Trusted

Citi Group: “Robinhood Berpotensi Jadi Korban Terbaru Keruntuhan FTX”

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Citi Group menurunkan Robinhood ke posisi netral dari yang sebelumnya berada di posisi beli. Sebab, harga HOOD telah turun 88% dari level tertingginya sepanjang masa (ATH).
  • Sam Bankman-Fried memiliki 7,6% saham di Robinhood.
  • Komunitas berspekulasi bahwa terdapat masalah likuiditas di Robinhood. Apakah mereka akan bernasib sama dengan FTX?
  • promo

Bursa FTX telah menyeret beberapa bursa beserta perusahaan lainnya dan membuat mereka bangkrut bersama dengen perusahannya. Lantas, mungkinkah Robinhood akan menjadi korban terbaru pusaran kebangkrutan FTX selanjutnya?

Runtuhnya FTX yang dulunya sempat mendapat gelar sebagai bursa terbesar kedua di dunia itu telah menorehkan dampak negatif ke beberapa perusahaan dan protokol lainnya. Sejumlah investor bahkan telah kehilangan miliaran dolar akibat eksposur langsung maupun tidak langsung mereka dengan FTX. Tapi, apakah platform investasi saham dan kripto Robinhood juga akan segera menjadi korban terbarunya?

Robinhood Lagi dalam Masalah?

Kondisi pasar global secara keseluruhan dan juga terjangan crypto winter sangat berdampak pada harga saham Robinhood (HOOD). Harga saham mereka bahkan tercatat anjlok sedalam 88% dari level tertingginya sepanjang masanya (ATH) pada Agustus 2021 lalu.

Grafik saham Robinhood (HOOD)
Grafik saham HOOD | Sumber: TradingView

Menurut laporan CNBC, Christopher Allen, analis di Citi Group, telah menurunkan posisi saham tersebut menjadi netral, setelah sebelumnya ada di posisi beli. Namun, sang analis juga melihat adanya potensi jangka panjang pada saham HOOD sendiri.

“Kami melihat prospek [yang] beragam dari sini, mengingat potensi risiko utama dari proposal struktur pasar SEC yang akan datang, prospek pasar ekuitas yang penuh keraguan, dan potensi dari FTX yang berdampak pada pendapatan perdagangan kripto serta basis pelanggan.”

Christopher Allen — analis Citi Group

Selain itu, Sam Bankman-Fried (SBF) telah membeli 7,6% saham Robinhood pada awal tahun ini. Oleh karena itu juga, muncul ketakutan bahwa posisinya juga akan terkena likuidasi dalam waktu dekat ini. Namun, menanggapi hal tersebut, CEO Robinhood, Vlad Tenev, mengatakan kepada CNBC bahwa saham SBF akan dikunci dalam proses kebangkrutan. Pasalnya, otoritas Bahama telah menangkap pendiri bursa yang bermasalah itu hari ini (14/12).

Akankah Bernasib Sama seperti FTX?

Awal bulan ini, Robinhood memperkenalkan rencana Individual Retirement Account (IRA) dengan kecocokan 1%. IRA Match adalah tambahan 1% yang ditambahkan Robinhood ke IRA pelanggannya untuk memberikan kontribusi yang memenuhi syarat dan menguncinya setidaknya selama lima tahun.

Alhasil, komunitas pun banyak yang berspekulasi bahwa ada masalah likuiditas di Robinhood karena mereka berusaha mati-matian untuk membuat pelanggannya mengunci dana mereka dengan produk tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang situasi terkini dari Robinhood pasca kebangkrutan FTX? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori