Demi mencegah kepanikan dan meningkatkan kepercayaan investor, bursa kripto asal India CoinDCX mengungkapkan jumlah cadangan dana alias Proof of Reserves (PoR) mereka. Aksi ini menjadikan mereka sebagai crypto exchange pertama di India yang melakukan transparansi dalam jumlah kepemilikan aset.
Berdasarkan laporan pada 15 Desember lalu, salah satu unicorn kripto asal India itu memiliki kewajiban sebesar US$155 juta dalam bentuk stablecoin Tether USD (USDT) dan lebih dari US$157 juta total cadangan dalam bentuk yang sama.
Sementara per hari Selasa (20/12), total jumlah POR CoinDCX mencapai 143,70 juta USDT. Jumlah cadangan terbesar berada di Ethereum yang mencapai 16.831,51 ETH atau mewakili 14,20%.
Kemudian di urutan kedua ada Bitcoin yang mencapai 1.176,32 BTC atau mewakili 13,78%. Sementara itu, di posisi ke-3 dan ke-4 terkait PoR CoinDCX, ada Shiba Inu (SHIB) dan Polygon (MATIC) yang masing-masing mewakili 9,46% dan 5,30% dari total cadangan.
Manajemen CoinDCX mengklaim bahwa mereka merupakan bursa kripto pertama di India yang menerbitkan laporan PoR. Menurut mereka, bila lebih banyak transparansi dilakukan, maka lebih banyak lagi kepercayaan yang bisa didapatkan dari konsumen.
“Audit dilakukan oleh firma akuntan SGCO & Co. LLP. Dari laporan audit, terbukti bahwa perusahaan kami sehat secara finansial dengan dukungan aset 1:1 dan tidak ada operasi cadangan fraksional,” jelas pihak CoinDCX.
Sejak keruntuhan FTX, transparansi dan perlindungan konsumen menjadi prioritas utama. Untuk itu, CoinDCX berniat untuk merilis laporan PoR mereka secara berkala setiap 3 bulanan sekali.
Senior VP CoinDCX Sebut Krisis FTX Tidak Signifikan bagi Industri Kripto India
Beberapa pelaku usaha kripto di India mengklaim bahwa hancurnya FTX tidak begitu berpengaruh terhadap lalu lintas investasi di sana. Hal itu dikarenakan sangat kecil kemungkinan investor India menggunakan platform asing.
Senior Vice President CoinDCX, Gaurav Arora, mengungkapkan bahwa hal yang terjadi pada FTX tidak berpengaruh terhadap volume transaksi perusahaan mereka. Bahkan, saat volatilitas sedang tinggi, volume yang terjadi di platform CoinDCX mengalami peningkatan.
“Volume kami naik 45% secara mingguan karena banyak orang yang justru memanfaatkan momentum untuk bertransaksi. Namun, tetap dalam hal persepsi dan kepercayaan pengguna, dampaknya sangat terasa,” jelas Senior Vice President CoinDCX itu.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh CoinSwitch yang menyebutkan bahwa mereka tidak menginvestasikan kembali aset kripto investor. Ditambah lagi, model bisnis yang dimiliki perusahaan ini bersifat langsung berdasarkan biaya dan komisi perdagangan.
Selain itu, WazirX yang merupakan salah satu bursa kripto terbesar di India pun mengaku bahwa volume transaksi platform mereka malah meningkat 7% hingga 8% ketika keruntuhan FTX. Vice President WazirX, Rajagopal Menon, menuturkan bahwa sebagian besar startup hub India berada di Dubai dan Singapura. Sehingga, kecil kemungkinan untuk terekspos dengan FTX.
Regulasi Kripto Bisa Efektif Lewat Kolaborasi Internasional
Beberapa pihak mengeluhkan bahwa hancurnya FTX merupakan buah dari ketidakjelasan aturan yang ada di sektor kripto.
Kementerian Keuangan India pun menuturkan hal yang sama. Undang-undang apa pun yang terkait kripto bisa efektif bila dilakukan secara kolaboratif dengan pihak internasional, baik dari sisi risiko dan manfaat.
Sebagai catatan, aksi yang dilakukan bursa kripto India mengikuti langkah yang dilakukan oleh beberapa bursa kripto global; seperti Binance, Huobi, dan Kraken yang sudah lebih dulu menyajikan PoR mereka. Hal ini diikuti pula oleh bursa kripto Indonesia, misalnya Indodax hingga Pintu, yang mengungkapkan bukti cadangan mereka.
Bagaimana pendapat Anda tentang langkah CoinDCX membagikan detail Proof of Reserves mereka? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.