknya staking Bitcoin mereka sendiri untuk memverifikasi transaksi.
WEF menyatakan bahwa perubahan dasar dalam pengkodean Bitcoin dapat menghilangkan sebagian besar permintaan energi dari cryptocurrency pertama dan yang memiliki market cap terbesar di dunia itu.
Kampanye Ganti Kode Bitcoin
Memang dalam beberapa waktu ini, muncul beragam pembahasan tentang konsumsi energi yang digunakan oleh para penambang cryptocurrency dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan global.
Para politisi dan regulator pun telah menargetkan industri penambangan cryptocurrency ini, termasuk apa saja yang perlu diralang dan tidak.
Selain itu, jaringan kampanye lingkungan global Greenpeace, dengan bantuan salah satu pendiri Ripple Labs yaitu Chris Larsen, memulai seruan untuk mengubah kode Bitcoin agar lebih ramah lingkungan. Chris Larsen bahkan dilaporkan telah mengucurkan dana US$5 juta (sekitar Rp72,6 miliar) untuk membiayai kampanye tersebut.
Proyek kampanye itu direpresentasikan dalam situs web cleanupbitcoin.com yang di dalamnya berbunyi, “Anda pernah mendengar Bitcoin memicu krisis iklim, tetapi tahukah Anda bahwa perubahan kode perangkat lunak dapat membersihkannya.”
Dengan temuan kesamaan ini, WEF nyatanya menunjukkan posisi mereka yang setuju dengan kampanye Greenpeace dan Environmental Working Group yaitu ‘Change the Code, Not the Climate’.
Video yang dibuat dan dibagikan di akun Twitter WEF adalah bukti dari dorongan mereka untuk mengubah Bitcoin menggunakan mekanisme jaringan proof-of-stake (PoS) yang dinilai lebih ramah lingkungan daripada proof-of-work (PoW) yang digunakan oleh Bitcoin dan Ethereum hingga saat ini.
- Baca Juga: Manfaatkan Energi yang Terbuang Sia-sia, Startup Bitcoin Mining Ini Terima Dana Segar Rp7,2 Triliun
Menuai Banyak Kecaman
Pernyataan WEF yang kontroversial ini tentu menuai banyak kecaman dari para pendukung Bitcoin Maximalist. Sejumlah pihak mengatakan bahwa poin pembicaraan WEF memiliki kesalahan dalam asumsi yang mendasari seluruh teori yang disampaikan.
CEO Blockstream, Adam Back, mengatakan bahwa yang membuat konten ini benar-benar bingung tentang fundamental dasar.
“Uang komoditas diadopsi oleh masyarakat karena memiliki sifat yang baik sebagai uang: yaitu pada dasarnya langka, dan karena itu memiliki biaya produksi yang tidak dapat dihindari. Itu sebabnya emas adalah uang yang baik, dan emas digital [juga],” tegas sang CEO Blockstream.
Namun, seorang netizen mengatakan bahwa sebenarnya WEF bukan bingung, tetapi berpikir mereka tahu persis apa yang sedang dilakukan. “Ini adalah serangan yang diperhitungkan dan diatur dengan baik terhadap Bitcoin,” ujar netizen itu.
Adam Back kemudian memberikan respon seperti ini. “Bagaimanapun, argumen mereka secara ekonomi membingungkan dengan cara yang sangat lugas dan mudah dipahami, dan karenanya harus dibantah secara ilmiah karena alasan itu. Mereka harus malu untuk mengatakan omong kosong seperti itu sehingga mereka setidaknya bisa berdiskusi secara koheren.”
Adapun Blockstream baru-baru ini bekerja sama dengan Block Inc. yang dipimpin Jack Dorsey untuk membuat fasilitas penambangan Bitcoin yang 100% berasal dari energi terbarukan dalam skala besar dengan dukungan teknologi yang dikembangkan Tesla.
- Baca juga: Block dan Blockstream Garap Mining Farm Bitcoin 100% Bertenaga Surya dengan Teknologi Tesla
Selain itu, tanggapan negatif tentang video yang diunggah WEF di Twitter turut muncul dari CEO Microstrategy, Michael Saylor.
“Jika Anda menghilangkan energi dari sesuatu yang berguna, Anda hampir dapat menghilangkan dampak lingkungannya. Ini merupakan hal yang paling umum dalam novel fantasi dan game komputer. Pesawat nyata, kereta api, mobil, rumah, makanan, obat-obatan, mesin, dan uang, semuanya mendapat manfaat dari energi. Begitu juga dengan orang sungguhan.”
Pencipta model harga Bitcoin stock-to-flow (S2F) , PlanB, juga memasukkan agenda ‘Great Reset’ WEF ke dalam percakapan. Akun Twitter PlanB menulis, “Setidaknya serangan WEF atau informasi yang salah tentang Bitcoin konsisten dengan misi WEF.”
PlanB menyertai pernyataannya dengan cuitan kontroversial WEF yang telah dihapus tentang agenda ‘Great Reset’ yang berbunyi, “Anda tidak akan memiliki apa-apa, dan Anda akan bahagia. Beginilah cara dunia kita bisa berubah pada 2030.”
Sejumlah kritikus yang mengaitkan agenda Great Reset dengan informasi yang diterbitkan WEF pada 2016 sebagai bukti bahwa agenda ini memiliki niat jahat.
Dalam Bitcoin 2022 Conference, Peter Thiel yang merupakan co-founder PayPal dan seorang venture capitalist, mengatakan bahwa environmental, social, & governance (ESG) adalah senjata utama yang dugunakan untuk melawan Bitcoin saat ini. “Saya pikir ESG adalah pabrik kebencian, pabrik untuk menamai musuh.”
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.