CEO Galaxy Digital, Mike Novogratz, mengatakan bahwa market kripto yang lebih luas sedang lesu atau kurang antusias. Hal itu terutama karena investor institusional diperkirakan sedang menghindari instrumen berisiko tinggi.
Dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada hari Kamis (1/6), pemimpin dari perusahaan manajemen investasi ini mengatakan bahwa sementara para investor ritel yang relatif kecil menambah stabilitas market kripto dengan kepemilikan sederhana mereka, kurangnya pembeli dalam skala besar menjadi perhatian.
“Ada tawaran konstan dari ritel. Kami melihat melalui semua platform, dan tidak ada banyak kegembiraan dari institusional saat ini,” kata Mike Novogratz.
Klaim itu dibenarkan oleh kepala penelitian Coinshare, James Butterfill. Dalam laporan pada Rabu (31/5) lalu, dia merinci bahwa pembelian institusional pada aset digital mengalami arus keluar (outflows) sebesar US$39 juta pada minggu lalu. Angka tersebut mewakili arus keluar selama 6 minggu berturut-turut dengan total US$272 juta.
Dua Perkembangan di Asia Bisa Beri Pengaruh
Terlepas dari hal itu, Mike Novogratz menunjukkan pada 2 perkembangan signifikan di Asia yang dapat membantu mengubah arus permainan di pasar kripto.
Pertama, dia menunjukkan bahwa aplikasi media sosial terpopuler Cina, WeChat, sekarang menawarkan kutipan harga Bitcoin di aplikasinya. Hal ini dinilai sebagai tonggak penting mengingat popularitasnya. Saat ini, WeChat memiliki sekitar 1,3 miliar pengguna aktif bulanan.
Kedua, Mike Novogratz melihat Hong Kong yang kini secara resmi mulai mengizinkan pelanggan ritel untuk berdagang kripto di crypto exchange yang diregulasi. Ini dinilai merupakan sebuah indikasi meningkatnya adopsi di Asia.
Investor Institusional Meredam Aktivitasnya
Sebelumnya, Tommy Honan, yang merupakan kepala strategi produk dari crypto exchange Australia Swyftx, mengatakan bahwa dia setuju bahwa market kripto telah ‘gagal’ selama sebulan terakhir.
“Tingkat aktivitas di kalangan investor institusional jelas lebih diredam. Namun, bukan hanya institusional, investor ritel juga terpukul oleh tekanan biaya hidup,” jelas Tommy Honan.
Dia memperkirakan akan ada pemulihan harga yang kuat ketika perusahaan besar memutuskan untuk masuk kembali ke market kripto.
“Institusional akan kembali ke market ini dan ketika mereka melakukannya, mereka akan kembali dengan keras. Saya hanya tidak berharap itu terjadi di Amerika Serikat (AS) sampai salah satu dari dua hal itu terjadi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa pihaknya mengamati perkembangan di Hong Kong dengan sangat cermat. Jika Hong Kong digunakan oleh Cina daratan sebagai tempat pengujian adopsi kripto yang lebih aman, itu akan menjadi penarik market yang signifikan.
“Kita semua telah mencari pemicu bull market berikutnya ke Barat. Mungkin kita seharusnya melihatnya ke Tmur,” imbuhnya.
Alasan Gairah pada Market Kripto Turun
Indikasi bahwa market kripto sedang turun sebenarnya dapat turut diamati dari gerak-gerik di Binance, selaku crypto exchange terbesar di dunia.
Sejak mengakhiri promosi perdagangan tanpa biaya, pangsa pasar Binance terpantau telah menyusut mulai Maret lalu. Selain itu, para trader mungkin saja lebih khawatir sejak Binance mendapat gugatan dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).
Menurut data CCData, porsi volume perdagangan di spot market Binance turun dari puncak sekitar 63% pada bulan Februari menjadi 44% pada awal Mei. Sedangkan, untuk volume perdagangan derivatives market Binance, turun dari 77% pada Maret lalu menjadi 66% pada minggu lalu.
Pada hari Selasa pekan ini, mulai ramai pembahasan tentang Bitcoin dan aset kripto lainnya yang diperdagangkan dengan harga diskon di Binance Australia dibandingkan dengan crypto exchange lain di negara itu.
Hal ini dapat terjadi karena para trader mungkin saja mulai bergegas untuk mencairkan kepemilikan kripto mereka. Sebab, pada 18 Mei lalu, para pengguna Binance Australia mengalami kendala deposit dan penarikan dolar Australia.
Selain itu, muncul kekhawatiran yang berkembang tentang debanking industri kripto. Sebab, ada kecurigaan bahwa regulator AS dan sejumlah regulator di negara lainnya ingin memutus akses industri kripto ke layanan perbankan. Pada gilirannya, hal ini juga bisa memperlambat adopsi kripto secara luas di kalangan investor institusional.
Krisis bank di AS pada Maret lalu telah memicu kekhawatiran tentang jumlah bank ramah kripto yang menyusut. Sebab, Silvergate Capital, Silicon Valley Bank (SVB), dan Signature Bank, adalah perbankan yang terseret dalam pusaran krisis perbankan di tahun 2023.
Ketiga bank tersebut memiliki pelanggan dari industri kripto. Adapun Silvergate dan Signature, khususnya, dinilai menjadi bagian penting dari industri kripto. Pada kenyataannya, kejadian ini menambah parah sentimen negatif bagi adopsi kripto secara luas.
Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi market kripto yang sedang turun? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.