Co-founder Tether Reeve Collins kini merancang proyek stablecoin anyar bernama Pi Protocol. Ia berambisi merevolusi pencetakan stablecoin dengan pendekatan demokratis serta menawarkan imbal hasil guna memacu adopsi baru.
Regulasi stablecoin AS yang akan segera hadir bisa menjadi momentum emas bagi Pi Protocol untuk mencuri panggung. Smart contract-nya akan menaruh bobot besar pada obligasi Treasury, membangun cadangan yang lebih transparan—area di mana USDT Tether selama ini kurang optimal.
Mampukah Pi Protocol Tandingi Tether?
Collins telah menyaksikan lanskap stablecoin berubah drastis sejak melahirkan Tether pada 2013. Sebagai CEO perdana, ia kemudian melepas kendali kepada pemilik Bitfinex pada 2015. Kini, ia tetap menjadi figur vokal dan berpengaruh di industri ini.
Kemarin (18/2), Collins mengumumkan dukungannya untuk proyek stablecoin anyar yang digadang-gadang sebagai pesaing Tether, menamainya Pi Protocol.
“Kami melihat Pi Protocol sebagai fase berikutnya dalam evolusi stablecoin. Tether telah membuktikan betapa besarnya permintaan atas stablecoin. Namun, mereka menyimpan semua imbal hasil. Setelah satu dekade berlalu, pasar sudah matang untuk inovasi lebih lanjut,” ungkap Collins dalam sebuah wawancara.
Pi Protocol akan tampil beda dari Tether melalui sejumlah elemen krusial. Intinya, proyek ini akan mendesentralisasi proses minting alias pencetakan stablecoin via smart contract. Jika Tether saat ini memegang kendali penuh atas penerbitan USDT, Pi Protocol akan membuka akses bagi pengguna untuk menyetor kolateral atau jaminan mereka sendiri dan menikmati imbal hasil (yield) secara langsung.
Dengan pendekatan ini, pengguna didorong untuk secara aktif menjaga ekosistem tetap sehat dan berkelanjutan.
Collins mengidentifikasi sejumlah alasan mengapa ini adalah waktu yang tepat bagi Pi Protocol untuk menantang Tether. Semua ini berpulang pada regulasi stablecoin. Tekanan untuk menghadirkan regulasi yang lebih ketat di AS kian menguat, yang bisa mengubah peta persaingan secara drastis bagi Tether.
Akhir tahun lalu, Tether terpaksa menarik diri dari UE akibat regulasi MiCA, dan regulasi AS yang akan datang berpotensi menghadirkan lebih banyak batu sandungan.
Regulasi Tetap Jadi Batu Ujian bagi Tether
Selama bertahun-tahun, Tether terus menghindari audit independen terhadap cadangannya, sementara Bitcoin tetap menjadi komponen dominan dalam neracanya. Regulasi baru kemungkinan besar akan mewajibkan stablecoin memiliki cadangan yang lebih transparan dan mayoritas tersimpan dalam obligasi Treasury.
Pi Protocol berupaya memanfaatkan celah ini dengan menerapkan standar kepatuhan lebih ketat, menuntut tingkat over-collateralization yang lebih tinggi dengan preferensi kuat pada obligasi Treasury.
Selain itu, Pi Protocol juga akan menerima berbagai bentuk jaminan lain di luar Treasury. Algoritma smart contract-nya akan mengevaluasi setiap aset yang diajukan secara ketat, meski tetap mendorong dominasi Treasury dalam pencetakan token baru.
Beberapa stablecoin mencoba menantang dominasi Tether di UE melalui MiCA, dan Pi Protocol berencana melakukan strategi serupa di AS.
“Proyek yang diklaim terdesentralisasi ini diharapkan debut di blockchain Ethereum dan Solana pada semester kedua tahun ini atau bahkan lebih cepat. Namun, detail finansialnya masih dirahasiakan,” tulis Marty Folb di X (sebelumnya Twitter).
Keunggulan branding lain bisa menjadi kartu as bagi Pi Protocol dalam kompetisi ini. Yang perlu digarisbawahi, proyek ini sepenuhnya tidak ada sangkut pautnya dengan Pi Network—salah satu proyek kripto paling populer saat ini.
Secara keseluruhan, Pi Protocol memiliki sederet keunggulan yang bisa membantunya menyalip Tether, namun USDT masih mencengkeram erat pasar stablecoin global. Kapitalisasi pasar stablecoin secara keseluruhan mencetak rekor tertinggi bulan ini, sementara dominasi USDT bertahan kokoh di angka 63%.

Untuk mencapai ambisi ini, dibutuhkan kombinasi keberuntungan, celah regulasi, serta dukungan investor. Namun, untuk saat ini, Collins nampaknya bertekad penuh untuk membawa visinya menjadi kenyataan.
Bagaimana pendapat Anda tentang gebrakan Co-founder Tether ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
