COTI, pengembang blockchain yang terkenal dengan proyek yang beroperasi di Cardano dan jaringannya sendiri, pada Rabu (13/12) mengumumkan bahwa mereka memperkenalkan COTI V2, sebuah layer-2 (L2) Ethereum yang berfokus pada aspek privasi. Rencananya, proyek L2 ini akan diluncurkan pada tahun 2024.
Langkah strategis ini melibatkan blockchain andalannya, yang menggunakan teknologi Directed Acyclic Graph (DAG), berkembang menjadi L2 Ethereum.
L2 Ethereum dari COTI akan menekankan privasi pengguna untuk decentralized applications (dApps), sambil memanfaatkan keamanan dari mainnet Ethereum.
Juru bicara COTI mengatakan bahwa, “Perubahannya adalah infrastruktur COTI, yang sebelumnya merupakan protokol berbasis DAG, menjadi L2 yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM) dan berpusat pada privasi di Ethereum.”
Jaringan pengembangan atau devnet untuk COTI V2 dijadwalkan meluncur pada kuartal II/2024, diikuti dengan testnet dan rilis mainnet yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2024.
Berdasarkan data CoinGecko, harga native token COTI naik sekitar 7,6% dalam 24 jam terakhir dan naik sekitar 16,3% dalam 7 hari terakhir.
Teknologi COTI V2 Ingin Bersaing dengan Solusi ZK
COTI V2 akan menggunakan kriptografi untuk menjaga privasi transaksi. Mereka akan mengimplementasikan metode yang dikenal sebagai Garbled Circuits, yang disajikan sebagai alternatif dari solusi pelestarian privasi yang umum digunakan berdasarkan teknik zero-knowledge (ZK).
Pihak COTI mengeklaim bahwa mereka sedang membangun L2 Ethereum menggunakan teknologi baru yang 10 kali lebih cepat dan 10 kali lebih ringan dibandingkan solusi ZK.
Mereka percaya bahwa data sensitif yang dikirimkan sebagai informasi publik di blockchain adalah bug, bukan fitur. COTI V2 berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut dan menghadirkan privasi di ekosistem Ethereum.
Perlunya Privasi di Blockchain Publik
Tim COTI mengutip ucapan co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, yang pernah mengatakan, “Salah satu tantangan terbesar yang tersisa dalam ekosistem Ethereum adalah privasi. Secara default, apa pun yang masuk ke blockchain publik bersifat publik.”
Terkait masalah privasi, COTI mengaku telah lama memahami masalah tersebut dalam hal pembayaran.
“Konsumen dan pedagang tidak ingin riwayat pembayaran mereka dipublikasikan. Namun, privasi lebih dari sekadar pembayaran,” ungkap tim COTI.
Saat ini, dunia web3 menangani data sensitif untuk kasus penggunaan seperti decentralized finance (DeFi), artificial intelligence (AI), kesehatan, logistik, hingga protokol identitas.
“Kerahasiaan dan perlindungan data sangat penting dalam menjadikan blockchain publik cocok untuk penggunaan umum,” terang pihak COTI.
Oleh sebab itu, mereka berpikir L2 Ethereum yang menjunjung nilai-nilai privasi adalah tonggak berikutnya dari dunia web3. Tim COTI menilai waktunya telah tiba untuk membangun L2 Ethereum yang berfokus pada privasi.
Hubungan COTI dengan Cardano
Sebagai pengingat, COTI mengoperasikan Djed, sebuah decentralized stablecoin di blockchain layer-1 (L1) Cardano, yang dikembangkan bekerja sama dengan Input Output selaku perusahaan pengembang utama Cardano.
COTI juga menjalankan Ada Pay, layanan pembayaran di jaringan Cardano. Tim COTI mengonfirmasi bahwa mereka akan terus mengerjakan proyek berbasis Cardano.
“Pekerjaan COTI dengan Cardano terus berlanjut. Kami memiliki proyek yang dibangun di sana bernama Djed, dan itu akan terus ada di Cardano,” jelas tim COTI.
Lahir Sejumlah Proyek Privasi di Dunia Kripto
Terkait blockchain yang mengutamakan pentingnya privasi, Iron Fish pada bulan April lalu mulai merilis mainnet mereka.
Iron Fish yang mulai dikerjakan sejak tahun 2020, dirancang untuk menjadi cryptocurrency baru yang memungkinkan pembayaran dengan jaminan privasi yang kuat pada setiap transaksi dan mudah digunakan.
Founder dan CEO Iron Fish, Elena Nadolinski, menyatakan bahwa transaksi di jaringan Bitcoin dan Ethereum pada dasarnya tidak bersifat private, karena metode validasi transaksi mereka mengandalkan transparansi secara penuh.
Meskipun Bitcoin dan Ethereum memiliki alat pelindung privasi seperti crypto mixer service hingga smart contract khusus untuk menyamarkan dana, CEO Iron Fish menilai pada dasarnya hal itu cacat.
Untuk mencapai jaminan privasi yang kuat, dia menilai protokol cryptocurrency harus dibangun dengan privasi yang berfokus dari bawah ke atas. Iron Fish mengeklaim merupakan cryptocurrency yang melindungi setiap transaksi dengan menggunakan teknologi zk-SNARKs dan protokol Sapling.
Berdasarkan data CoinGecko, market cap atau kapitalisasi pasar terkait cryptocurrency pada sektor privasi mencapai sekitar US$6,3 miliar. Deretan 3 teratas cryptocurrency dalam kategori ini adalah Monero (XMR), Zcash (ZEC), dan Dash (DASH).
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.