Bittime, platform perdagangan kripto asal Indonesia, berencana mendistribusikan 5 juta token Palapa (PLPA) secara gratis untuk mendongkrak basis penggunanya. Menurut keterangan resmi, distribusi ini akan berlangsung melalui skema airdrop yang ditargetkan kepada komunitas dan masyarakat umum. Ini menjelang listing token PLPA yang menurut jadwal siap bergulir pada Juni 2024.
Ryan Lymn, Chief Executive Officer (CEO) Bittime, menjelaskan bahwa perusahaan telah berkomitmen untuk mengalokasikan token tersebut sebagai reward. Sehingga, publik dapat merasakan antusiasme dari ekosistem Palapa dan Bittime.
Lebih lanjut, sang CEO menjelaskan, “Total pasokan token Palapa adalah 10 miliar PLPA. Nantinya, 5% atau setara dengan 500 juta token Palapa akan dialokasikan sebagai reward untuk komunitas melalui berbagai aktivitas.”
Palapa sendiri dirancang sebagai utility token (token utilitas) platform yang akan berfungsi sebagai komponen esensial dalam memberdayakan seluruh ekosistem Bittime. Sirkulasi token ini akan berperan vital dalam berbagai skenario kunci untuk kemajuan perusahaan.
Untuk menjaga stabilitas harga, token Palapa akan menerapkan mekanisme buyback and burn. Pada gilirannya, hal ini juga akan meningkatkan nilai bagi holder token. Ketika proyek Palapa menghasilkan profit, hingga 20% dari pasokan token dapat dibeli kembali dari pasar dan dilakukan burn secara permanen.
Lebih lanjut, Ryan mengungkapkan bahwa jumlah token yang akan masuk mekanisme burn bergantung pada keuntungan triwulanan. Adapun batas maksimumnya yakni 20% dari pasokan token.
Di samping itu, ia juga menyatakan bahwa token tersebut sudah resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan termasuk dalam daftar 545 aset kripto yang saat ini dapat diperdagangkan.
Bittime Manfaatkan Bull Market
Aksi Bittime ini berlangsung di tengah bull market yang terjadi sejak beberapa bulan lalu, dipicu oleh sentimen Bitcoin halving. Terlebih, data dari Bappebti juga menunjukkan adanya minat yang tinggi dari masyarakat terhadap aset digital.
Hal ini terbukti dari jumlah investor aset kripto di Indonesia yang meningkat dari 18,83 juta pada bulan Januari menjadi 19 juta di bulan berikutnya.
Sementara dari sisi transaksi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku “wasit” yang akan mengawasi industri kripto di Indonesia mencatat angka transaksi yang menunjukkan tren positif.
Hingga Februari lalu, nilai transaksi aset kripto mencapai Rp33,69 triliun, atau naik 144,13%.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Trusted
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
