Trusted

CEO Bybit: Pendekatan Regulasi Kripto di Asia dan Amerika Utara Sangat Berbeda

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ben Zhou, CEO Bybit, memuji regulator Hong Kong dan UEA, serta membandingkan keduanya dengan regulator di Amerika Utara.
  • Ia mengambil contoh Hong Kong yang menjadi sangat agresif dengan mencoba menarik para perusahaan kripto hingga talenta yang ada di industri ini.
  • Bybit sendiri mengaku tidak beroperasi di Amerika Serikat. Namun, mereka sempat melayani pelanggan di Kanada, meski akhirnya memutuskan hengkang dari wilayah tersebut di bulan Mei lalu.
  • promo

Ben Zhou, co-founder dan CEO dari crypto exchange Bybit, memberikan pujian kepada regulator di Hong Kong dan Uni Emirat Arab (UEA) daripada tindakan yang dilakukan oleh regulator di Amerika Utara.

Dia berpandangan bahwa nada yang diambil oleh regulator terkait industri kripto sangat berbeda antara di Asia dan Timur Tengah dengan Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

CEO Bybit itu menilai bahwa lisensi bagi perusahaan kripto untuk beroperasi secara legal di suatu yurisdiksi tidak lagi merupakan proses yang diatur dengan kecemasan dan ketakutan. Ada kesamaan bahwa sejumlah regulator ingin bekerja dengan perusahaan kripto daripada melawan mereka.

“Anda mulai melihat banyak regulator menyadari bahwa ini sebenarnya adalah peluang, bukan krisis,” kata Ben Zhou dalam sebuah pernyataan.

Puji Regulator Hong Kong dan Dubai

Ben Zhou mengambil contoh Hong Kong yang menjadi sangat agresif dengan mencoba menarik para perusahaan kripto hingga talenta yang ada di industri ini.

Dia mencatat bahwa para regulator secara umum menginginkan tujuan yang sama, tetapi tidak berada di tempat yang sama dalam persaingan. Zhou melihat bahwa regulator kripto di Dubai, UEA, saat ini lebih maju daripada regulator Hong Kong.

“Saya pikir, Hong Kong berada pada tahap paling awal, sedikit mirip dengan kondisi di Singapura mungkin 3 atau 4 tahun lalu. Mereka [Singapura] berada di tahap kakek,” ungkapnya.

Sebagai catatan, regulator kripto Dubai memiliki prosedur yang canggih dan terperinci yang harus dilalui oleh perusahaan kripto untuk mendapatkan lisensi operasi.

Hal itu termasuk menjelaskan bagaimana crypto exchange meneliti transaksi, menangani sanksi, praktik anti-pencucian uang (AML), dan mencegah keterlibatan dengan alamat crypto wallet yang bermasalah.

Pada 1 April lalu, Bybit mengaku sedang bekerja untuk membangun operasi intinya di benua Asia, tepatnya di Hong Kong. Mereka berencana menempatkan bagian dari divisi research and development (R&D) serta tim pemasaran di wilayah administrasi khusus Cina itu.

Maju pada 17 April lalu, perusahaan yang didirikan pada tahun 2018 ini mengumumkan secara resmi berkantor pusat di Dubai World Trade Center. Kabar ini datang setelah setahun sejak Bybit menerima persetujuan prinsip untuk mengoperasikan bisnis aset kripto di wilayah itu.

Bybit Keluar dari Kanada

Perlu diketahui, Bybit mengaku tidak beroperasi di Negeri Paman Sam, tapi pernah menerima pelanggan dari Kanada. Namun, mereka akhirnya keluar dari Kanada pada bulan Mei lalu dengan alasan lingkungan peraturan yang menantang.

Dalam pernyataan terbarunya, CEO Bybit menerangkan bahwa, “Sikap terhadap kripto di Kanada telah berubah secara dramatis setelah kehancuran crypto exchange FTX pada November 2022.”

Adapun Bybit telah melakukan percakapan berkelanjutan dengan regulator Kanada dan diundang untuk mengajukan lisensi kripto di sana. Namun, setelah skandal FTX terungkap ke publik, Bybit memutuskan untuk meninggalkan market itu karena aturan yang melarang penggunaan stablecoin.

Bila aturan berubah, Ben Zhou mengaku bahwa pihaknya akan kembali masuk ke market Kanada.

Hong Kong sebenarnya juga melarang stablecoin untuk saat ini. Mereka akan menyusun peraturan khusus terlebih dahulu tentang stablecoin sebelum akhirnya trader ritel diizinkan untuk mengaksesnya.

Jadi Crypto Exchange Terpopuler ke-5 di Dunia

Berdasarkan laporan industri kripto pada kuartal II/2023 yang disusun CoinGecko, Bybit kini berada di urutan ke-5 dalam daftar 10 crypto exchange terpopuler berdasarkan total volume perdagangan kripto.

Dalam pemberitaan pada 18 Juli lalu, Binance, crypto exchange terbesar di dunia, menghadapi persaingan yang semakin ketat sejak tahun 2023 dari sejumlah crypto exchange yang beroperasi secara offshore.

Perlu diketahui, offshore mengacu pada aktivitas bisnis yang berlangsung di luar basis dari suatu entitas perusahaan itu berasal. Umumnya, wilayah yang masuk dalam istilah offshore dinilai lebih menguntungkan bagi perusahaan atau individu, termasuk dalam hal penghindaran pajak hingga memiliki regulasi yang lebih longgar.

Berdasarkan data volume perdagangan spot market kripto, pangsa pasar Binance dalam kategori crypto exchange offshore turun menjadi 73% pada pertengahan bulan Juli ini. Padahal pada awal tahun 2023, pangsa pasar Binance mencapai 90% dalam kategori crypto exchange offshore.

Sementara itu, pangsa pasar OKX naik menjadi 11%, atau hampir 2 kali lipat dibandingkan pada bulan Januari lalu. Sedangkan porsi yang didapatkan Bybit dan Huobi juga telah meningkat, masing-masing mewakili 9% dan 7% dari keseluruhan pangsa pasar crypto exchange offshore.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori