Reku, crypto exchange asal Indonesia yang sebelumnya bernama Rekeningku.com, berhasil mendapatkan kucuran modal senilai US$11 juta yang dipimpin oleh AC Ventures (ACV). Suntikan dana segar ini merupakan bagian dari pendanaan Seri A yang didapatkan dari para investor termasuk Coinbase Ventures dan Sky Capital.
Indonesia memang tengah menjadi ‘gula-gula’ bagi investor asing, khususnya yang bergerak di bidang kripto. Salah satu alasannya adalah bonus demografi yang akan mencapai jumlah mengesankan pada tahun 2030 mendatang.
Pada tahun 2020 lalu, jumlah usia produktif atau angkatan muda Indonesia telah mencapai 140 juta dari total jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa. Industri kripto yang selama ini lekat dengan generasi muda dinilai juga dapat kebagian ‘durian runtuh’, karena ledakan bonus demografi. Oleh karena itu, berbagai perusahaan global perlahan mulai ikut mengembangkan ekosistem digital di Tanah Air untuk bisa lebih mudah melebarkan sayap bisnis mereka.
Tingginya Adopsi Kripto di Indonesia Jadi Alasan
Rencananya, modal yang diperoleh Reku akan digunakan untuk memperkuat sumber daya manusia perusahaan dengan menambah jumlah personel sebanyak 50 orang. Saat ini jumlah karyawan yang dimiliki Reku mencapai 80 orang.
Co-founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Reku, Sumardi Fung, mengatakan sudah bukan rahasia bahwa bisnis kripto di Indonesia mengalami lonjakan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun terdapat beberapa rintangan seperti pandemi Covid-19 dan juga resesi, tetapi nyatanya permintaan akan kripto di tingkat lokal tetap tinggi.
“Sampai sekarang kripto masih dianggap sebagai kelas aset yang rumit untuk dipahami. Untuk bisa masuk dan mengerti bagaimana peta bisnis dan juga pergerakannya, perlu ada panduan dan juga kepercayaan yang cukup atas platform yang mereka gunakan,” jelas Sumardi Fung.
Dengan hadirnya Reku, lanjut Sumardi Fung, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan kripto. Perihal keamanan dan perlindungan juga menjadi isu utama bagi Reku untuk bisa memberikan layanan semaksimal mungkin kepada nasabah di Tanah Air.
Putaran Pendanaan Institusional Pertama bagi Reku
Selain untuk menambah jumlah personel, perusahaan juga berencana membuat produk yang bisa memudahkan investor pemula untuk bertransaksi. CEO Reku mengakui bahwa injeksi modal yang baru saja mereka terima merupakan pendanaan pertama yang berasal dari institusi.
Membincang kinerja, Reku mengklaim berhasil mencapai nilai transaksi bruto sebesar US$3 miliar pada tahun 2021. Crypto exchange ini mengaku bahwa token yang mereka listing bukanlah sembarang token, melainkan aset kripto yang memang memiliki reputasi baik. Artinya, token tersebut harus kredibel dan memiliki likuiditas cukup untuk memberikan keamanan ekstra pada penggunanya.
Chief Compliance Officer Reku, Robby, menambahkan tentang kepatuhan terhadap Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti). Dia menjelaskan, perihal keamanan pengguna juga dimasukkan ke dalam setiap fitur Reku.
“Perusahaan mempertahankan pasar yang sepenuhnya adil dan transparan. Kripto masih terus berkembang di Indonesia, sehingga penting bagi konsumen untuk bisa mendapatkan perlindungan pada tingkat yang sama seperti di pasar yang lebih maju,” tambahnya.
Sementara itu, founder sekaligus managing partner ACV, Michael Soerijadji, menyampaikan antusiasmenya dalam pendanaan ini.
Dia mengatakan, “Dengan pengalaman pengguna yang intuitif dan memiliki biaya terendah di pasar, kami yakin Reku bisa menjadi pemimpin di Industri kripto yang dinamis.”
Penetrasi Internet Ikut Dorong Kemajuan Industri Kripto
Berdasarkan data Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam Profil Internet Indonesia 2022, tingkat penetrasi internet di Indonesia berada di level 77,02%. Ini artinya, sekitar 210,02 juta jiwa dari total 272,68 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2021 sudah terkoneksi dengan internet.
Bagi Sumardi Fung, ini akan menjadi modal dasar dalam pertumbuhan industri kripto. Pasalnya pada periode 2017 hingga 2018, pertumbuhan bisnis kripto tidak sebesar sekarang. Tingginya penetrasi internet dinilai akan mengarahkan komunitas untuk lebih leluasa menggunakan aset kripto.
“Logika di balik blockchain adalah, kita pasti bisa melihat masa depan ketika orang akan menuntut sistem keuangan yang transparan,” jelas sang CEO Reku.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.