Lihat lebih banyak

Co-founder Gemini: Bull Run Kripto Berikutnya Akan Dimulai dari Timur

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Cameron Winklevoss, co-founder crypto exchange Gemini, mengatakan bahwa bull run market kripto berikutnya akan dimulai dari wilayah Timur.
  • Pertanyaan Winklevoss bisa saja merujuk pada sikap regulator Hong Kong belakangan ini yang lebih bersahabat untuk membuka peluang adopsi kripto lebih luas.
  • Terlebih lagi, selama beberapa waktu terakhir, pemerintah Amerika Serikat justru malah mempertegas sikapnya terhadap sejumlah perusahaan kripto, seperti Kraken, Paxos, dan Binance.
  • promo

Cameron Winklevoss, co-founder dan presiden dari crypto exchange Gemini, pada hari Senin (20/2) mengatakan bahwa bull run market kripto berikutnya akan dimulai dari wilayah Timur.

“Ini akan menjadi pengingat yang merendahkan bahwa kripto adalah kelas aset global, dan Barat termasuk Amerika Serikat (AS) selalu hanya memiliki dua pilihan: menerimanya atau tertinggal. Itu tidak bisa dihentikan,” jelas co-founder Gemini itu.

Menurutnya, pemerintah mana pun yang tidak menawarkan aturan yang jelas dan panduan yang tulus akan ditinggalkan begitu saja dengan cepat. Ini berarti, negara-negara yang memerangi adopsi kripto berpotensi kehilangan ‘periode pertumbuhan terbesar’ sejak kebangkitan internet komersial.

“Itu berarti [negara-negara yang tidak ramah kripto] kehilangan kesempatan untuk membentuk dan menjadi bagian mendasar dari infrastruktur keuangan masa depan dunia ini dan seterusnya,” imbuh Cameron Winklevoss.

Menariknya, tokoh utama di balik Binance pun turut mengomentari cuitan itu. Changpeng ‘CZ’ Zhao, pendiri dan CEO dari crypto exchange dengan volume perdagangan terbesar di dunia itu, menggoda dengan mengatakan bahwa bull run berikutnya dari market kripto bisa saja akan dimulai dari Timur Tengah.

Angin Segar Adopsi Kripto Bukan dari AS?

Pernyataan dari co-founder Gemini yang mengindikasikan bahwa angin segar bagi market kripto datang dari Timur, bisa saja merujuk pada sikap regulator Hong Kong yang lebih bersahabat untuk membuka peluang adopsi kripto yang lebih luas.

Hal ini jelas sangat berbeda dengan sikap keras regulator AS akhir-akhir ini yang menarget sejumlah perusahaan kripto, seperti crypto exchange Kraken dan penerbit stablecoin Paxos.

Dalam beberapa waktu terakhir, co-founder dan mantan CEO Kraken, Jesse Powell, tampak frustasi dengan sikap keras dari regulator AS.

Pada hari Senin kemarin, dia memiliki teori liar bahwa regulator membiarkan ‘orang jahat’ menjadi besar dan lantas mengalami kehancuran, karena itu sesuai dengan agenda mereka.

Menurutnya, skema itu memungkinkan terjadi 3 hal. Pertama, menghancurkan modal atau sumber daya di ekosistem kripto. Kedua, mencegah adopsi kripto lebih luas karena banyak orang yang dirugikan dalam crypto winter yang dahsyat. Ketiga, menyerang aktor atau ‘pelaku kripto yang baik’.

“Orang jahat sebenarnya ada di pihak mereka [regulator]. Orang baik adalah musuh,” terang Jesse Powell.

Selain itu, dia berteori bahwa jika orang jahat dapat berlari cukup lama dalam mengoperasikan bisnis kripto tanpa meledak hancur, orang jahat itu mungkin akan membunuh ‘orang baik’ (pelaku industri kripto yang tidak melakukan penyelewengan) untuk mereka (regulator).

“Orang jahat beroperasi dengan keunggulan kompetitif yang sangat besar. Mereka menyedot pengguna, pendapatan, dan modal ventura yang seharusnya diberikan kepada orang baik,” ungkap co-founder Kraken.

Polemik Jalankan Bisnis Kripto secara Offshore dan Onshore

Sebelumnya pada hari Sabtu (18/2), Jesse Powell juga menumpahkan kekesalannya karena regulator AS sebenarnya telah diperingatkan tentang aktivitas ilegal di industri kripto, tetapi regulator justru mengabaikan persoalan ini selama bertahun-tahun.

Dia mengutip bahwa regulator tidak melakukan penindakan pada suatu bisnis kripto ‘menggunakan alasan’ karena itu beroperasi secara ‘offshore’ atau diregulasi secara lebih longgar seperti di negara Bahama, Kepulauan Cayman, Kepulauan Virgin Inggris (BVI), atau Seychelles. Sebagai informasi, tindakan keras regulator Cina terhadap kripto membuat sejumlah perusahaan kripto lantas beroperasi secara offshore.

Namun, kata offshore yang digunakan oleh Jesse Powell mendapat tanggapan cukup keras dari CZ. Ia menilai penggunaan istilah offshore yang ditodongkan ke sejumlah pelaku industri kripto tampaknya terlalu berpikiran sempit, egois, kehilangan gambaran yang luas, dan tidak membantu perkembangan industri kripto.

“Mengambil perspektif ‘onshore’ [merujuk pada entitas yang diregulasi dengan lebih ketat seperti di AS], FTX.US adalah crypto exchange onshore. SBF dan para eksekutif utama FTX adalah orang AS. Mereka menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk melobi [regulator dan politisi] di AS. Ini tidak menghentikan penipuan yang mereka lakukan,” jelas CZ.

CZ menilai bahwa menggambarkan perbedaan antar pelaku industri kripto yang beroperasi secara onshore dan offshore, serta menganggap perusahaan kripto onshore lebih baik daripada offshore, bukanlah obat mujarab untuk membangun industri kripto yang lebih baik.

“Ada orang baik dan jahat di mana-mana. Merangkul keragaman dan keterbukaan akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Generalisasi yang berlebihan terutama terhadap orang lain adalah kontraproduktif dan negatif. Blockchain tidak memiliki batas, mari kita bangun dunia yang lebih baik bersama-sama,” tegasnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan para pelaku bisnis terhadap kelangsungan industri kripto saat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori