Lihat lebih banyak

CLO Ripple Yakin Bank-Bank AS Akan Segera Gunakan XRP untuk Pembayaran Lintas Batas

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ripple yakin bahwa banyak bank di Amerika Serikat (AS) akan mulai menunjukkan minat untuk mengadopsi XRP dalam pembayaran lintas batas.
  • Pihak Ripple berharap bisa memulai pembicaran dengan sejumlah perusahaan keuangan AS tentang penggunaan produk On-Demand Liquidity (ODL), yang menggunakan XRP untuk transfer uang.
  • Kabar ini datang setelah keputusan ringkasan di pengadilan pada 13 Juli lalu mengatakan bahwa aset kripto XRP itu sendiri belum tentu merupakan sekuritas (efek).
  • promo

Ripple yakin bahwa banyak bank di Amerika Serikat (AS) dan sejumlah lembaga keuangan lain di negara itu akan mulai menunjukkan minat untuk mengadopsi XRP sebagai aset kripto dalam pembayaran lintas batas.

Kabar ini datang setelah keputusan ringkasan di pengadilan pada 13 Juli lalu mengatakan bahwa aset kripto XRP itu sendiri belum tentu merupakan sekuritas (efek).

Perusahaan yang berbasis di San Francisco, AS, ini mengharapkan memulai pembicaran dengan sejumlah perusahaan keuangan AS tentang penggunaan produk On-Demand Liquidity (ODL), yang menggunakan XRP untuk transfer uang.

Chief Legal Officer (CLO) Ripple, Stuart Alderoty, mengatakan bahwa hal itu dapat terjadi pada kuartal III/2023.

Sebagai catatan, pertarungan hukum dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS, setidaknya telah membuat ada pelanggan dan investor yang menarik diri hubungan dengan Ripple.

Pada Maret 2021, MoneyGram, raksasa transfer uang di AS, menghentikan kemitraan dengan Ripple. Sementara itu, Tetragon, investor yang berbasis di Inggris yang sebelumnya mendukung Ripple, pada awal 2022 menjual sahamnya kembali ke Ripple setelah gagal menuntut perusahaan untuk menebus uangnya.

Berharap Nasabah Lebih Nyaman

Saat ditanya CNBC apakah keputusan hakim berarti bank-bank AS akan kembali ke Ripple untuk menggunakan produk ODL mereka, Stuart Alderoty mengatakan, “Saya pikir jawabannya adalah ya.”

Sebagai catatan, Ripple juga mengandalkan blockchain dalam bisnisnya untuk mengirim pesan antar bank seperti Swift yang saat ini telah eksis dan memiliki pengaruh signifikan di dunia keuangan tradisional (TradFi).

“Saya pikir, kami berharap bahwa keputusan hakim [terkait perkembangan terbaru SEC vs Ripple] akan memberikan kenyamanan bagi nasabah lembaga keuangan atau calon nasabah untuk setidaknya masuk dan memulai percakapan tentang masalah apa yang merak alami dalam bisnis mereka, [seperti] masalah dunia nyata dalam hal memindahkan nilai lintas batas tanpa mengeluarkan biaya yang tidak parah,” kata Alderoty.

Dia berharap pada kuartal ini akan menghasilkan banyak percakapan di AS dengan sejumlah pelanggan dan berharap beberapa percakapan itu benar-benar berubah menjadi bisnis nyata.

Perlu diketahui, Ripple saat ini mendapatkan sebagian besar bisnisnya dari luar AS. Stuart Alderoty mengatakan pelanggan dan pendapatannya semua didorong ke luar AS, meski masih memiliki banyak karyawan di dalam AS.

Sebagai informasi, Ripple memiliki lebih dari 750 karyawan secara global, dengan kira-kira setengahnya berbasis di AS.

CLO Ripple Akui Belum Capai Kemenangan Total

Terlepas dari berbagai pandangan optimis, Stuart Alderoty mengakui bahwa keputusan ringkasan pengadilan bukan kemenangan total bagi Ripple.

Dalam keputusan ringkasan pengadilan, disebutkan bahwa Penjualan Institusional yang dilakukan oleh Ripple terkait XRP, senilai sekitar US$728,9 juta, merupakan penawaran dan penjualan kontrak investasi yang tidak terdaftar, yang melanggar Bagian 5 dari Undang-Undang (UU) Sekuritas (efek) AS. Alasannya, Ripple menemukan investor yang membeli XRP dengan harapan bahwa mereka akan mendapat untung dari pekerjaan Ripple.

Alderoty mengaku bahwa perusahaannya akan mempelajari keputusan tersebut pada waktunya untuk melihat bagaimana hal tersebut memengaruhi bisnis mereka.

“Dia [Hakim Analisa Torres] menemukan, meskipun kami tidak setuju dengannya, penjualan kami sebelumnya langsung ke pembeli institusional memiliki atribut sekuritas dan seharusnya di daftarkan,” katanya.

Meski begitu, pihaknya mengeklaim bisnis Ripple saat ini tidak akan terpengaruh oleh komponen keputusan pengadilan AS karena pelanggannya sebagian besar berlokasi di luar AS.

“Kami akan mempelajari keputusan hakim, kami akan melihat kebutuhan klien kami untuk melihat market, dan melihat apakah ada situasi di sini yang sesuai dengan 4 sudut dari apa yang ditemukan hakim terkait institusional,” jelas Alderoty.

Menariknya, kabar kemenangan parsial Ripple dan kekalahan parsial SEC di pengadilan, mendorong XRP Army di Twitter menggemakan kembali pernyataan Yoshitaka Kitao, CEO SBI, salah satu perusahaan jasa keuangan terbesar di Jepang.

Pernyataan yang disampaikan oleh salah satu investor Ripple pada Februari 2019 itu berbunyi setiap bank di Negeri Sakura akan menggunakan XRP pada tahun 2025.

Bagaimana pendapat Anda tentang keyakinan CLO Ripple tentang penggunaan XRP oleh bank di AS? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori