Lihat lebih banyak

Setelah Huobi dan OKX, Kini Giliran Bybit yang Berniat Beroperasi secara Legal di Hong Kong

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bybit mengaku sedang bekerja untuk membangun operasi intinya di benua Asia, tepatnya di Hong Kong.
  • Mereka berencana mengajukan lisensi untuk bisa beroperasi secara legal di Hong Kong berdasarkan aturan baru yang diusulkan mulai berlaku pada bulan Juni mendatang.
  • CEO Bybit memuji pasar modal Hong Kong yang matang, literasi keuangan yang tinggi, dan banyak investor yang rajin dan profesional.
  • promo

Setelah Huobi dan OKX, kini giliran Bybit, salah satu crypto exchange terbesar di dunia yang berbasis di Dubai, mengaku sedang bekerja untuk membangun operasi intinya di benua Asia, tepatnya di Hong Kong.

Dalam laporan WSJ pada hari Sabtu (1/4), Bybit berencana untuk menempatkan bagian dari divisi penelitian dan pengembangan serta tim pemasaran di Hong Kong.

Crypto exchange yang didirikan pada tahun 2018 itu berencana mengajukan lisensi untuk bisa beroperasi secara legal di Hong Kong berdasarkan aturan baru yang diusulkan mulai berlaku pada bulan Juni mendatang.

“Dalam bisnis crypto exchange, likuiditas adalah raja, dan Hong Kong memilikinya secara melimpah [mengacu pada modal dari investor institusional],” kata Ben Zhou, co-founder dan CEO Bybit.

Ben Zhou juga memuji pasar modal Hong Kong yang matang, literasi keuangan yang tinggi, dan banyak investor yang rajin dan profesional.

Hong Kong Ingin Kembalikan Reputasinya?

Hong Kong Beri Indikasi Ingin Lebih Ramah terhadap Adopsi Kripto

Kabar ini datang di tengah upaya Hong Kong dalam menarik para perusahaan kripto di tengah tindakan keras yang intensif dari regulator Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini.

Adapun Hong Kong pernah menjadi rumah bagi sejumlah perusahaan kripto terkemuka seperti Crypto.com, BitMEX, Binance, hingga FTX.

Namun, meningkatnya persaingan dari Singapura yang sempat memiliki hasrat tinggi menjadi crypto hub, kekhawatiran tentang pendekatan keras regulator Cina terhadap kripto, hingga tindakan Hong Kong yang berkepanjangan dan ketat terhadap pandemi Covid-19, membuat banyak perusahaan kripto angkat kaki dari Hong Kong.

Kini, Hong Kong bertekad untuk mengembalikan reputasinya sebagai salah satu tempat yang menarik bagi industri kripto.

Dorong Ketertarikan Perusahaan Kripto

Ambre Soubiran, CEO Kaiko yang merupakan penyedia data kripto yang berbasis di Paris, Prancis, mengatakan AS menjadi lebih ketat pada kripto dan regulasi di Hong Kong kini lebih menguntungkan.

“Hal [ini] akan menggeser pusat gravitasi perdagangan aset kripto dan investasi lebih ke arah Hong Kong. Kami ingin berada di tempat para klien kami berada,” jelas CEO Kaiko.

Lebih dari 20 perusahaan kripto dan blockchain dari Cina daratan, Eropa, Kanada, dan Singapura, dilaporkan telah memberi tahu pemerintah Hong Kong bahwa mereka berencana untuk hadir di sana. Menurut angka resmi dari pemerintah Hong Kong, ada lebih dari 80 perusahaan telah menyatakan minat untuk beroperasi di sana.

Pada 28 Maret lalu, OKX juga mengumumkan bahwa mereka telah mendirikan entitas perusahaan Hong Kong untuk meluncurkan layanan aset virtual atau kripto di sana.

Terkait kabar ini, Lennix Lai, selaku OKX Managing Director of Global Institutional, mengaku pihaknya melihat potensi besar di Hong Kong. Mereka berkomitmen untuk berinvestasi dalam talenda dan bekerja dengan regulator selama 5 tahun ke depan untuk terus membangun ekosistem lokal.

“Melalui rezim regulasi yang baru, pemerintah Hong Kong telah menciptakan kerangka peraturan yang kuat dan kondisi yang tepat bagi Hong Kong untuk menjadi crypto hub terdepan di dunia. Kami menantikan mengajukan permohonan lisensi operasi yang relevan melalui entitas Hong Kong kami,” terang Lennix Lai.

Sebelumnya pada 20 Februari lalu, Justin Sun, tokoh utama di balik blockchain TRON, mengumumkan bahwa crypto exchange Huobi mengajukan permohonan lisensi perdagangan kripto di Hong Kong. Crypto exchange yang diperkirakan turut dikuasai Justin Sun itu pun berniat meluncurkan Huobi Hong Kong yang akan berfokus pada penyediaan layanan perdagangan kripto untuk investor institusional dan ritel berpenghasilan tinggi.

Namun, masih ada sejumlah perusahaan lain mempertanyakan berapa keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi mereka di Hong Kong, serta berapa biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan lisensi operasi di sana.

Beberapa pihak memandang regulasi Hong Kong bagi centralized exchange (CEX) dan perdagangan kripto ritel, yang akan dibatasi pada token kripto yang sangat likuid dan terkenal, seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH), terlalu konservatif.

Bagaimana pendapat Anda tentang langkah Bybit untuk berekspansi ke Hong Kong? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori