Tren bullish Bitcoin (BTC) dipercaya bakal terus berlanjut di tahun ini. Menurut prediksi Bittime, salah satu crypto exchange asal Indonesia, pergerakan Bitcoin itu akan kembali terdongkrak pasca halving yang diperkirakan terjadi di April mendatang.
Chief Executive Officer (CEO) Bittime, Ryan Lymn, menjelaskan ada beberapa sentimen yang mampu mendorong harga Bitcoin ke level tertingginya selain halving.
Menurutnya, melihat tingginya tingkat adopsi kripto dari kalangan institusi dan didukung oleh kondisi ekonomi dunia, baik dari sisi kebijakan moneter maupun tren makroekonomi, harga BTC dipercaya bisa mencapai kisaran US$80.000 atau sekitar Rp1,25 miliar per BTC.
“Para investor kripto semakin paham tentang halving dan bagaimana efeknya secara historis sejak tahun 2012. Sementara dari sisi moneter, terdapat indikasi bahwa siklus kenaikan suku bunga AS sudah mencapai puncaknya. Hal tersebut akan menjadi katalis positif untuk BTC.”
Ryan Lymn, CEO Bittime
Lebih lanjut, Ryan mengatakan ketika suku bunga stabil atau bahkan turun, aset kripto, seperti Bitcoin, bisa menjadi instrumen investasi yang menarik bagi investor, karena dianggap sebagai lindung nilai atas kekayaannya.
- Baca juga: Saham Bitcoin Mining Ini Pimpin Lonjakan Harga Jelang Halving Berikutnya, Apa Penyebabnya?
Secara Empiris Harga Bitcoin Selalu Terbang usai Halving
Setelah halving, maka tingkat kesulitan para miner untuk mendapatkan kripto (mining difficulty) bakal meningkat. Namun, di sisi lain beberapa analis melihatnya secara berbeda. Dengan kondisi tersebut, banyak pihak percaya bahwa harga BTC akan terkerek seiring dengan terjadinya kelangkaan pasokan.
Bitcoin halving sendiri tercatat sudah terjadi sebanyak 3 kali. Prosesnya pertama kali terjadi di 28 November 2012, yang membuat block reward turun menjadi 25 BTC. Lalu, saat halving kedua di 9 Juli 2016, block reward turun lagi menjadi 12,5 BTC. Selanjutnya, Bitcoin halving ketiga terjadi pada 11 Mei 2020 dan menurunkan block reward menjadi 6,5 BTC.
Secara empiris, harga Bitcoin selalu bergerak lebih tinggi sesudah momen akbar 4 tahunan itu terjadi. Berdasarkan pantauan BeInCrypto, pada awal November sebelum halving pertama, harga Bitcoin masih bertengger di kisaran US$12,44. Namun, setelah halving terjadi, harga Bitcoin bergerak ke kisaran US$13 di 2013.
Pergerakannya terus moncer hingga sesaat sebelum halving kedua terjadi. Di akhir Juni 2016, harga BTC masih parkir di level US$644,12 dan langsung melesat ke kisaran US$900 per BTC di awal 2017.
Kemudian, di halving ketiga, Bitcoin kembali menunjukkan performanya dengan menggapai level US$23 ribu. Dengan seluruh dinamikanya, harga BTC pada hari ini (1/3) diperdagangkan di level US$62.121.
Aliran Dana dari ETF Juga Bakal Dorong Harga BTC
Ryan memaparkan bahwa hal lain yang juga akan membuat Bitcoin menarik adalah hadirnya produk ETF Bitcoin spot. Kondisi itu mendorong aliran dana masuk signifikan dari institusi keuangan, yang sebelumnya berkecimpung di pasar modal.
“Pada Rabu [28/2] lalu, volume perdagangan ETF Bitcoin bahkan sempat mencetak rekor setelah mencapai angka US$7,79 miliar atau sekitar Rp120 triliun. Hal ini adalah salah satu indikator baru yang perlu dicermati oleh para pelaku pasar aset kripto,” ujarnya.
Sebagai informasi, saat ini, terdapat 11 ETF Bitcoin spot yang telah disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk diperdagangkan.
Selain itu, Ryan mencatat bahwa meningkatnya adopsi layer-2 Bitcoin Lightning Network juga berpotensi mengerek harga BTC. Adanya Lightning Network memungkinkan transaksi lebih cepat, sehingga bisa menjadikan Bitcoin lebih sebagai metode pembayaran, dan membuatnya lebih dari sekadar penyimpan nilai.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.