Lihat lebih banyak

Citi Melihat Efek Domino dalam Krisis Kripto Tampaknya Mulai Berhenti

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Citi menjelaskan bahwa ‘kemungkinan atas ketakutan efek domino atau penularan dari krisis kripto telah mencapai puncaknya dan tampaknya mulai berhenti’.
  • Analis Citi, Joseph Ayoub, mencatat bahwa efek domino dari krisis di market kripto kali ini dipicu oleh runtuhnya algorithmic stablecoin UST pada bulan Mei 2022.
  • Dalam tanda positif lebih lanjut, arus keluar stablecoin telah dibendung dan arus keluar dari crypto exchange-traded-funds (ETF) juga telah stabil dalam beberapa pekan terakhir.
  • promo

Citi dalam sebuah catatan kepada para klien pada hari Kamis (21/7) menjelaskan bahwa ‘kemungkinan atas ketakutan efek domino atau penularan dari krisis kripto telah mencapai puncaknya dan tampaknya mulai berhenti’.

Hal ini mengacu dari banyaknya perusahaan kripto yang telah mengungkapkan bahwa mereka memiliki eksposur ke rekanan yang mengalami krisis. Kemudian, pengajuan kebangkrutan sejumlah pemain seperti Three Arrows Capital (3AC), Voyager, dan Celsius. 

Terakhir, Lido Staked ETH (stETH) mulai mendekati keseimbangan dengan harga Ethereum. Indikasi diskon harga stETH dengan harga ETH telah menyempit, menunjukkan beberapa tekanan likuiditas mungkin telah berlalu.

Analis Citi, Joseph Ayoub, mencatat bahwa efek domino dari krisis di market kripto kali ini dipicu oleh runtuhnya algorithmic stablecoin TerraUSD (UST) pada bulan Mei 2022. Fase deleveraging akut kini telah selesai mengingat banyak broker dan market maker besar di sektor kripto telah mengungkapkan eksposur mereka.

Dalam tanda positif lebih lanjut, arus keluar stablecoin telah dibendung dan arus keluar dari crypto exchange-traded-funds (ETF) juga telah stabil dalam beberapa pekan terakhir. Selain itu, exchange & futures leverage disebut juga telah jinak.

Market Kripto Belum Bisa Pengaruhi Ekonomi Makro

Adapun volatilitas di market kripto pada bulan Mei dan Juni 2022 menghasilkan sejumlah dislokasi intra-market. Salah satunya adalah perbedaan antara harga Bitcoin di Coinbase dalam dolar Amerika Serikat (USD) versus harga Bitcoin di Binance dalam Tether USD (USDT).

Harga di Coinbase biasanya premium, yang dapat mencerminkan pendatang baru atau permintaan institusional. Namun, harganya berubah menjadi diskon pada Mei lalu. Untungnya, harga premium di Coinbase ini sekarang juga telah kembali ke level historis, yang dapat menunjukkan berkurangnya tekanan pada market kripto.

Citi mengatakan bahwa market kripto mungkin terlalu kecil dan terisolasi untuk memiliki efek limpahan ke financial market atau ekonomi yang lebih luas. 

Sebagai catatan, market cap atau kapitalisasi pasar kripto secara global baru-baru ini mencapai US$1,03 triliun atau lebih rendah dari market cap kripto pada November 2021 yang sempat menyentuh US$3 triliun. Jelas, angka ini masih kecil bila dibandingkan dengan equity market AS yang mencapai sekitar US$34 triliun. Meski demikian, market kripto dinilai masih dapat memengaruhi sentimen para investor.

“Kami percaya sebagian besar perusahaan keuangan arus utama sedang menunggu kejelasan peraturan lebih lanjut atau masih pada tahap awal mengeksplorasi investasi kripto. Oleh karena itu, kami tidak berpikir, dengan sendirinya, kesulitan di market kripto akan meluas ke penularan yang lebih luas,” jelas laporan Citi.

Institusi Besar Jual Bitcoin Senilai US$5,5 Miliar sejak Mei 2022

Sejak 10 Mei 2022, sejumlah institusi besar telah menjual 236.237 Bitcoin atau setara dengan US$5,5 miliar.

Umumnya, para institusional dianggap sebagai pemain jangka panjang karena mereka memiliki strategi membeli ketika harga Bitcoin turun, menyimpan aset yang dibeli, untuk kemudian menikmati keuntungan di masa depan. Namun, dengan krisis likuiditas yang melanda, narasinya jadi agak berubah.

Analis di Arcane Research, Vetle Lunde, pada hari Kamis (21/7) mencatat bahwa sebagian besar institusi ini terpaksa menjual Bitcoin mereka. Dia menunjukkan bahwa semua ini dimulai dari tragedi yang dipicu Do Kwon dan timnya.

“Saat Luna Foundation Guard [entitas afiliasi proyek Terra yang mengelola cadangan Bitcoin dan diharapkan dapat menjaga harga stablecoin TerraUSD (UST) tetap stabil dengan dolar AS] mencapai target cadangan Bitcoin senilai US$3 miliar, dibutuhkan 5 hari sebelum harga UST berantakan, dan cadangan 80.000-an BTC dikerahkan dalam upaya putus asa untuk menstabilkan harga UST. [Native token Terra] LUNA runtuh, menyebabkan penularan dan lebih banyak pada tekanan di sisi jual,” jelas Vetle Lunde.

Setelah hal ini terjadi, market mulai memburuk, dan para penambang ditekan untuk memulai penjualan atas kepemilikan Bitcoin mereka. Para penambang diketahui menjual 4.456 Bitcoin pada bulan Mei lalu.

Pada waktu yang sama, Tesla menjual 75% kepemilikan Bitcoin mereka. Arcane Research memperkirakan bahwa Tesla menjual 29.060 Bitcoin mereka dengan harga rata-rata US$32.209.

Memasuki bulan Juni 2022, muncul kabar inflasi AS yang meningkat, membuat bangkrut sejumlah whale yang sudah berada di bawah tekanan setelah kehancuran spektakuler Terra-LUNA-UST. Pada bulan ini juga, Celsius mulai menghentikan penarikan, krisis 3AC, serta BlockFi dan Voyager pun turut terkuak.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori