Lihat lebih banyak

Drama Kebangkrutan ACX Berlanjut, Mantan Direksi Blockchain Global Dilarang Keluar Australia

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Mantan direktur Blockchain Global, Liang Allan Guo, dilarang untuk meninggalkan Australia selama proses investigasi kasus ACX.
  • Menurut laporan dari media lokal, Allan Guo saat ini diduga terlibat dalam pelanggaran pidana lantaran mentransfer uang dari perusahaan untuk membayar kredit rumahnya.
  • Di sisi lain, Sam Lee, pendiri Blockchain Global, juga sedang menghadapi gugatan dari SEC AS terkait kasus penipuan yang melibatkan entitas bernama HyperFund.
  • promo

Sengkarut yang melanda ACX, salah satu crypto exchange asal Australia, masih bergulir. Sejak keruntuhannya di 2019 lalu, otoritas penegak hukum setempat masih terus mencari titik terang terkait siapa yang bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut. Dalam perkembangan terbaru, melalui putusan Pengadilan Federal, salah satu mantan direktur Blockchain Global, Liang Allan Guo, mendapatkan tekanan dari pihak berwajib dan dilarang untuk meninggalkan Negeri Kanguru selama proses investigasi.

Blockchain Global sendiri merupakan induk usaha ACX dan juga sudah bangkrut pada November 2021 lalu. Kondisi ini membuat tingkat kekhawatiran para investor semakin tinggi terkait pengembalian dananya sampai saat ini.

Sebagai informasi, Allan Guo adalah salah satu jajaran direksi di Blockchain Global yang pernah menjabat selama 2 periode terpisah sebelum ACX runtuh. Oleh karena itu, kesaksiannya dianggap bisa memberikan titik terang atas kasus tersebut.

Laporan dari Australian Financial Review (AFR) menyebutkan Allan Guo saat ini diduga terlibat dalam pelanggaran pidana lantaran mentransfer uang dari perusahaan untuk membayar kredit rumahnya.

Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC) menuduh Guo mengirim AU$2,6 juta dari rekening bank yang merupakan dana investor ke rekening pribadinya dan rekening pinjaman rumah pribadi.

“Selain itu, juga terdapat AU$1,4 juta lainnya yang ditransfer di bawah arahan Guo dari akun Blockchain Global untuk membeli saham First Growth Fund yang saat itu terdaftar di ASX,” tuduh ASIC.

ACX Muncul dengan Memanfaatkan Booming Bitcoin

Kasus ini bermula ketika ACX pertama kali muncul di 2016, berbarengan dengan booming Bitcoin (BTC). Saat itu, Blockchain Global berupaya menarik partisipasi dari banyak investor dengan memposisikan diri sebagai investor yang sukses meraup untung dari BTC.

Melalui ACX juga, Blockchain Global menawarkan sejumlah layanan; meliputi Bitcoin mining, konsultasi investasi, serta layanan perdagangan lain untuk nasabah asal Australia. Hal itu juga didukung dengan glorifikasi yang dilakukan oleh pendiri Blockchain Global, Sam Lee, di berbagai channel.

Salah seorang korban ACX mengaku bahwa pada 2017, dia mulai berinvestasi kripto di ACX dan semuanya tampak normal. Akan tetapi, di 2019, ketika harga kripto mulai berangsur pulih pasca crypto winter dan investor kembali masuk ke platform, pengguna ACX mengaku kesulitan untuk menarik dananya. Menariknya, proses deposit tetap bisa dilakukan.

Lalu, di 10 Januari 2020, ACX merilis informasi yang menyebutkan bahwa perusahaan tengah menjalani audit dan satu bulan setelahnya, Blockchain Australia mengeluarkan pernyataan bahwa ACX telah dibekukan.

Tidak berhenti di situ, pada bulan Februari, Blockchain Global mulai mencari cara untuk lepas tanggung jawab. Mereka menyebut bahwa ACX didaftarkan oleh perusahaan lain, dan dana nasabah dikuasai oleh Peak Hong Kong Limited.

Korban mengaku secara total terdapat 10 atau 20 orang yang mengalami kerugian lebih dari setengah juta dolar Australia. Sisanya disebut menderita rugi ratusan ribu dolar.

Pendiri Blockchain Global Hadapi Tuntutan dari SEC AS

Sam Lee sendiri juga baru saja menghadapi gugatan dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS). Lee bersama dengan Brenda Chunga, atau yang dikenal sebagai Bitcoin Beautee, dituduh melakukan penipuan senilai US$1,7 miliar melalui entitas lainnya yang bernama HyperFund.

Chunga sudah mengaku bersalah atas tuntutan melakukan penipuan sekuritas dan wire fraud. Dia terancam hukuman maksimal 5 tahun penjara dan menyelesaikan tuntutan perdana yang dilayangkan oleh SEC.

Sementara itu, tuduhan terhadap Sam Lee masih akan diajukan di pengadilan. Terlepas dari hal tersebut, kuat dugaan bahwa aktor di balik terjadinya kisruh ini adalah Lee. Pasalnya, sebagai salah satu pendiri, Lee memiliki kuasa penuh untuk mengontrol HyperFund, termasuk memberikan informasi menyesatkan ke investor.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori