Banyak laporan yang beredar menyatakan bahwa crypto exchange tidak bersedia mengikuti sanksi ekonomi terhadap Rusia. Pernyataan ini dibantah tegas oleh CEO sekaligus pendiri FTX, Sam Bankman-Fried.
Sam Bankman-Fried, atau yang lebih akrab disapa SBF, membagikan pandangannya dalam sebuah wawancara dengan Reuters, saat dijumpai dalam acara Konferensi Asosiasi Industri Berjangka (Futures Industry Association Conference) di Boca Raton, Florida.
“Saya sangat frustrasi dengan pesan yang industri kami terima tentang (tuduhan) ini,” ujarnya.
Sam Bankman-Fried menambahkan bahwa pernyataan seperti itu bisa membahayakan pertumbuhan industri kripto akibat potensi mispersepsi yang mungkin muncul.
“Saya pikir (tuduhan) ini pada dasarnya hanya anti-regulasi,” imbuhnya.
Dari sejak konflik antara Ukraina dan Rusia muncul, timbul banyak kekhawatiran bila Rusia dapat memanfaatkan aset kripto untuk menghindari sanksi. Untuk mencegah hal ini, sejumlah pejabat tinggi pemerintah, seperti Wakil Perdana Menteri Ukraina, telah meminta sejumlah crypto exchange agar memberlakukan larangan total terhadap Rusia.
Di waktu yang sama, Hilary Clinton juga mengungkapkan kekecewaannya kepada sejumlah exchange yang menolak memberlakukan larangan total.
Meski demikian, Sam Bankman-Fried telah menyatakan bahwa perusahaannya telah mengambil peran dengan memutus dukungan bagi pihak yang terkena sanksi. FTX juga sudah menghentikan seluruh hubungan mereka dengan bank-bank di Rusia. Larangan total pada bank di Rusia telah menutup celah bagi para pihak yang ingin memanfaatkan FTX sebagai jalan untuk mengakali sanksi.
Akan tetapi, pengguna FTX di Rusia tetap masih bisa trading. FTX tetap memberlakukan pengecekan anti pencucian uang dan melaporkan aktivitas di Rusia kepada Kementerian Keuangan Amerika Serikat.
Bagaimana dengan Crypto Exchange Lainnya?
Sejumlah crypto exchange, seperti Binance, Coinbase, dan Kraken, telah menyatakan penolakannya atas ajakan untuk memblokir pengguna Rusia. Menurut mereka, pemblokiran tersebut berlawanan dengan prinsip libertarian dalam teknologi blockchain.
Salah seorang juru bicara Binance menyampaikan bahwa mereka tidak akan membekukan jutaan akun pengguna yang tak bersalah secara sepihak. Sementara itu, CEO Coinbase, Brian Armstrong, menuliskan pada Twitter miliknya bahwa ia yakin setiap orang berhak atas akses terhadap layanan keuangan dasar, kecuali hukum menyatakan sebaliknya.
Namun, mereka tetap mengikuti aturan sanksi secara parsial. Binance sudah mendeklarasikan tidak akan menerima pembayaran menggunakan kartu dari bank Rusia yang terkena sanksi, sedangkan Coinbase telah memblokir 25.000 alamat yang diduga terlibat aktivitas mencurigakan.
Sejumlah bank Rusia pun sudah didepak dari SWIFT. Platform penyedia layanan pembayaran ternama, seperti Mastercard dan Visa, juga sudah menghentikan operasinya di Rusia. Menurut sejumlah ekonom, sanksi ini akan menciutkan perekonomian Rusia sebanyak 5%.
Sebagai tambahan, volume perdagangan antara rubel dan bitcoin juga mengalami penurunan.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.