Oscar Darmawan, CEO Indodax, mengatakan bahwa sektor GameFi di Tanah Air bakal semakin memiliki banyak peminat.
Kondisi pasar kripto yang belum sepenuhnya pulih sepertinya tidak begitu berpengaruh terhadap minat para gamers untuk mencicipi GameFi.
Beberapa token yang berhubungan dengan game play-to-earn (P2E) juga mulai menunjukkan tajinya dengan terus merangkak naik. Misalnya, token milik The Sandbox (SAND) yang sejak awal tahun ini sampai dengan hari ini (5/5) sudah melonjak 48,23%. Kemudian, token Axie Infinity Shards (AXS) yang dikenal sebagai pelopor konsep game P2E, naik 25,12%.
Melihat hal tersebut, Chief Exeutive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan, menuturkan hal tersebut menunjukkan bahwa GameFi yang berbasis non-fungible token (NFT) makin diminati oleh banyak orang. Di Indonesia, penggunaan NFT sendiri mulai dikenal secara luas sejak kemunculan Ghozali Everyday.
“Konsep GameFi berbeda dengan game pada umumnya yang justru menggunakan konsep Pay to Play. Dengan play-to-earn, para pegiat game justru mendapatkan keuntungan berupa reward yang bisa didapatkan jika berhasil menyelesaikan tugas tertentu. Reward yang diberikan berupa kripto yang bisa diperjualbelikan di crypto exchange,” jelasnya dalam keterangan yang diterima BeInCrypto.
Kehadiran GameFi juga ikut mendorong penggunaan NFT. Pasalnya, untuk bisa merasakan sensasi permainan yang sebenarnya, para pemain juga bisa mendapatkan NFT yang bisa digunakan sebagai in-game item. Terlebih lagi, beberapa dari jenis aset digital tersebut juga bisa digunakan sebagai jaminan dalam protokol decentralized finance (DeFi). Hal itulah yang akhirnya membuat GameFi, NFT, dan kripto menjadi tidak terpisahkan.
Metaverse Bisa Berikan Dorongan Positif
Oscar optimistis bahwa kehadiran metaverse, NFT, dan adopsi blockchain yang terus bertambah masif akan mendorong ketertarikan terhadap GameFi. Selain itu, beberapa pengembang game tradisional yang masuk ke dalam ekosistem GameFi; seperti Sony, Activision, dan Electronic Arts, akan menambah semarak sektor gaming ini.
“Para developer game konvensional yang sudah punya nama besar di industri, bisa membuat game dengan konsep GameFi, atau sebaliknya, developer GameFi bisa menggandeng game ternama untuk melengkapi kekurangan yang ada di game konvensional pada umumnya. Mulai dari token kripto yang bisa dipakai untuk membeli beberapa fitur, ataupun penjualan aset melalui teknologi blockchain yang dirasa jauh lebih aman dan transparan serta unik dan mudah dilacak,” tambah Oscar.
Sony sendiri sudah menunjukkan minatnya terhadap pengembangan Web3, dengan mengikuti putaran pendanaan sebesar US$2 miliar kepada Epic Games bersama KIRKBI. Langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu strategi untuk membangun metaverse dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Tak berhenti di situ, akhir tahun lalu Sony juga mengumumkan penerbitan paten untuk NFT.
Messari Sebut Pengguna GameFi Menurun sejak Oktober
Meski begitu, rupanya data dari Messari justru mengungkapkan sebaliknya. Menurut data Messari, jumlah pengguna GameFi sejak Oktober tahun lalu sampai dengan Januari terus mengalami penurunan. Bahkan, penyusutannya mencapai 34%, yang diikuti dengan menurunnya rata-rata tingkat pendaftaran setiap bulannya.
Alhasil, fakta tersebut pun mengundang tanya—apakah kehadiran GameFi masih cukup mumpuni untuk mendongkrak adopsi kripto atau tidak.
Bagaimana pendapat Anda tentang proyeksi industri GameFi di masa mendatang? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.